Mangga, buah tropis yang manis dan segar, jadi favorit banyak orang. Rasanya yang lezat dan kandungan nutrisinya membuat mangga jadi primadona. Tapi, tahukah Anda, di balik kelezatannya, mangga mengandung gula alami yang cukup tinggi, sekitar 46 gram. Ini artinya, ada beberapa kelompok orang yang perlu memperhatikan asupan mangga mereka.Bukan berarti mangga harus dihindari sepenuhnya, tapi penting untuk mengonsumsinya dengan bijak. Siapa saja yang perlu membatasi konsumsi mangga? Yuk, simak penjelasannya!
Rencana besar BYD untuk membangun pabrik otomotif terbesar di Asia Tenggara, tepatnya di Subang, Jawa Barat, ternyata tak semulus yang dibayangkan. Pabrik yang digadang-gadang akan menjadi basis produksi raksasa di ASEAN ini dikabarkan terkendala aksi premanisme dan gangguan dari oknum organisasi masyarakat (ormas).Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebelumnya menyatakan pabrik BYD di Indonesia ini akan menjadi yang terbesar di ASEAN. Lahan pabrik yang awalnya seluas 108 hektar, kini telah diperluas menjadi 126 hektar. General Manager BYD Asia-Pacific, Liu Xueliang, optimis pembangunan pabrik ini akan rampung lebih cepat dari pembangunan pabrik serupa di China dan Thailand. Dengan dukungan pemerintah, BYD menargetkan produksi komersial dimulai awal 2026.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker, mulai dari genetika hingga gaya hidup. Salah satu faktor yang sering terlupakan adalah konsumsi minuman tertentu. Mari kita bahas dua jenis minuman yang sebaiknya dibatasi untuk menjaga kesehatan dan mengurangi risiko kanker.Sebuah studi dari Cancer Council Victoria dan Melbourne University mengungkapkan hubungan mengejutkan antara minuman manis dan peningkatan risiko kanker. Riset yang melibatkan lebih dari 35.000 warga Victoria selama 12 tahun ini menemukan 3.283 kasus kanker terkait obesitas, termasuk kanker hati, ovarium, pankreas, dan kantong empedu. Yang menarik, peningkatan risiko ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh obesitas.
Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian di tahun 2015 pernah menyatakan industri gula nasional justru lebih diuntungkan dengan impor gula kristal mentah (GKM). Pernyataan ini muncul saat Lembong meminta keterangan saksi dalam persidangan dugaan korupsi impor gula periode 2015-2016.Dalam persidangan tersebut, Lembong bertanya kepada Roro Reni Fitriani, ASN Kementerian Investasi, mengenai pemberian insentif bebas bea masuk impor bahan baku dan mesin untuk merangsang investasi. Lembong menegaskan bahwa pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dianggap memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Reni pun membenarkan hal tersebut.
Jakarta, Kompas.com - Penetapan Direktur Pemberitaan JAK TV, Tian Bahtiar, sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) menuai sorotan. Tian diduga membuat berita negatif tentang Kejagung dan menerima uang Rp 487 juta. Ketua BPPA Dewan Pers, Bambang Santoso, menyarankan agar Kejagung seharusnya melaporkan dugaan pelanggaran tersebut ke Dewan Pers terlebih dahulu."Langkah yang lebih bijak adalah membawa dan mengadukan dulu ke Dewan Pers. Ini berkaitan dengan ranah etika jurnalistik dalam pembuatan berita," ujar Bambang, Selasa (22/4/2025).
Siapa sih yang tak suka alpukat? Teksturnya yang lembut dan rasanya yang gurih membuatnya jadi favorit banyak orang. Tapi, alpukat yang belum matang sempurna bisa merusak pengalaman menikmati buah lezat ini. Kematangan alpukat sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanannya. Yuk, simak tips jitu mematangkan alpukat agar siap dinikmati!Seperti yang dijelaskan dalam buku Teknologi Pascapanen Buah dan Sayuran Tropika karya Winarno (2013:142), kondisi penyimpanan dan perlakuan pascapanen sangat berpengaruh pada proses pematangan alpukat.
Bayangkan, hampir 700 ribu kali setiap harinya, Nomor Induk Kependudukan (NIK) kita digunakan untuk mengakses layanan BPJS Kesehatan. Data fantastis ini diungkap langsung oleh Dirjen Dukcapil, Teguh Setyabudi, saat penandatanganan kerja sama terbaru antara BPJS Kesehatan dan Dukcapil di Jakarta. Ternyata, dari 17 miliar total akses data kependudukan, sekitar 14% atau hampir 2 miliar akses berasal dari BPJS Kesehatan. Ini menjadikan BPJS Kesehatan sebagai institusi pengguna NIK terbesar dalam layanan publik.Bukan hanya melalui website, akses NIK untuk layanan BPJS Kesehatan juga dilakukan melalui beragam teknologi canggih. Mulai dari card reader, teknologi pengenalan wajah (face recognition), hingga Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang semakin praktis. Kerja sama antara BPJS Kesehatan dan Dukcapil ini, yang kini sudah diperbarui untuk keenam kalinya, menunjukkan komitmen kedua belah pihak dalam memanfaatkan teknologi demi kemudahan masyarakat.
Tak semua jurusan kuliah menuntut kemampuan matematika yang tinggi. Bagi kamu yang kurang suka berhitung, jangan khawatir! Masih banyak pilihan jurusan dengan prospek kerja menjanjikan yang minim hitung-hitungan. UTBK SNBT, jalur mandiri, semuanya membuka peluang untuk meraih masa depan cerah, bahkan tanpa harus jago matematika.Banyak bidang studi yang lebih fokus pada kreativitas, komunikasi, atau kemampuan analisis. Berikut beberapa jurusan kuliah yang cocok untuk kamu yang kurang menyukai matematika, tapi tetap ingin memiliki karir yang gemilang:
Jahe, kunyit, dan lengkuas – trio rempah ajaib yang tak hanya menyedapkan masakan, tapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan. Sayangnya, ketiga rempah ini rentan layu, berjamur, bahkan busuk jika tidak disimpan dengan benar. Nah, agar stok bumbu dapur Anda selalu prima dan siap pakai, yuk simak tips menyimpan jahe, kunyit, dan lengkuas di kulkas agar tetap segar dan aromatik!Banyak yang memilih menyimpan jahe, kunyit, dan lengkuas di kulkas agar tahan lebih lama. Seperti dijelaskan dalam buku Seri Pusaka Cita Rasa Indonesia: Ragam Lauk Pauk Jawa Bagian 1, ketiga rempah ini memang sering digunakan dalam masakan dan minuman tradisional. Menyimpannya di suhu ruang terlalu lama justru membuat mereka cepat rusak. Kulkas, dengan suhu dan kelembapan yang terkontrol, jadi solusi tepat untuk menjaga kesegaran, aroma, dan nutrisi ketiganya.
Profesor Rahmat Setiawan menyuarakan isu penting tentang kesejahteraan dosen, terutama dosen perguruan tinggi swasta (PTS), dalam tulisannya di Kompas.com (16 April 2025). Beliau dengan tajam menyoroti kenyataan bahwa mayoritas dosen di Indonesia berasal dari PTS, namun kesejahteraan mereka sering terabaikan. Padahal, kontribusi mereka dalam mencerdaskan bangsa, sebagaimana diamanatkan UUD 1945, tak kalah penting dari dosen negeri.Tulisan Prof. Rahmat menjadi advokasi yang kuat bagi dosen PTS. Beliau tak hanya mengungkap ketimpangan yang ada, tetapi juga menawarkan solusi konkret. Usulannya agar pemerintah mempertimbangkan skema pembiayaan tunjangan kinerja (tukin) untuk dosen PTS, baik melalui PTS masing-masing maupun langsung dari APBN, patut diapresiasi dan dikaji lebih lanjut.