Tom Lembong, Menteri Pertanian Sebut Industri Gula Nasional Lebih Untung jika Impor GKM, Benarkah Demikian?

Rabu, 23 April 2025 oleh aisyah

Tom Lembong, Menteri Pertanian Sebut Industri Gula Nasional Lebih Untung jika Impor GKM, Benarkah Demikian?

Tom Lembong: Industri Gula Nasional Lebih Untung Impor Gula Mentah, Kata Mantan Mentan

Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian di tahun 2015 pernah menyatakan industri gula nasional justru lebih diuntungkan dengan impor gula kristal mentah (GKM). Pernyataan ini muncul saat Lembong meminta keterangan saksi dalam persidangan dugaan korupsi impor gula periode 2015-2016.

Dalam persidangan tersebut, Lembong bertanya kepada Roro Reni Fitriani, ASN Kementerian Investasi, mengenai pemberian insentif bebas bea masuk impor bahan baku dan mesin untuk merangsang investasi. Lembong menegaskan bahwa pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dianggap memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Reni pun membenarkan hal tersebut.

Lembong kemudian mengutip risalah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. Dalam risalah tertanggal 28 Desember 2015 itu, Menteri Pertanian menyatakan impor GKM justru menguntungkan industri gula nasional karena memberikan nilai tambah. Impor GKM, lanjut Lembong, menciptakan lapangan kerja di industri pengolahan gula, di mana GKM diolah menjadi gula kristal putih (GKP) atau gula pasir untuk konsumsi masyarakat.

“Biar industri kita bekerja, biar ada lapangan pekerjaan, dan memberikan nilai tambah pada produk tersebut,” ujar Lembong.

Sebagai informasi, Lembong didakwa melanggar Pasal 2 atau Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Ia dituduh merugikan negara sebesar Rp 578 miliar karena menerbitkan kebijakan impor tanpa koordinasi dan menunjuk sejumlah koperasi, termasuk milik TNI dan Polri, untuk mengendalikan harga gula, alih-alih BUMN.

Berikut beberapa tips untuk memahami kebijakan impor gula:

1. Cari Tahu Sumber Informasi Terpercaya - Pastikan informasi yang Anda dapatkan berasal dari sumber yang kredibel, seperti situs pemerintah, lembaga riset, atau media massa terpercaya. Hindari informasi hoaks atau yang tidak jelas sumbernya. Contohnya, Anda bisa mengunjungi website Kementerian Perdagangan atau Badan Pusat Statistik.

2. Pahami Istilah-Istilah Kunci - Pelajari istilah-istilah penting terkait impor gula, seperti GKM, GKP, dan lainnya. Dengan memahami istilah-istilah ini, Anda akan lebih mudah memahami berita dan analisis terkait kebijakan impor gula. Misalnya, GKM adalah singkatan dari Gula Kristal Mentah.

3. Perhatikan Data dan Fakta - Analisis kebijakan impor gula harus didasarkan pada data dan fakta yang valid. Perhatikan angka-angka produksi, konsumsi, dan impor gula untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Misalnya, bandingkan data produksi gula nasional dengan kebutuhan konsumsi.

4. Lihat dari Berbagai Perspektif - Cobalah untuk melihat kebijakan impor gula dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi produsen, konsumen, maupun pemerintah. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Misalnya, pertimbangkan dampak impor terhadap petani tebu lokal dan juga ketersediaan gula bagi konsumen.

5. Ikuti Perkembangan Berita - Kebijakan impor gula dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, penting untuk terus mengikuti perkembangan berita dan informasi terbaru terkait kebijakan ini. Anda bisa berlangganan newsletter dari media massa atau mengikuti akun media sosial lembaga terkait.

Apa dampak impor GKM terhadap petani tebu lokal? (Pertanyaan dari Ani Wijaya)

Faisal Basri (Ekonom): Impor GKM memang bisa berdampak negatif bagi petani tebu jika tidak dikelola dengan baik. Pemerintah perlu memastikan harga gula di tingkat petani tetap stabil dan memberikan insentif agar mereka tetap berproduksi.

Mengapa pemerintah mengizinkan impor gula? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

Mendag Zulkifli Hasan: Impor gula dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama ketika produksi dalam negeri belum mencukupi.

Apa bedanya GKM dan GKP? (Pertanyaan dari Citra Dewi)

Arief Prasetyo Adi (Kepala Bapanas): GKM adalah gula mentah yang masih perlu diolah lebih lanjut, sedangkan GKP adalah gula pasir yang siap dikonsumsi.

Bagaimana cara pemerintah mengendalikan harga gula? (Pertanyaan dari Dedi Supriadi)

Sri Mulyani (Menteri Keuangan): Pemerintah menggunakan berbagai instrumen, seperti operasi pasar, penetapan harga eceran tertinggi (HET), dan impor untuk mengendalikan harga gula.

Apa peran koperasi dalam distribusi gula? (Pertanyaan dari Eka Lestari)

Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM): Koperasi berperan penting dalam distribusi gula hingga ke masyarakat, sehingga diharapkan dapat membantu menstabilkan harga di tingkat konsumen.

Bagaimana prospek industri gula nasional ke depan? (Pertanyaan dari Fajar Ramadhan)

Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian): Pemerintah optimis industri gula nasional akan semakin berkembang dengan adanya peningkatan produktivitas dan investasi di sektor hulu.