Trump Tiba,tiba Beri Sinyal Perang Tarif AS,China Berakhir Akankah Damai Terwujud?
Minggu, 20 April 2025 oleh aisyah
Akankah Perang Tarif AS-China Berakhir? Sinyal dari Trump
Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China mungkin akan mereda. Presiden AS Donald Trump memberi isyarat bahwa kenaikan tarif lebih lanjut mungkin tidak akan terjadi. Sebelumnya, AS telah mengenakan tarif hingga 245% terhadap produk China, yang dibalas China dengan tarif 145%.
“Saya tidak ingin tarif naik lebih tinggi lagi. Pada akhirnya, orang-orang akan berhenti membeli,” ujar Trump di Gedung Putih, Kamis (17/4), seperti dikutip Reuters. Ia bahkan mengisyaratkan kemungkinan menurunkan tarif yang sudah ada. Pernyataan ini muncul setelah Trump menangguhkan tarif balasan terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari, meskipun tetap memberlakukan tarif tambahan 10%.
“Jadi, saya mungkin tidak ingin menaikkan harga lebih tinggi atau bahkan tidak ingin naik ke level terakhir. Saya mungkin ingin menurunkan harga ke level yang lebih rendah,”
Meskipun AS membuka ruang negosiasi, implementasi tarif yang lebih tinggi masih mungkin terjadi. Pemerintah Indonesia, bersama negara-negara lain, memiliki waktu 60 hari untuk berunding dengan AS. Di sisi lain, China, yang awalnya membalas tarif Trump dengan tarif sebesar 145%, menyatakan tidak akan lagi terpancing dalam “permainan angka” tarif. Ini bisa diartikan sebagai sinyal bahwa China tidak akan menaikkan tarif lebih lanjut.
Trump mengklaim China telah aktif berkomunikasi sejak pengenaan tarif dan optimis kesepakatan dapat tercapai. Namun, beberapa sumber Reuters menyebutkan belum ada tanda-tanda konkret menuju kesepakatan tersebut. Trump sendiri enggan membahas detail negosiasi dengan Presiden Xi Jinping.
Sementara itu, nasib TikTok di AS masih menggantung. Trump kembali memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk mendivestasikan operasinya di AS. Ia mengindikasikan bahwa kesepakatan spin-off TikTok kemungkinan akan menunggu hingga permasalahan perdagangan dengan China terselesaikan.
Ketidakpastian perang dagang bisa berdampak pada bisnis. Berikut beberapa tips untuk menghadapinya:
1. Diversifikasi Pasar - Jangan hanya bergantung pada satu pasar. Sebarkan risiko dengan mencari pasar alternatif. Misalnya, jika ekspor utama Anda ke AS, coba jajaki pasar di Asia Tenggara.
2. Efisiensi Operasional - Pangkas biaya operasional yang tidak perlu untuk menjaga profitabilitas. Contohnya, negosiasi ulang kontrak dengan supplier atau optimalkan penggunaan energi.
3. Pantau Informasi Terkini - Ikuti perkembangan berita dan analisis terkait perang dagang agar dapat mengantisipasi dampaknya. Berlangganan newsletter dari lembaga riset ekonomi bisa membantu.
4. Inovasi Produk dan Layanan - Tingkatkan daya saing dengan mengembangkan produk atau layanan baru yang memiliki nilai tambah. Misalnya, menawarkan fitur kustomisasi produk.
5. Konsultasi dengan Ahli - Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli ekonomi atau konsultan bisnis untuk mendapatkan saran strategis. Mereka dapat membantu menganalisis risiko dan peluang di tengah ketidakpastian.
Apa dampak perang dagang terhadap ekonomi Indonesia, Bu Sri Mulyani?
(Sri Mulyani, Menteri Keuangan) Perang dagang menciptakan ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi ekspor Indonesia dan investasi asing. Pemerintah terus memantau situasi dan menyiapkan kebijakan untuk memitigasi dampak negatifnya.
Bagaimana pengusaha kecil bisa bertahan di tengah perang dagang, Pak Rosan Roeslani?
(Rosan Roeslani, Ketua Kadin) Penting bagi UMKM untuk berinovasi, meningkatkan efisiensi, dan mencari pasar alternatif. Kadin juga mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan kepada UMKM agar tetap kompetitif.
Apakah perang dagang ini akan segera berakhir, Pak Dino Patti Djalal?
(Dino Patti Djalal, diplomat) Situasinya masih dinamis dan sulit diprediksi. Meskipun ada sinyal positif, negosiasi masih berlangsung dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhirnya.
Apa saran Bapak untuk investor di tengah situasi ini, Pak Chatib Basri?
(Chatib Basri, ekonom) Investor perlu berhati-hati dan melakukan analisis risiko yang mendalam sebelum membuat keputusan investasi. Diversifikasi portofolio juga penting untuk meminimalisir dampak negatif.
Bagaimana perang dagang mempengaruhi harga barang konsumsi, Bu Felicia Tjandra?
(Felicia Tjandra, pengamat ekonomi) Perang dagang berpotensi menaikkan harga barang impor akibat tarif. Hal ini dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat.
Apa peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia dalam situasi ini, Pak Wishnutama Kusubandio?
(Wishnutama Kusubandio, pengusaha) Indonesia bisa memanfaatkan perang dagang untuk menarik investasi yang berpindah dari China. Kita perlu meningkatkan kemudahan berusaha dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.