Temukan Tantangan Nexus, Apakah QRIS Akan Tergantikan? Integrasi pembayaran masa depan

Selasa, 3 Juni 2025 oleh aisyah

Akankah Nexus Menggantikan QRIS? Inovasi Pembayaran Lintas Negara yang Perlu Kamu Tahu

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar QR Code pembayaran yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Perkembangannya sangat pesat dan memberikan kemudahan dalam bertransaksi.

Data terbaru menunjukkan betapa masifnya penggunaan QRIS. Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran, dan 56,28 juta konsumen yang aktif bertransaksi menggunakan QRIS. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara total, ada 2,6 miliar transaksi yang terjadi melalui QRIS pada kuartal pertama 2025, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Nilai nominal transaksi juga fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, naik 148,2% dari tahun sebelumnya. Bank Indonesia menargetkan 58 juta pengguna QRIS di tahun 2025 ini.

Temukan Tantangan Nexus, Apakah QRIS Akan Tergantikan? Integrasi pembayaran masa depan

Keuntungan Menggunakan QRIS

Lalu, apa saja sih keuntungan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran?

Keuntungan Bagi Konsumen:

  • Efisien dan Murah: Tidak perlu repot membawa uang tunai.
  • Aman: Terhindar dari risiko kehilangan uang, uang palsu, atau uang rusak.
  • Praktis: Tidak perlu bingung mencari uang pas karena nominal pembayaran selalu tepat.
  • Cepat: Proses pembayaran berlangsung dengan cepat dan mudah.

Keuntungan Bagi Penjual (Merchant):

  • Aman: Terhindar dari risiko menerima uang rusak atau palsu, kehilangan uang, atau menjadi korban pencurian/perampokan.
  • Praktis: Tidak perlu repot menyediakan uang kembalian.
  • Efisien dan Cepat: Proses transaksi menjadi lebih cepat dan efisien.

QRIS Lintas Negara (Cross Border)

Bank Indonesia juga mengembangkan QRIS lintas negara atau Cross Border. Ini adalah hasil kerjasama dengan beberapa negara, memungkinkan QRIS digunakan untuk pembayaran di negara-negara yang berpartisipasi. Saat ini, QRIS sudah bisa digunakan di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Negara lain seperti India, Korea Selatan, dan Arab Saudi sedang dalam tahap penjajakan.

Namun, penggunaan QRIS Cross Border masih memiliki kendala. Transfer dana dari merchant di Indonesia ke merchant partner di luar negeri memerlukan waktu 1-3 hari, meskipun konsumen bisa langsung menyelesaikan pembayaran.

Proyek Nexus: Solusi untuk QRIS Cross Border

Proyek Nexus hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Diprakarsai oleh Bank For International Settlement Innovation Hub (BISIH) dan diumumkan pertama kali pada tahun 2021, Nexus bertujuan menyatukan sistem pembayaran antar negara.

Setelah melalui uji coba pada tahun 2022-2023, Nexus kini memasuki tahap implementasi awal dan dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2026. Keunggulan Nexus dibandingkan QRIS adalah penyelesaian transaksi antar-merchant dapat dilakukan secara instan, bersamaan dengan pembayaran oleh konsumen.

Lima negara telah berkomitmen untuk bergabung dalam peluncuran perdana Nexus pada tahun 2026, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India. Bank Indonesia saat ini berperan sebagai pengamat (observer) dan berencana bergabung di masa mendatang, sesuai informasi dari laman resmi Bank Indonesia.

Negara-negara yang berpartisipasi telah memiliki sistem pembayaran instan serupa dengan QRIS, seperti PromptPay di Thailand, DuitNow di Malaysia, dan PayNow di Singapura.

Dengan QRIS, jika 10 negara ASEAN ingin mengadakan sistem pembayaran bilateral, dibutuhkan 45 koneksi terpisah. Nexus menyederhanakan proses ini dengan hanya memerlukan satu koneksi untuk menyatukan sistem pembayaran di 10 negara ASEAN.

Apakah Nexus Akan Merugikan QRIS?

Jawabannya adalah tidak. QRIS justru akan berkolaborasi dengan Nexus. QRIS akan tetap dapat digunakan, bahkan jangkauan penggunaannya akan semakin luas karena bisa digunakan untuk membayar transaksi di mana pun.

Merchant juga akan diuntungkan karena pembayaran antar-merchant akan diproses secara instan. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam proyek Nexus, seperti harmonisasi aturan perlindungan data pengguna, sistem keamanan siber, aturan tentang pencucian uang dan pendanaan terorisme lintas negara, serta kesiapan teknologi dan sumber daya manusia di setiap negara.

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN, berpotensi menjadi pemimpin dalam integrasi keuangan di kawasan ini jika sudah siap bergabung dengan proyek Nexus.

Ingin merasakan kemudahan pembayaran digital? Yuk, ikuti tips berikut agar kamu bisa memaksimalkan penggunaan QRIS dan bersiap menyambut kehadiran Nexus!

1. Aktifkan QRIS di Aplikasi Pembayaran Favoritmu - Hampir semua aplikasi pembayaran digital di Indonesia sudah mendukung QRIS. Pastikan kamu sudah mengaktifkan fitur QRIS di aplikasi yang sering kamu gunakan. Misalnya, GoPay, OVO, Dana, atau LinkAja.

Dengan mengaktifkan QRIS, kamu bisa langsung melakukan pembayaran di merchant yang menyediakan QRIS tanpa perlu membuka banyak aplikasi.

2. Manfaatkan Promo dan Diskon QRIS - Banyak merchant dan aplikasi pembayaran yang menawarkan promo dan diskon khusus untuk pembayaran menggunakan QRIS. Rajin-rajinlah mencari informasi promo ini agar kamu bisa lebih hemat.

Contohnya, kamu bisa mendapatkan cashback atau potongan harga saat berbelanja di supermarket atau makan di restoran tertentu dengan menggunakan QRIS.

3. Pantau Perkembangan Proyek Nexus - Proyek Nexus akan membawa perubahan besar dalam sistem pembayaran lintas negara. Ikuti berita dan informasi terbaru mengenai perkembangan proyek ini agar kamu tidak ketinggalan informasi.

Kamu bisa memantau berita dari Bank Indonesia atau media-media terpercaya lainnya.

4. Pastikan Keamanan Transaksi QRIS - Selalu perhatikan keamanan saat melakukan transaksi QRIS. Periksa kembali nominal pembayaran sebelum melakukan konfirmasi dan jangan pernah memberikan informasi pribadi seperti PIN atau password kepada siapapun.

Selain itu, pastikan kamu melakukan transaksi di merchant yang terpercaya.

Apa itu QRIS dan bagaimana cara kerjanya menurut pendapat Ibu Ani?

Menurut Ibu Ani, seorang pakar keuangan digital, QRIS adalah standar kode QR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk memudahkan transaksi pembayaran digital di seluruh Indonesia. Cara kerjanya sangat sederhana: konsumen hanya perlu memindai kode QR yang disediakan oleh merchant menggunakan aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS, lalu memasukkan nominal pembayaran dan melakukan konfirmasi. Transaksi pun selesai dalam hitungan detik.

Apa saja keuntungan menggunakan QRIS bagi pedagang kecil menurut Bapak Budi?

Bapak Budi, seorang pemilik warung tegal (warteg), mengatakan bahwa QRIS sangat membantu usahanya. "Dengan QRIS, saya tidak perlu repot menyediakan uang kembalian, dan pelanggan juga lebih mudah membayar. Selain itu, saya juga terhindar dari risiko menerima uang palsu," ujarnya.

Bagaimana QRIS lintas negara (Cross Border) bekerja menurut penjelasan dari Bapak Joko dari Bank Indonesia?

Bapak Joko, perwakilan dari Bank Indonesia, menjelaskan bahwa QRIS Cross Border memungkinkan konsumen Indonesia untuk melakukan pembayaran di negara lain yang bekerja sama dengan Indonesia, dan sebaliknya. "Konsumen dapat menggunakan aplikasi pembayaran QRIS mereka untuk memindai kode QR di merchant di negara-negara tersebut, dan transaksi akan diproses secara otomatis," jelasnya.

Apa itu Proyek Nexus dan bagaimana dampaknya bagi QRIS menurut Ibu Susi, seorang analis ekonomi?

Ibu Susi, seorang analis ekonomi, menjelaskan bahwa Proyek Nexus adalah inisiatif untuk menghubungkan sistem pembayaran antar negara secara global. "Nexus tidak akan menggantikan QRIS, melainkan akan melengkapi dan memperluas jangkauan penggunaannya. Dengan Nexus, QRIS akan dapat digunakan untuk pembayaran di lebih banyak negara dengan proses yang lebih cepat dan efisien," katanya.

Kapan Proyek Nexus akan diluncurkan dan negara mana saja yang terlibat menurut Bapak Herman, seorang pengamat teknologi?

Menurut Bapak Herman, seorang pengamat teknologi, Proyek Nexus dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2026. "Saat ini, ada lima negara yang telah berkomitmen untuk bergabung dalam peluncuran perdana, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India," jelasnya.

Apa saja tantangan dalam implementasi Proyek Nexus menurut Dr. Ratna, seorang ahli keamanan siber?

Dr. Ratna, seorang ahli keamanan siber, menekankan bahwa ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam implementasi Proyek Nexus. "Tantangan utama meliputi harmonisasi aturan perlindungan data pengguna, penguatan sistem keamanan siber, pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme lintas negara, serta kesiapan teknologi dan sumber daya manusia di setiap negara yang berpartisipasi," jelasnya.