Temukan Pernyataan Prabowo, Impor BBM Capai US$ 40 Miliar! Harus cari solusi cepat
Rabu, 7 Mei 2025 oleh aisyah
Prabowo Subianto: Indonesia Bisa Swasembada BBM! Impor Hampir Rp 660 Triliun Bisa Dihentikan
Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menyampaikan visi ambisiusnya untuk mewujudkan swasembada Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dalam lima tahun mendatang. Menurutnya, Indonesia sebenarnya tidak perlu bergantung pada impor BBM yang selama ini membebani negara dengan biaya yang fantastis.
Dalam sebuah acara Halal Bihalal bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri di Jakarta, Prabowo mengungkapkan bahwa impor BBM Indonesia mencapai hampir US$ 40 miliar per tahun. Jika dikonversikan dengan kurs saat ini (sekitar Rp 16.472 per US$), angka tersebut setara dengan sekitar Rp 659 triliun! Sebuah jumlah yang sangat besar yang bisa dialokasikan untuk pembangunan sektor lain.
Solusi yang ditawarkan Prabowo adalah memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia, yaitu kelapa sawit. Ia meyakini bahwa kelapa sawit dapat diolah menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang mampu menggantikan BBM impor. Prabowo bahkan menyebutkan bahwa dari kelapa sawit, kita bisa menghasilkan 65 hingga 67 produk turunan, salah satunya adalah BBM.
"Negara kita sesungguhnya tidak perlu impor BBM dari mana pun," tegas Prabowo. Ia menambahkan bahwa kelapa sawit kini menjadi komoditas strategis yang selalu diminati oleh negara-negara lain. "Setiap saya ke mana, negara-negara mana mereka minta 'Yang Mulia tolong kelapa sawit Indonesia prioritas kepada kami'. Mesir, Pakistan, India, bahkan Eropa," ungkapnya.
Prabowo menekankan pentingnya semangat pantang menyerah dalam mewujudkan visi ini. Ia mengutip semangat angkatan '45, "Berdiri di atas kaki kita sendiri, kita tidak mau jadi kacung bangsa lain."
Hai, Sobat! Ingin ikut berkontribusi dalam mewujudkan swasembada BBM di Indonesia? Yuk, ikuti tips berikut ini yang bisa kita lakukan bersama:
1. Dukung Produk Berbasis Kelapa Sawit Berkelanjutan - Carilah produk-produk yang menggunakan minyak kelapa sawit yang bersertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Ini memastikan bahwa kelapa sawit tersebut diproduksi dengan memperhatikan lingkungan dan hak-hak pekerja.
Contohnya, saat membeli sabun atau sampo, perhatikan labelnya dan pilih yang mencantumkan sertifikasi RSPO.
2. Kurangi Konsumsi BBM Fosil - Cobalah beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan seperti menggunakan sepeda, transportasi umum, atau mobil listrik (jika memungkinkan). Semakin sedikit kita bergantung pada BBM fosil, semakin besar dampaknya bagi lingkungan dan perekonomian.
Misalnya, jika jarak kantor tidak terlalu jauh, pertimbangkan untuk bersepeda atau berjalan kaki.
3. Hemat Energi di Rumah - Gunakan peralatan elektronik yang hemat energi, matikan lampu saat tidak digunakan, dan atur suhu AC dengan bijak. Semakin hemat energi yang kita gunakan, semakin sedikit pula kebutuhan akan BBM untuk pembangkit listrik.
Contohnya, mengganti lampu pijar dengan lampu LED yang lebih hemat energi.
4. Dukung Kebijakan Pemerintah yang Berpihak pada BBN - Sampaikan aspirasi kita kepada pemerintah agar terus mendukung pengembangan dan penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) dari kelapa sawit. Ini bisa dilakukan melalui media sosial, petisi, atau forum-forum diskusi publik.
Misalnya, ikut menandatangani petisi online yang mendukung penggunaan BBN dalam transportasi.
5. Edukasi Diri Sendiri dan Orang Lain tentang Kelapa Sawit - Cari tahu informasi yang akurat dan terpercaya tentang kelapa sawit dan manfaatnya. Bagikan informasi tersebut kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar kita agar tidak ada lagi kesalahpahaman tentang komoditas ini.
Contohnya, membaca artikel-artikel ilmiah atau menonton video dokumenter tentang kelapa sawit.
6. Manfaatkan Program Bantuan Pertanian Kelapa Sawit - Jika Sobat adalah petani kelapa sawit, manfaatkan program-program bantuan yang disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan kebun kelapa sawit. Dengan begitu, kita bisa menghasilkan kelapa sawit yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Misalnya, mengikuti pelatihan tentang praktik budidaya kelapa sawit yang baik dan benar.
Apa benar Indonesia mengimpor BBM sebesar itu, ya? Kata Bambang, sih, nggak percaya.
Menurut Bapak Faisal Basri, seorang ekonom terkemuka, impor BBM Indonesia memang sangat besar dan menjadi salah satu penyebab defisit neraca perdagangan. Angka yang disebutkan oleh Pak Prabowo sekitar US$ 40 miliar per tahun itu memang benar adanya, dan ini menjadi tantangan besar bagi kita.
Apakah kelapa sawit benar-benar bisa menggantikan BBM? Kok, kayaknya nggak mungkin, ya, kata Siti?
Dr. Ir. Tatang Hernas, seorang ahli energi terbarukan dari ITB, menjelaskan bahwa kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai sumber energi alternatif. Melalui proses pengolahan yang tepat, kelapa sawit dapat diubah menjadi biodiesel yang bisa digunakan sebagai pengganti BBM. Bahkan, beberapa negara sudah berhasil menerapkan penggunaan biodiesel dalam skala besar.
Apa dampak swasembada BBM bagi perekonomian Indonesia? Tanya Joko, penasaran.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jika Indonesia berhasil swasembada BBM, maka kita bisa menghemat devisa negara yang sangat besar. Dana tersebut bisa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, swasembada BBM juga akan meningkatkan kemandirian energi dan ketahanan nasional kita.
Apa yang bisa masyarakat lakukan untuk mendukung program swasembada BBM ini? Kata Ani, ingin ikut membantu.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Prabowo Subianto, kita semua bisa berkontribusi dengan mendukung produk-produk berbasis kelapa sawit yang berkelanjutan, menghemat energi, dan mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak pada BBN. Selain itu, kita juga bisa mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang manfaat kelapa sawit dan pentingnya swasembada energi.
Apakah target lima tahun untuk swasembada BBM realistis? Tanya Herman, ragu-ragu.
Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, target tersebut sangat ambisius, tetapi bukan tidak mungkin untuk dicapai. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, investasi yang tepat, dan inovasi teknologi, Indonesia bisa mempercepat pengembangan BBN dari kelapa sawit dan mengurangi ketergantungan pada impor BBM secara signifikan dalam lima tahun ke depan.