Temukan 5 Makanan Malaysia yang Katanya Lebih Enak dari Makanan Indonesia Bikin Penasaran Banget
Sabtu, 17 Mei 2025 oleh aisyah
Benarkah 5 Makanan Malaysia Ini Lebih Unggul dari Kuliner Indonesia?
Diskusi tentang makanan memang tak ada habisnya, apalagi jika menyangkut perbandingan antara Indonesia dan Malaysia. Kedua negara serumpun ini punya kekayaan kuliner yang mirip, namun dengan sentuhan khas masing-masing. Tak jarang, perbedaan inilah yang memicu perdebatan seru di kalangan pecinta kuliner.
Kita tentu ingat bagaimana hebohnya perdebatan soal rendang, hingga akhirnya UNESCO mengakui rendang sebagai warisan kuliner asli Indonesia. Nah, baru-baru ini muncul lagi opini yang cukup menarik perhatian: beberapa orang berpendapat bahwa makanan Malaysia terasa lebih lezat dibandingkan makanan Indonesia. Mulai dari durian, kari ayam, hingga nasi goreng, semuanya dibandingkan!
Berikut ini adalah lima makanan Malaysia yang konon katanya lebih unggul dari versi Indonesianya. Siap untuk berdebat (dengan santai tentunya)?
1. Durian Malaysia: Sang Raja yang Memikat
YouTuber Evan, melalui kanal 'that Evan guy', pernah membuat video perbandingan durian Indonesia dan Malaysia. Saat di Indonesia, ia mencoba es krim durian. Sementara di Malaysia, ia langsung mencicipi buah durian segar. Meski tak secara eksplisit menyebut mana yang lebih enak, Evan mengakui bahwa durian Malaysia terasa lebih creamy, tebal, dan nikmat, seperti makan kue.
Banyak netizen yang setuju dengan pendapat Evan. Mereka menganggap Malaysia memiliki durian terbaik di dunia, apalagi dengan ratusan varian yang tersedia, seperti Musang King, Red Prawn, dan Black Thorn. Varian-varian ini menawarkan pengalaman rasa yang unik dan sulit dilupakan.
2. Kari Ayam Malaysia Menggeser Rendang?
Situs kuliner dan traveling ternama, TasteAtlas, baru saja merilis daftar 'Top 100 Stews in the World'. Yang mengejutkan, kari ayam Malaysia berhasil menduduki peringkat pertama! Hidangan yang juga populer di Indonesia ini diklaim berasal dari Malaysia. Ciri khasnya terletak pada penyajiannya yang menggunakan clay pot atau periuk tanah liat. Sementara untuk rempahnya, hampir sama dengan kari ayam di Indonesia, yaitu menggunakan santan, kunyit, daging ayam, jahe, dan bawang.
Dengan rating 4.7/5.0, kari ayam Malaysia berhasil menggeser rendang yang biasanya selalu menjadi primadona sebagai semur daging terlezat di dunia. Kini, rendang harus puas berada di posisi keenam dalam daftar tersebut.
3. Milo Malaysia: Cokelatnya Lebih Nendang?
Seorang TikToker Indonesia dengan akun @dongudel, membuktikan perbedaan rasa Milo Malaysia dan Indonesia melalui sebuah eksperimen. Ia menyeduh kedua jenis Milo tersebut dan kemudian mencicipinya. Hasilnya? Milo Indonesia memiliki tekstur yang lebih creamy dan manis, dengan rasa cokelat yang tidak terlalu kuat. Sedangkan Milo Malaysia, rasa cokelatnya lebih pekat dan terasa lebih segar. Bahkan, menurutnya, Milo Malaysia tetap enak meskipun ditambahkan es.
Secara keseluruhan, TikToker ini lebih menyukai Milo Malaysia. Video unggahannya yang sudah ditonton hampir 1 juta orang ini pun menuai beragam komentar dari netizen.
Perbedaan selera itu wajar, apalagi soal makanan! Nah, supaya kita bisa lebih menikmati kekayaan kuliner Indonesia dan Malaysia, yuk simak beberapa tips berikut ini:
1. Jangan Terpaku pada Satu Sumber - Coba berbagai sumber informasi sebelum mengambil kesimpulan. Misalnya, jangan hanya menonton satu video YouTube tentang durian. Cari review dari berbagai sumber, termasuk blog kuliner dan pendapat teman-teman.
Ini akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang perbedaan rasa dan kualitas makanan di kedua negara.
2. Eksplorasi Varian Lokal - Baik di Indonesia maupun Malaysia, setiap daerah punya varian makanan yang berbeda. Jangan hanya mencoba kari ayam yang dijual di restoran terkenal. Coba cari warung makan lokal yang menyajikan kari ayam dengan resep turun-temurun.
Siapa tahu, kamu justru menemukan rasa yang lebih otentik dan sesuai dengan seleramu!
3. Buka Pikiran dan Coba Hal Baru - Jangan langsung menolak makanan yang belum pernah kamu coba. Cobalah dengan pikiran terbuka dan tanpa prasangka. Siapa tahu, kamu akan terkejut dengan rasa yang ternyata sangat kamu sukai.
Misalnya, jika kamu biasanya tidak suka durian, coba cicipi varian Musang King yang terkenal dengan teksturnya yang creamy dan rasa yang tidak terlalu menyengat.
4. Nikmati Perbedaan dengan Santai - Ingat, perbedaan selera itu adalah hal yang wajar. Jangan terlalu serius dalam memperdebatkan mana makanan yang lebih enak. Nikmati saja proses eksplorasi kuliner dan hargai perbedaan yang ada.
Anggap saja perbandingan makanan ini sebagai ajang untuk menambah wawasan dan memperkaya pengalaman kuliner kita.
Menurut Budi, mengapa durian Malaysia sering dianggap lebih enak?
Menurut Chef Arnold Poernomo, kualitas durian Malaysia yang seringkali lebih unggul disebabkan oleh proses budidaya yang lebih intensif dan kontrol kualitas yang ketat. Selain itu, varian durian seperti Musang King memiliki karakteristik rasa dan tekstur yang unik dan disukai banyak orang.
Kata Ani, apakah kari ayam Malaysia benar-benar berasal dari Malaysia?
Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, asal-usul kari ayam memang sulit dilacak secara pasti karena pengaruh budaya India yang kuat di Asia Tenggara. Namun, setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mengolah kari ayam, termasuk Malaysia dengan penggunaan clay pot dan rempah-rempah lokal.
Kata Joko, apa perbedaan utama antara Milo Malaysia dan Milo Indonesia?
Menurut ahli gizi Dr. Tan Shot Yen, perbedaan rasa Milo Malaysia dan Indonesia bisa disebabkan oleh perbedaan formulasi bahan baku dan proses produksi. Milo Malaysia cenderung memiliki rasa cokelat yang lebih kuat karena kandungan kakao yang lebih tinggi.
Menurut Siti, bagaimana cara terbaik menikmati perbedaan kuliner Indonesia dan Malaysia?
Menurut food blogger terkenal, Jessica Jane, cara terbaik menikmati perbedaan kuliner Indonesia dan Malaysia adalah dengan mencoba berbagai hidangan dari kedua negara tanpa prasangka. Jadikan ini sebagai kesempatan untuk memperluas wawasan kuliner dan menghargai kekayaan budaya yang ada.