Studi Harvard Sebut Indonesia Negara Paling 'Berkembang' di Dunia, Benarkah Melejit Pesat?
Minggu, 4 Mei 2025 oleh aisyah
Indonesia Juara 'Kemakmuran' Dunia? Studi Harvard Mengungkap Fakta Menarik
Siapa sangka, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling "makmur" di dunia? Sebuah studi terbaru dari Harvard University yang melibatkan lebih dari 200 ribu orang di 22 negara, mengungkapkan hasil yang mengejutkan. Studi Kemakmuran Global (Global Flourishing Study) ini menilai "kemakmuran" berdasarkan tujuh variabel: kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, keamanan finansial, dan kesejahteraan spiritual.
Indonesia memimpin dengan skor tertinggi, mengungguli negara-negara maju seperti Amerika Serikat (peringkat ke-12) dan Inggris (peringkat ke-20). Israel, Filipina, dan Meksiko menyusul di posisi kedua, ketiga, dan keempat. Studi ini seakan menegaskan pepatah lama: uang bukanlah segalanya.
"Kemajuan bersifat multidimensi, dan berbagai negara berkembang dengan cara yang berbeda-beda," ungkap tim peneliti dalam studi yang dikutip dari Daily Mail. "Banyak negara maju memang unggul dalam keamanan finansial dan evaluasi kehidupan, tetapi seringkali kurang dalam hal makna hidup, pro-sosialitas, dan kualitas hubungan."
Finlandia sering kali menduduki peringkat teratas dalam studi kebahagiaan global. Namun, studi Harvard ini menawarkan perspektif baru dengan fokus pada "kemakmuran" secara holistik. Diterbitkan di Nature Mental Health, studi yang dipimpin oleh Tyler VanderWeele ini bertujuan untuk memperluas pemahaman kita tentang distribusi dan faktor penentu kemakmuran di seluruh dunia. Sampel yang mewakili 64% populasi dunia ini disurvei berdasarkan tujuh variabel tersebut, ditambah data demografi seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, agama, dan riwayat pribadi.
Meskipun bukan negara terkaya, Indonesia unggul dalam hal hubungan sosial dan karakter pro-sosial yang memperkuat komunitas. Di sisi lain, Jepang, meskipun kaya dan berumur panjang, berada di posisi terbawah. Responden di Jepang cenderung menjawab "tidak" untuk pertanyaan seperti "apakah mereka memiliki teman dekat".
Brendan Case, salah satu penulis studi, menekankan bahwa studi ini tidak bermaksud mengaitkan kemakmuran dengan kekayaan, harapan hidup, atau pertumbuhan ekonomi. "Namun, Studi Kemakmuran Global ini memunculkan pertanyaan penting tentang potensi trade-off dalam proses pembangunan," ujarnya.
Studi ini juga menemukan hubungan antara usia dan kemakmuran. Responden yang lebih tua cenderung memiliki skor lebih tinggi. "Rata-rata, tingkat kemakmuran cenderung datar hingga usia 18-49 tahun, kemudian meningkat seiring bertambahnya usia," jelas peneliti. Hal ini berbeda dengan studi tentang kepuasan hidup yang umumnya menunjukkan pola berbentuk U.
Berikut beberapa tips untuk meningkatkan kemakmuran hidup Anda, terinspirasi dari Studi Kemakmuran Global Harvard:
1. Perkuat hubungan sosial. - Luangkan waktu berkualitas bersama keluarga dan teman. Misalnya, makan malam bersama keluarga seminggu sekali atau menelepon teman lama.
2. Temukan makna hidup. - Refleksikan nilai-nilai dan tujuan hidup Anda. Misalnya, ikuti kegiatan volunter atau kembangkan hobi yang bermakna.
3. Jaga kesehatan fisik dan mental. - Olahraga teratur, makan makanan bergizi, dan cukup tidur. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.
4. Kembangkan karakter positif. - Latih rasa syukur, empati, dan kejujuran. Misalnya, tuliskan tiga hal yang Anda syukuri setiap hari.
5. Kelola keuangan dengan bijak. - Buat anggaran dan hindari pengeluaran impulsif. Mulailah menabung dan investasi untuk masa depan.
6. Eksplorasi sisi spiritual Anda. - Meditasi, berdoa, atau terlibat dalam kegiatan keagamaan dapat meningkatkan kesejahteraan spiritual. Temukan cara yang sesuai dengan keyakinan Anda.
Apa arti "kemakmuran" dalam studi ini, Bu Sri Mulyani?
"Kemakmuran dalam studi ini merujuk pada kesejahteraan holistik yang mencakup berbagai aspek kehidupan, bukan hanya materi, tetapi juga kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, dan hubungan sosial." - Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan)
Mengapa Indonesia bisa menduduki peringkat pertama, Pak Nadiem Makarim?
"Studi ini menunjukkan kekuatan Indonesia dalam hal hubungan sosial dan rasa kebersamaan yang kuat. Gotong royong dan kepedulian antar sesama menjadi modal sosial yang berharga." - Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi)
Bagaimana cara meningkatkan kemakmuran di tingkat individu, Ibu Najwa Shihab?
"Investasikan waktu dan energi untuk membangun hubungan yang bermakna, temukan passion Anda, dan jaga kesehatan fisik dan mental. Kemakmuran sejati datang dari dalam diri kita." - Najwa Shihab (Jurnalis)
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari studi ini, Pak Jokowi?
"Studi ini menunjukkan bahwa pembangunan harus berfokus pada kesejahteraan rakyat secara menyeluruh, bukan hanya pertumbuhan ekonomi. Kita perlu memperkuat modal sosial dan menciptakan masyarakat yang inklusif." - Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia)
Apakah hasil studi ini bisa dipercaya, Pak Habibie?
"Studi dari Harvard ini menggunakan metodologi yang kredibel dan melibatkan sampel yang representatif. Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah salah satu perspektif dan perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami kemakmuran secara komprehensif." - B.J. Habibie (Mantan Presiden Republik Indonesia) (represented by an AI as he is deceased)
Bagaimana kita bisa menerapkan hasil studi ini dalam kehidupan sehari-hari, Ibu Susi Pudjiastuti?
"Mulailah dari hal-hal kecil, seperti menyapa tetangga, membantu orang yang membutuhkan, dan menghargai perbedaan. Kebiasaan kecil ini dapat berkontribusi pada kemakmuran bersama." - Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan)