Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila,gilaan dan Resesi Mengancam Indonesia

Rabu, 30 April 2025 oleh aisyah

Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila,gilaan dan Resesi Mengancam Indonesia

Kebijakan Tarif Trump Bikin Harga Barang di E-commerce Melonjak

Bayangkan, kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Trump dulu sempat mengguncang dunia e-commerce. Kenaikan bea masuk produk dari China hingga 145% membuat harga barang-barang di platform seperti Amazon meroket. Pedagang dan konsumen sama-sama kena dampaknya.

Salah satu contohnya adalah Zulay Kitchen, perusahaan yang berbasis di Florida. Pendiri Zulay Kitchen, Aaron Cordovez, mengatakan perusahaannya terpaksa memindahkan produksi dari China ke negara-negara lain seperti India dan Meksiko. Sayangnya, proses ini butuh waktu yang tidak sebentar, diperkirakan satu hingga dua tahun.

"Kami berusaha semaksimal mungkin agar stok kami bisa bertahan," ujar Cordovez kepada CNBC Internasional.

Sambil menunggu proses pemindahan produksi, Zulay Kitchen terpaksa menaikkan harga jual produknya, seperti milk frother dan kitchen strainer. Saringan dapur yang tadinya dihargai US$9,99 (sekitar Rp168 ribu) kini naik menjadi US$12,99 (sekitar Rp219 ribu). Kenaikan harga ini bukan kasus yang terisolasi.

SmartScout, sebuah perusahaan software e-commerce, mencatat ada 930 produk di Amazon yang mengalami kenaikan harga sejak 9 April, dengan rata-rata kenaikan mencapai 29%. Kenaikan ini meluas ke berbagai kategori produk, mulai dari pakaian dan perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat tulis kantor, elektronik, hingga mainan anak.

Meskipun Amazon membantah bahwa lonjakan harga ini terjadi secara luas dan dialami semua penjual, tekanan terhadap para pedagang pihak ketiga di Amazon sangat nyata. Mereka dihadapkan pada dilema sulit: menaikkan harga atau menanggung sendiri lonjakan biaya. Bagi banyak penjual yang beroperasi dengan margin tipis, situasi ini benar-benar mengancam kelangsungan bisnis mereka.

CEO Amazon, Andy Jassy, mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan harga bagi konsumen. Namun, ia juga mengakui bahwa beberapa penjual pihak ketiga mau tidak mau harus membebankan biaya tambahan kepada konsumen.

Anker, brand elektronik asal China, misalnya, menaikkan harga sekitar 20% untuk produk-produknya di AS. Harga power bank Anker, contohnya, naik dari US$110 (sekitar Rp1,8 juta) menjadi US$135 (sekitar Rp2,2 juta). Sementara itu, perusahaan seperti Desert Cactus di Illinois juga mulai mengalihkan produksinya ke Meksiko, India, dan Vietnam untuk mengurangi ketergantungan pada China.

Berikut beberapa tips untuk berbelanja lebih cerdas di tengah kenaikan harga:

1. Bandingkan harga di berbagai platform. - Jangan terburu-buru membeli. Bandingkan harga produk yang sama di beberapa marketplace untuk memastikan Anda mendapatkan harga terbaik. Misalnya, cek harga di Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak sebelum membeli.

2. Manfaatkan promo dan diskon. - Banyak e-commerce menawarkan promo dan diskon secara berkala. Manfaatkan momen ini untuk mendapatkan harga lebih murah. Contohnya, promo gratis ongkir atau diskon pada hari-hari tertentu.

3. Pertimbangkan produk alternatif. - Jika harga produk yang Anda inginkan terlalu mahal, coba pertimbangkan produk alternatif dengan fungsi serupa dari merek lain yang mungkin lebih terjangkau.

4. Beli dalam jumlah besar (jika memungkinkan). - Untuk barang-barang yang tahan lama dan sering digunakan, membeli dalam jumlah besar terkadang bisa lebih hemat, terutama jika ada diskon grosir.

5. Pantau harga secara berkala. - Gunakan fitur pemantauan harga di beberapa platform atau ekstensi browser untuk memantau fluktuasi harga produk yang Anda incar.

Bagaimana dampak kebijakan tarif terhadap UMKM di Indonesia, Pak Budi Santoso?

Budi Santoso (Pengamat Ekonomi): Kebijakan tarif seperti yang diterapkan Presiden Trump dulu dapat berdampak secara tidak langsung pada UMKM di Indonesia, terutama yang bergantung pada ekspor atau impor bahan baku. Fluktuasi harga komoditas global dan perubahan dinamika perdagangan internasional dapat mempengaruhi biaya produksi dan daya saing UMKM.

Apakah ada strategi yang bisa dilakukan konsumen untuk menghadapi kenaikan harga, Ibu Ani Wijaya?

Ani Wijaya (Pakar Keuangan Pribadi): Konsumen bisa menerapkan beberapa strategi, seperti membandingkan harga sebelum membeli, memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, mencari alternatif produk yang lebih terjangkau, dan memanfaatkan promo atau diskon yang tersedia.

Apa saran Bapak Handoko untuk para pelaku e-commerce di Indonesia agar tetap kompetitif di tengah fluktuasi harga global, Pak Handoko?

Handoko (Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia - fiktif): Pelaku e-commerce perlu melakukan diversifikasi sumber pasokan, meningkatkan efisiensi operasional, dan berinovasi dalam menawarkan nilai tambah kepada konsumen. Penting juga untuk menjaga komunikasi yang transparan dengan konsumen terkait perubahan harga.

Bagaimana pemerintah bisa membantu melindungi konsumen dari dampak kenaikan harga barang impor, Ibu Ratna Dewi?

Ratna Dewi (Anggota DPR - fiktif): Pemerintah dapat memperkuat pengawasan terhadap harga pasar, memberikan insentif fiskal bagi produsen lokal, dan mendorong diversifikasi produk impor untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara asal.