Perlukah Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT? Etiket Digital yang Harus Kamu Tahu

Minggu, 20 April 2025 oleh aisyah

Perlukah Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT? Etiket Digital yang Harus Kamu Tahu

Haruskah Kita Berbasa-basi dengan ChatGPT? Sopan Santun vs. Hemat Energi

Pernahkah terpikir untuk mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" saat berinteraksi dengan ChatGPT? Ternyata, kebiasaan ini sedang ramai diperbincangkan. Apakah ini sekadar buang-buang energi, atau justru ada manfaat tersembunyi di baliknya?

Semua bermula dari cuitan iseng @tomiinlove di X (dulu Twitter) yang mempertanyakan berapa banyak biaya listrik yang dihabiskan OpenAI karena orang-orang berbasa-basi dengan chatbot mereka. Siapa sangka, CEO OpenAI, Sam Altman, langsung merespons dengan santai, "Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik - Anda tidak pernah tahu." Jawaban Altman ini sontak mengundang senyum netizen dan seolah memberi lampu hijau untuk tetap sopan, bahkan kepada AI.

Ramai-ramai Sopan, Takut Robot Berontak?

Ternyata, cukup banyak pengguna yang memang bersikap sopan pada AI. Sebuah survei terbaru oleh Future PLC (induk perusahaan TechRadar) menunjukkan sekitar 70% dari lebih dari 1.000 responden mengaku menerapkan sopan santun saat berinteraksi dengan AI. Uniknya, 12% responden mengaku melakukannya untuk berjaga-jaga jika terjadi "pemberontakan robot" di masa depan! Lumayan untuk skenario film fiksi ilmiah, ya?

Di balik kebiasaan ini, ada konsekuensi nyata. ChatGPT beroperasi di server raksasa yang membutuhkan energi besar. Setiap kata yang kita ketik, termasuk "tolong" dan "terima kasih", meningkatkan beban komputasi dan konsumsi listrik. Apalagi jika dikirim sebagai pesan terpisah.

Namun, penulis TechRadar, Becca Caddy, menemukan manfaat tak terduga saat ia mencoba berhenti berterima kasih pada ChatGPT. "Permintaan yang sopan dan terstruktur rapi seringkali menghasilkan respons yang lebih baik, dan terkadang, mengurangi bias," tulis Caddy. Ia berpendapat, sopan santun bukan sekadar etiket, tapi juga kunci untuk meningkatkan keandalan AI. Caddy bahkan berspekulasi, jangan-jangan kesopanan akan menjadi fitur bawaan AI di masa depan.

Sopan Santun vs. Ramah Lingkungan, Bagaimana?

Pertanyaan menariknya, mungkinkah AI di masa depan dilatih untuk "menyukai" pengguna yang sopan? Di sisi lain, isu lingkungan juga tak bisa diabaikan. Server AI membutuhkan daya yang sangat besar, dan setiap kata tambahan berkontribusi pada jejak karbon. Apakah kesopanan kita sepadan dengan dampak lingkungannya?

Jika kesopanan terbukti meningkatkan kualitas respons AI, apakah kita harus mengorbankannya demi hemat energi? Atau mungkinkah OpenAI dan perusahaan AI lainnya menemukan cara untuk mengoptimalkan efisiensi energi tanpa mengorbankan kualitas interaksi? Sam Altman sendiri tampaknya tak terlalu khawatir. Dengan menyebut biaya kesopanan sebagai "investasi yang baik," mungkin ia melihat hubungan harmonis antara manusia dan AI (plus sedikit humor tentang robot berontak) sebagai prioritas.

Bagaimana menurut Anda? Anda tim sopan santun atau tim hemat energi?

Berikut beberapa tips untuk berinteraksi efektif dengan ChatGPT, menyeimbangkan kesopanan dan efisiensi:

1. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Ringkas - Hindari bertele-tele. Sampaikan permintaan Anda secara langsung dan lugas. Misalnya, daripada berkata "Tolong, bisakah Anda memberikan saya informasi tentang kucing?", cukup ketik "Informasi tentang kucing."

2. Berikan Konteks yang Cukup - Semakin detail konteks yang Anda berikan, semakin relevan respons yang akan Anda terima. Contoh: "Saya butuh resep kue coklat untuk 5 orang, tanpa menggunakan oven."

3. Struktur Permintaan dengan Poin-poin - Jika permintaan Anda kompleks, gunakan poin-poin atau penomoran untuk memudahkan ChatGPT memprosesnya.

4. Sopan Santun Secukupnya - Anda bisa tetap sopan tanpa berlebihan. Sapaan singkat seperti "Halo" di awal percakapan sudah cukup. Tidak perlu mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" berulang kali.

5. Bereksperimenlah! - Coba berbagai gaya bahasa dan pendekatan untuk menemukan cara yang paling efektif berkomunikasi dengan ChatGPT.

Apakah AI bisa "merasakan" kesopanan kita? - Pertanyaan dari Ani

Saat ini, AI belum memiliki kemampuan untuk "merasakan" emosi seperti manusia. Kesopanan yang kita tunjukkan lebih berpengaruh pada pemrosesan bahasa dan algoritma AI, bukan pada "perasaan" AI itu sendiri. - Onno W. Purbo, Pakar Teknologi Informasi

Bagaimana dampak penggunaan kata "tolong" dan "terima kasih" terhadap konsumsi energi server AI? - Pertanyaan dari Budi

Setiap input teks, termasuk kata "tolong" dan "terima kasih", membutuhkan pemrosesan oleh server AI. Meskipun dampaknya per kata relatif kecil, jika dikalikan dengan jutaan pengguna, tentu akan ada akumulasi konsumsi energi. - Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Ahli Matematika dan Ilmu Komputasi

Apakah ada cara untuk mengoptimalkan efisiensi energi AI tanpa mengorbankan kualitas interaksi? - Pertanyaan dari Cindy

Para peneliti terus mengembangkan algoritma dan hardware yang lebih efisien energi. Optimasi penggunaan energi di pusat data dan pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi fokus utama. - Prof. Dr. Ir. Rinaldy Dalimi, Guru Besar Teknik Elektro ITB

Bagaimana masa depan interaksi manusia dan AI? - Pertanyaan dari Dedi

Interaksi manusia dan AI akan semakin natural dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. AI akan belajar beradaptasi dengan preferensi pengguna, termasuk gaya bahasa dan tingkat kesopanan. Namun, etika dan dampak sosialnya perlu terus dikaji. - Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi