Pendapatan Naik, Laba Bersih Bukit Asam Malah Turun, Apa yang Terjadi?

Jumat, 25 April 2025 oleh aisyah

Pendapatan Naik, Laba Bersih Bukit Asam Malah Turun, Apa yang Terjadi?

Pendapatan Bukit Asam Melonjak, Tapi Kok Laba Bersih Malah Turun?

Meskipun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil meningkatkan pendapatannya secara signifikan di tahun 2024, laba bersih perusahaan justru mengalami penurunan. Pendapatan PTBA naik 11,1% menjadi Rp 42,76 triliun, namun laba bersihnya turun 16,41% menjadi Rp 5,1 triliun. Kok bisa ya?

Laporan keuangan PTBA per 23 April 2025 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan mereka主要didorong oleh penjualan batu bara yang mencapai Rp 42,08 triliun (naik 10,82%) dan aktivitas lainnya sebesar Rp 680,96 miliar. Sayangnya, kenaikan pendapatan ini diiringi juga dengan lonjakan berbagai beban operasional.

Beban pokok pendapatan misalnya, membengkak hingga 31,76% menjadi Rp 34,56 triliun. Beban umum dan administrasi juga naik 7,31% menjadi Rp 2,07 triliun, diikuti beban penjualan dan pemasaran yang juga meningkat 7,31% menjadi Rp 789,01 miliar. Akibatnya, laba usaha PTBA tergerus 21,52% menjadi Rp 5,65 triliun, dibandingkan Rp 7,2 triliun di tahun 2023.

Di sisi lain, total aset PTBA per 31 Desember 2024 tumbuh 7,79% menjadi Rp 41,78 triliun, sementara liabilitasnya naik 11,28% menjadi Rp 19,14 triliun. Ekuitas PTBA tercatat sebesar Rp 22,64 triliun pada periode yang sama.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa kinerja positif PTBA ditopang oleh lonjakan ekspor batu bara sebesar 30% menjadi 20,26 juta ton. Penjualan domestik pun mengalami pertumbuhan, naik 6% menjadi 22,64 juta ton. "Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53% dan ekspor 47%," ujar Arsal dalam konferensi pers.

Namun, Arsal mengakui adanya tantangan berat yang dihadapi perusahaan, terutama koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Indeks harga batu bara ICI-3 turun 12% menjadi US$ 74,19 per ton, sementara indeks Newcastle turun 22% menjadi US$ 134,85 per ton.

Untuk menghadapi tantangan ini, PTBA berkomitmen memaksimalkan potensi pasar domestik dan peluang ekspor, serta menerapkan strategi cost leadership untuk efisiensi optimal.

Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan, terutama di tengah ketidakpastian pasar:

1. Pantau terus harga komoditas - Selalu perhatikan pergerakan harga komoditas yang relevan dengan bisnis Anda. Misalnya, jika bisnis Anda bergerak di bidang batu bara, pantau indeks harga batu bara seperti ICI-3 dan Newcastle.

Dengan memantau harga, Anda bisa mengantisipasi fluktuasi dan mengambil keputusan bisnis yang tepat.

2. Diversifikasi pasar - Jangan terlalu bergantung pada satu pasar saja.

Sebarkan risiko dengan menjajaki pasar ekspor dan domestik, seperti yang dilakukan PTBA. Ini akan membantu menjaga stabilitas pendapatan meskipun salah satu pasar sedang lesu.

3. Terapkan efisiensi biaya - Lakukan evaluasi berkala terhadap pos-pos pengeluaran perusahaan.

Cari peluang untuk mengoptimalkan biaya tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan. Cost leadership adalah strategi yang penting, terutama saat harga komoditas sedang turun.

4. Kelola utang dengan bijak - Pastikan rasio utang perusahaan terjaga dengan baik.

Hindari mengambil utang yang berlebihan, terutama saat kondisi pasar sedang tidak stabil. Prioritaskan utang produktif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

5. Investasi pada inovasi - Jangan hanya fokus pada operasional, tapi juga luangkan sumber daya untuk inovasi.

Cari cara baru untuk meningkatkan efisiensi, mengembangkan produk baru, atau memasuki pasar baru. Inovasi adalah kunci keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Bagaimana PTBA bisa meningkatkan pendapatan tapi laba bersihnya malah turun, Pak Budi Santoso?

Meskipun pendapatan naik, peningkatan beban operasional yang signifikan, seperti beban pokok pendapatan, beban umum dan administrasi, serta beban penjualan, dapat menggerus laba bersih. (Budi Santoso, Pengamat Ekonomi)

Apa strategi PTBA untuk menghadapi penurunan harga batu bara, Bu Ani Wijaya?

PTBA fokus pada optimalisasi pasar domestik dan ekspor, serta penerapan efisiensi biaya di seluruh lini perusahaan. (Ani Wijaya, Analis Pasar Modal)

Apa saja faktor yang mempengaruhi harga batu bara, Pak Chandra Kusuma?

Banyak faktor, termasuk permintaan global, pasokan, kebijakan pemerintah, dan kondisi geopolitik. (Chandra Kusuma, Pakar Energi)

Bagaimana prospek bisnis batu bara ke depannya, Ibu Dewi Pertiwi?

Meskipun ada tantangan transisi energi, batu bara masih berperan penting, terutama di negara berkembang. Kuncinya adalah inovasi dan efisiensi. (Dewi Pertiwi, Direktur Lembaga Riset Energi)

Apa pentingnya diversifikasi pasar bagi perusahaan tambang seperti PTBA, Pak Eko Prasetyo?

Diversifikasi pasar mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja, sehingga lebih tahan terhadap fluktuasi dan resiko geopolitik. (Eko Prasetyo, Konsultan Bisnis)

Apa yang dimaksud dengan *cost leadership*, Ibu Fajarwati?

Cost leadership adalah strategi untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di industri, memberikan keunggulan kompetitif dalam hal harga. (Fajarwati, Dosen Manajemen Strategi)