Nestapa Pemain Sirkus OCI Taman Safari, Dirantai, Disetrum, hingga Dipisahkan dengan Anak, Kisah Pilu yang Terungkap
Rabu, 16 April 2025 oleh aisyah
Nestapa di Balik Gemerlap Sirkus: Kisah Pilu Mantan Pemain OCI Taman Safari
Bayangan gemerlap dunia sirkus ternyata menyimpan kisah kelam bagi sejumlah mantan pemainnya. Beberapa perempuan mantan pemain sirkus OCI, yang pernah beratraksi di berbagai tempat termasuk Taman Safari Indonesia, membuka tabir penderitaan mereka selama puluhan tahun di hadapan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, Selasa (15/4/2025). Mereka mengadukan pengalaman pahit yang mencakup kekerasan fisik, eksploitasi, dan perlakuan tidak manusiawi.
Butet, salah satu mantan pemain, menceritakan kisah memilukannya. "Kalau penampilan saya kurang memuaskan, saya dipukuli. Pernah kaki saya dirantai dengan rantai gajah, sampai sulit untuk sekadar buang air," ungkapnya lirih di Kantor Kementerian HAM, Jakarta. Kekerasan yang dialaminya tak berhenti bahkan saat ia mengandung. "Saya tetap dipaksa tampil, dan setelah melahirkan, anak saya diambil. Saya bahkan tidak bisa menyusui. Pernah juga saya dijejali kotoran gajah hanya karena ketahuan mengambil sepotong daging empal," lanjut Butet sambil menahan tangis. Lebih tragis lagi, Butet mengaku tak pernah mengetahui identitas aslinya, entah nama, keluarga, maupun usia, karena sudah ditempa menjadi pemain sirkus sejak kecil.
Kisah pilu ini berlanjut pada Fifi, putri Butet. Fifi tumbuh besar di lingkungan sirkus tanpa mengetahui siapa orang tuanya. Ternyata, ia diambil oleh salah satu bos OCI saat baru lahir. Fifi baru menyadari bahwa Butet adalah ibunya ketika beranjak dewasa. Butet mengaku menyerahkan Fifi karena belum mampu memberikan kehidupan yang layak. Namun, hidup di lingkungan sirkus justru menjadi mimpi buruk bagi Fifi. Ia bahkan pernah mencoba kabur karena tak tahan disiksa. "Saya pernah diseret dan dikurung di kandang macan, susah sekali buang air besar. Saking nggak kuatnya, saya kabur lewat hutan malam-malam sampai ke Cisarua. Sempat ditolong warga, tapi akhirnya saya ditemukan lagi," tutur Fifi.
Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk membantu melindungi hak-hak pekerja sirkus dan mencegah eksploitasi:
1. Kenali Tanda-Tanda Eksploitasi - Perhatikan kondisi pemain sirkus. Apakah mereka terlihat sehat, ceria, atau justru tampak ketakutan dan tertekan? Apakah ada tanda-tanda kekerasan fisik? Misalnya, memar atau luka.
Contoh: Jika Anda melihat seorang pemain sirkus dengan banyak luka dan terlihat ketakutan, laporkan kepada pihak berwajib.
2. Laporkan Kecurigaan - Jangan ragu untuk melaporkan segala bentuk kecurigaan eksploitasi atau kekerasan kepada pihak berwajib atau lembaga perlindungan anak.
Contoh: Hubungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jika Anda mencurigai adanya eksploitasi anak di sebuah sirkus.
3. Dukung Sirkus yang Etis - Pilihlah sirkus yang memperlakukan pemain dan hewannya dengan baik. Cari informasi tentang sirkus tersebut sebelum menonton.
Contoh: Cari tahu apakah sirkus tersebut memiliki sertifikasi kesejahteraan hewan dan memperlakukan pemainnya secara manusiawi.
4. Sebarkan Kesadaran - Bicarakan isu eksploitasi di sirkus kepada orang-orang di sekitar Anda. Semakin banyak orang yang peduli, semakin besar kemungkinan perubahan positif terjadi.
Contoh: Bagikan artikel ini di media sosial untuk meningkatkan kesadaran publik.
5. Dukung Organisasi Perlindungan - Dukung organisasi yang berjuang untuk melindungi hak-hak pekerja sirkus dan hewan dengan donasi atau menjadi relawan.
Contoh: Anda bisa berdonasi ke lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada perlindungan anak dan pekerja.
Bagaimana kita bisa memastikan bahwa sirkus yang kita tonton tidak melakukan eksploitasi? (Pertanyaan dari Ratna)
"Cari informasi tentang sirkus tersebut. Pastikan mereka memiliki izin operasional dan terdaftar di asosiasi sirkus yang kredibel. Perhatikan juga bagaimana mereka memperlakukan hewan dan pemainnya. Apakah terlihat ada tanda-tanda kekerasan atau eksploitasi?" - Seto Mulyadi (Kak Seto), Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)
Apa sanksi hukum yang berlaku bagi pelaku eksploitasi pekerja sirkus? (Pertanyaan dari Budi)
"Eksploitasi pekerja, termasuk pekerja sirkus, dapat dikenai sanksi berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara dan denda." - Hotman Paris Hutapea, Pengacara
Apa yang bisa dilakukan jika kita menyaksikan kekerasan terhadap pemain sirkus? (Pertanyaan dari Ani)
"Segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib atau lembaga perlindungan anak. Dokumentasikan kejadian jika memungkinkan, tetapi utamakan keselamatan diri." - Komnas HAM
Bagaimana cara membantu mantan pekerja sirkus yang menjadi korban eksploitasi? (Pertanyaan dari Dedi)
"Kita bisa mendukung lembaga sosial yang memberikan pendampingan dan bantuan kepada korban eksploitasi, seperti bantuan hukum, psikologis, dan pelatihan keterampilan untuk memulai hidup baru." - Mensos Tri Rismaharini, Menteri Sosial Republik Indonesia
Apakah ada program pemerintah untuk melindungi pekerja sirkus? (Pertanyaan dari Siti)
"Pemerintah memiliki program perlindungan pekerja secara umum yang mencakup pengawasan dan penegakan hukum terkait ketenagakerjaan. Perlu ada fokus dan sosialisasi lebih lanjut terkait perlindungan khusus bagi pekerja sirkus." - Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Bagaimana peran masyarakat dalam mencegah eksploitasi di industri hiburan, termasuk sirkus? (Pertanyaan dari Anton)
"Masyarakat berperan penting dengan menjadi konsumen yang cerdas dan kritis. Jangan mendukung pertunjukan yang mengeksploitasi manusia atau hewan. Laporkan segala bentuk kecurigaan kepada pihak berwajib." - Najwa Shihab, Jurnalis dan Aktivis Sosial