Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza, Kecaman Menggema Dunia Internasional

Selasa, 15 April 2025 oleh aisyah

Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza, Kecaman Menggema Dunia Internasional

Bangladesh Pertegas Larangan Kunjungan ke Israel Menyusul Eskalasi Konflik di Gaza

Ketegangan kembali meningkat antara Bangladesh dan Israel. Setelah sempat menghapus klausa larangan kunjungan ke Israel dari paspornya pada tahun 2021, Bangladesh kini menegaskan kembali sikapnya. Larangan ini muncul di tengah kemarahan publik atas eskalasi konflik dan apa yang disebut sebagai pembantaian di Gaza.

Sebelumnya, paspor Bangladesh memuat kalimat "Paspor ini berlaku untuk semua negara di dunia kecuali Israel." Kalimat ini dihapus di era pemerintahan Sheikh Hasina dengan alasan penyesuaian standar internasional. Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri saat itu, AK Abdul Momen, menegaskan bahwa larangan berkunjung ke Israel tetap berlaku.

Penghapusan klausa tersebut sempat menimbulkan ambiguitas. Secara teknis, warga Bangladesh bisa saja mengunjungi Israel melalui negara ketiga jika mendapatkan visa. Namun, penegasan terbaru ini menutup celah tersebut dan memperjelas posisi Bangladesh dalam konflik Israel-Palestina.

Kebijakan ini diumumkan setelah demonstrasi besar-besaran di Dhaka mengutuk tindakan Israel di Gaza. Ribuan pengunjuk rasa memenuhi jalanan, mengibarkan bendera Palestina, dan meneriakkan slogan-slogan dukungan untuk Palestina. Beberapa demonstran bahkan membakar foto Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Bangladesh, negara dengan mayoritas penduduk Muslim, secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Penegasan larangan kunjungan ini semakin memperkuat posisi Bangladesh dalam konflik yang sedang berlangsung.

Konflik Israel-Palestina merupakan isu kompleks yang telah berlangsung lama. Berikut beberapa tips untuk memahaminya dengan lebih baik:

1. Pelajari Sejarah Konflik - Pahami akar permasalahan konflik, termasuk sejarah klaim wilayah dan peristiwa penting seperti Perang Arab-Israel 1948. Misalnya, pelajari Resolusi PBB 181.

2. Baca Berita dari Berbagai Sumber - Jangan hanya mengandalkan satu sumber berita. Bandingkan informasi dari media internasional, regional, dan lokal untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Contohnya, baca berita dari Al Jazeera, BBC, dan media Indonesia.

3. Pahami Perspektif Kedua Belah Pihak - Cobalah untuk memahami argumen dan sudut pandang baik dari pihak Israel maupun Palestina. Ini akan membantu Anda melihat konflik secara lebih objektif.

4. Ikuti Perkembangan Terkini - Pantau perkembangan terbaru melalui sumber berita terpercaya. Perhatikan perubahan kebijakan, negosiasi perdamaian, dan eskalasi konflik.

5. Diskusi dengan Orang Lain - Berdiskusi dengan orang lain yang memiliki perspektif berbeda dapat memperluas pemahaman Anda. Hindari perdebatan yang tidak sehat dan fokuslah pada pertukaran informasi.

6. Cari Sumber Informasi yang Kredibel - Pastikan sumber informasi yang Anda gunakan kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Hindari informasi yang bias atau tidak akurat.

Apa implikasi larangan ini bagi warga Bangladesh, Ratna?

(Din Syamsuddin, tokoh agama dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) Larangan ini mencerminkan sikap politik Bangladesh yang tegas dalam mendukung Palestina. Bagi warga Bangladesh, ini berarti mereka tidak dapat berkunjung ke Israel secara langsung. Namun, dampaknya lebih luas, menunjukkan solidaritas dan dukungan bagi perjuangan Palestina.

Bagaimana reaksi Israel terhadap larangan ini, Budi?

(Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI) Sampai saat ini belum ada tanggapan resmi dari Israel. Namun, kemungkinan besar Israel akan menganggap langkah ini sebagai tindakan yang tidak bersahabat. Secara praktis, dampaknya bagi Israel mungkin tidak signifikan, mengingat jumlah kunjungan warga Bangladesh ke Israel kemungkinan kecil.

Apakah larangan ini permanen, Ani?

(Siti Zuhro, Peneliti Senior LIPI) Kebijakan luar negeri suatu negara bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu. Status permanen atau tidaknya larangan ini tergantung pada perkembangan politik dan hubungan bilateral antara Bangladesh dan Israel di masa mendatang.

Bagaimana hubungan Bangladesh dan Palestina saat ini, Anton?

(Sudrajat, Pengamat Timur Tengah) Bangladesh secara konsisten menunjukkan dukungan kuat bagi Palestina, baik secara politik maupun kemanusiaan. Larangan kunjungan ke Israel ini merupakan salah satu bukti nyata dukungan tersebut.

Apa pesan yang ingin disampaikan Bangladesh melalui kebijakan ini, Dewi?

(Al Chaidar, Pengamat Terorisme dan Keamanan Internasional) Bangladesh ingin mengirimkan pesan tegas kepada dunia internasional tentang penolakannya terhadap kebijakan Israel di Palestina. Kebijakan ini juga merupakan bentuk solidaritas dan dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan.