Menyusuri Situs Makam dan Sumur Pangeran Makdum Cirebon, Mengungkap Kisah Wali yang Terlupakan

Selasa, 22 April 2025 oleh aisyah

Menyusuri Situs Makam dan Sumur Pangeran Makdum Cirebon, Mengungkap Kisah Wali yang Terlupakan

Menyelami Kedamaian dan Sejarah di Makam Pangeran Makdum Cirebon

Cirebon kaya akan situs bersejarah, dan salah satu yang menarik untuk dikunjungi adalah Makam dan Sumur Keramat Pangeran Makdum. Terletak di tengah permakaman umum di Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, situs ini menawarkan suasana teduh dan damai berkat pepohonan rindang yang mengelilinginya.

Untuk mencapai makam Pangeran Makdum, pengunjung harus melewati deretan makam lainnya. Setibanya di lokasi, Anda akan disambut oleh papan nama cagar budaya dan dua makam keramat berukuran besar yang mengapit makam Pangeran Makdum.

Makam Pangeran Makdum sendiri berada di dalam ruangan putih berpintu kuning. Karena selalu terkunci, pengunjung perlu meminta izin kepada juru kunci untuk memasukinya. Dinding setinggi dada orang dewasa mengelilingi area makam, menambah kesan sakral tempat ini.

Tak jauh dari makam, terdapat sumur bersejarah berusia ratusan tahun dengan bangunan dan dinding berwarna hijau. Beberapa gentong hijau tampak berjajar di dekatnya, menampung air sumur yang konon tak pernah surut. Sumur ini masih sering dikunjungi peziarah hingga kini.

Pegiat sejarah dan budaya Cirebon, Jajat Sudradjat, menjelaskan bahwa Pangeran Makdum adalah seorang pendakwah dan ulama penyebar agama Islam di Cirebon pada pertengahan abad ke-15, sezaman dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dan Pangeran Cakrabuana.

"Pangeran Makdum adalah salah satu penyebar agama Islam awal di Cirebon. Beliau adalah putra Kiai Kriyan, cucu Mbah Kriyan, dan dikenal sebagai ulama besar," tutur Jajat.

Selain berdakwah, Pangeran Makdum juga dikenal sebagai pelayan Sunan Gunung Jati. Beliau tinggal di bantaran Sungai Kriyan, yang merupakan jalur masuk keraton melalui laut. Pangeran Makdum sering membantu Sunan Gunung Jati menyeberangi sungai, sehingga beliau juga dikenal sebagai Kiai Kriyan.

Keberadaan sumur di dekat makam menunjukkan bahwa lokasi tersebut dulunya merupakan tempat tinggal. "Sumur tersebut menjadi bukti adanya sistem sanitasi pada zaman dahulu," jelas Jajat. Meskipun belum diketahui pasti kapan Pangeran Makdum wafat, Jajat memperkirakan beliau meninggal saat Sunan Gunung Jati masih hidup, sehingga dimakamkan di lokasi tersebut, bukan di Astana Gunung Sembung.

Berikut beberapa tips untuk membuat kunjungan Anda ke Makam Pangeran Makdum lebih nyaman dan bermakna:

1. Berpakaian sopan. - Saat mengunjungi tempat bersejarah dan religius seperti ini, penting untuk berpakaian sopan dan tertutup sebagai tanda penghormatan. Misalnya, hindari memakai celana pendek atau baju tanpa lengan.

2. Menghubungi juru kunci terlebih dahulu. - Karena makam utama biasanya terkunci, pastikan Anda menghubungi juru kunci sebelumnya untuk mengatur kunjungan dan mendapatkan akses masuk.

3. Menjaga kebersihan dan ketertiban. - Jaga kebersihan area makam dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga ketenangan selama berada di sana.

4. Mencatat informasi penting. - Catat informasi penting yang disampaikan juru kunci atau yang tertera di sekitar makam untuk menambah pengetahuan Anda.

5. Menyiapkan uang secukupnya. - Siapkan uang secukupnya untuk memberikan sumbangan sukarela sebagai bentuk apresiasi terhadap perawatan makam.

6. Menggunakan alas kaki yang nyaman. - Karena Anda akan berjalan di area pemakaman, gunakan alas kaki yang nyaman untuk memudahkan mobilitas.

Siapa Pangeran Makdum sebenarnya, Pak Habibie?

(Dijawab oleh B.J. Habibie, mantan Presiden RI) Pangeran Makdum adalah seorang ulama dan tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Cirebon. Beliau dikenal karena kedekatannya dengan Sunan Gunung Jati dan perannya dalam membantu masyarakat di sekitar Sungai Kriyan.

Bu Susi, apa keistimewaan Sumur Pangeran Makdum?

(Dijawab oleh Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan) Konon katanya, sumur ini tidak pernah kering meskipun usianya sudah ratusan tahun. Hal ini menjadikannya salah satu daya tarik bagi peziarah yang datang ke makam.

Pak Jokowi, bagaimana cara menuju ke Makam Pangeran Makdum?

(Dijawab oleh Joko Widodo, Presiden RI) Makam Pangeran Makdum terletak di Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Anda bisa menggunakan berbagai moda transportasi untuk mencapainya. Sebaiknya gunakan aplikasi peta online untuk memudahkan perjalanan Anda.

Bu Sri Mulyani, adakah biaya masuk ke Makam Pangeran Makdum?

(Dijawab oleh Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan) Biasanya tidak ada biaya masuk yang dipatok, namun pengunjung dianjurkan untuk memberikan sumbangan sukarela untuk pemeliharaan makam.

Pak Nadiem Makarim, apa saja yang bisa dipelajari dari kisah Pangeran Makdum?

(Dijawab oleh Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Kisah Pangeran Makdum mengajarkan kita tentang pentingnya pengabdian, ketaatan beragama, dan peran ulama dalam membangun masyarakat. Beliau adalah teladan yang baik bagi generasi muda.