Ketahui, Panasonic PHK 10.000 Karyawan! Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia? mari kita telaah bersama

Jumat, 9 Mei 2025 oleh aisyah

Ketahui, Panasonic PHK 10.000 Karyawan! Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia? mari kita telaah bersama

Panasonic Pangkas 10.000 Karyawan: Ada Apa dengan Raksasa Elektronik Ini?

Kabar kurang sedap datang dari Panasonic, perusahaan elektronik ternama asal Jepang. Mereka baru saja mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang cukup besar, mencapai 10.000 karyawan di seluruh dunia. Keputusan ini tentu menimbulkan pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi?

Panasonic menjelaskan bahwa langkah pahit ini diambil demi meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tekanan ekonomi global dan perubahan selera pasar memaksa mereka untuk melakukan efisiensi. Pemangkasan ini setara dengan sekitar 4% dari total karyawan Panasonic di seluruh dunia yang berjumlah hampir 230.000 orang. Rencananya, implementasi PHK ini akan difokuskan pada tahun fiskal yang berjalan hingga Maret mendatang.

Dalam pernyataan resminya, Panasonic menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efisiensi operasional di seluruh grup perusahaan, terutama pada departemen penjualan dan non-produksi. Mereka juga akan mengevaluasi kembali jumlah organisasi dan personel yang benar-benar dibutuhkan. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh kantor berita AFP.

Dari total 10.000 karyawan yang akan terkena PHK, separuhnya (5.000 orang) berasal dari Jepang, sementara sisanya (5.000 orang) berada di luar negeri. Panasonic menegaskan bahwa proses PHK akan dilakukan sesuai dengan undang-undang, aturan, dan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku di masing-masing negara dan wilayah.

Panasonic, yang dikenal luas sejak pertengahan abad ke-20 dengan produk-produk ikoniknya seperti penanak nasi, televisi, dan perekam video, kini tengah berfokus pada restrukturisasi besar-besaran. Selain memasok baterai untuk mobil listrik Tesla, Panasonic juga memiliki bisnis di sektor perumahan, energi, dan otomotif.

Sebenarnya, sinyal-sinyal perubahan sudah terlihat sejak Februari lalu. Panasonic telah mengumumkan program reformasi manajemen sebagai upaya untuk mengatasi "berbagai masalah struktural" yang dihadapi perusahaan.

"Melalui reformasi manajemen saat ini, perusahaan menargetkan peningkatan keuntungan minimal sebesar 150 miliar yen (sekitar 1 miliar dolar AS)," demikian pernyataan Panasonic.

Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis bersamaan dengan pengumuman PHK, Panasonic memperkirakan penurunan laba bersih sebesar 15% untuk tahun ini, serta penurunan penjualan hingga delapan persen. Pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2025, laba bersih perusahaan tercatat turun 17,5% menjadi 366 miliar yen.

Lebih lanjut, Panasonic mengakui bahwa mereka menghadapi "perubahan lingkungan bisnis yang terus berlangsung, seperti penurunan permintaan untuk kendaraan listrik (EV)". Namun, dampak dari tarif perdagangan Amerika Serikat belum dimasukkan dalam perkiraan tersebut.

"Perusahaan terus memantau situasi tarif dan berupaya meminimalisir dampaknya melalui langkah-langkah jangka pendek maupun jangka panjang," lanjut pernyataan tersebut.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada bulan April, CEO Panasonic Holdings, Yuki Kusumi, kepada Nikkei mengatakan bahwa pengurangan jumlah karyawan adalah langkah yang tak terhindarkan, meskipun saat itu ia belum menyebutkan skala pengurangan yang akan dilakukan.

"PHK diperlukan agar kami dapat bersaing di level yang kompetitif dengan perusahaan lain," tegas Kusumi kepada Nikkei.

Kusumi juga menambahkan bahwa Panasonic pernah melakukan ekspansi tenaga kerja secara bertahap di masa lalu ketika kondisi bisnis sedang menguntungkan.

Kabar PHK massal seperti yang dialami Panasonic tentu membuat kita waspada. Tapi, jangan panik! Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri dan mengelola keuangan dengan bijak di masa sulit ini. Yuk, simak tips berikut:

1. Evaluasi Kondisi Keuangan Anda Secara Menyeluruh - Buat daftar lengkap aset (tabungan, investasi, properti) dan kewajiban (cicilan, hutang kartu kredit). Ini akan memberi Anda gambaran jelas tentang kondisi keuangan Anda saat ini.

Contoh: Gunakan aplikasi pencatat keuangan atau spreadsheet untuk mempermudah proses evaluasi.

2. Buat Anggaran Darurat - Potong pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada kebutuhan pokok. Cari cara untuk menghemat, misalnya dengan memasak sendiri daripada makan di luar, atau menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.

Contoh: Kurangi langganan layanan streaming yang jarang Anda gunakan.

3. Cari Sumber Penghasilan Tambahan - Pertimbangkan untuk mencari pekerjaan sampingan (freelance), menjual barang-barang yang tidak terpakai, atau memanfaatkan keterampilan yang Anda miliki untuk menghasilkan uang.

Contoh: Jika Anda pandai menulis, tawarkan jasa penulisan artikel atau konten media sosial.

4. Bangun Jaringan Profesional - Jalin komunikasi dengan rekan kerja, teman, dan kenalan di industri Anda. Informasi lowongan kerja dan peluang bisnis seringkali datang dari jaringan yang kuat.

Contoh: Hadiri acara-acara industri atau seminar untuk memperluas jaringan Anda.

Mengapa Panasonic melakukan PHK sebesar ini, menurut pendapat Bambang?

Menurut pengamat ekonomi, Dr. Rizal Ramli, "PHK massal seperti yang dilakukan Panasonic seringkali merupakan respons terhadap perubahan pasar yang cepat dan tekanan persaingan global. Perusahaan perlu beradaptasi untuk tetap relevan dan kompetitif."

Apa saja sektor bisnis Panasonic yang terdampak PHK ini, menurut Sri?

Kata pengamat industri elektronik, Ibu Retno Marsudi, "Meskipun belum ada rincian spesifik, kemungkinan besar PHK akan berdampak pada departemen penjualan dan non-produksi. Namun, sektor-sektor seperti baterai EV dan energi mungkin juga terkena imbasnya, tergantung pada strategi restrukturisasi perusahaan."

Bagaimana nasib karyawan Panasonic di Indonesia, menurut Joko?

Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Bapak Anwar Sanusi, "Kami akan memastikan bahwa proses PHK di Indonesia dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak karyawan harus dipenuhi, termasuk pesangon dan pelatihan untuk mencari pekerjaan baru."

Apa yang bisa dipelajari dari kasus Panasonic ini, menurut Ani?

Menurut pakar manajemen, Ibu Sri Mulyani Indrawati, "Kasus Panasonic menunjukkan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi perubahan pasar. Perusahaan harus terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan, serta meningkatkan efisiensi operasional agar tetap kompetitif."