Ketahui Mengapa Industri Terpuruk? Grup Raksasa Mobil Listrik Ini Ajukan Pailit, Masa Depan Suram!

Selasa, 27 Mei 2025 oleh aisyah

Gawat! Raksasa Industri Mobil Listrik Ini Dikabarkan Bangkrut

Industri mobil listrik global dikejutkan dengan berita kurang sedap. Asosiasi Mobilitas Elektronik Federal Jerman (BEM), sebuah kelompok besar yang menaungi ratusan perusahaan di sektor ini, dilaporkan telah mengajukan kebangkrutan. Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan media ternama Jerman, Die Welt, pada Minggu, 25 Mei 2025.

Pengadilan kebangkrutan Berlin-Charlottenburg telah menunjuk administrator kebangkrutan sementara untuk menangani kasus BEM, seperti yang juga dilansir oleh Russia Today. Sayangnya, alasan pasti di balik pengajuan kebangkrutan ini masih menjadi misteri. Markus Emmert, salah satu anggota dewan BEM, menolak memberikan komentar ketika dimintai keterangan.

Siapa Sebenarnya BEM?

BEM bukanlah pemain kecil. Asosiasi ini mewakili tak kurang dari 450 perusahaan dari berbagai penjuru dunia, termasuk nama-nama besar seperti Mitsubishi dan Kia. Mereka berperan sebagai kelompok lobi yang menyuarakan kepentingan para anggotanya, dan mengklaim diri sebagai penghubung penting di sepanjang rantai nilai industri mobil listrik.

Ketahui Mengapa Industri Terpuruk? Grup Raksasa Mobil Listrik Ini Ajukan Pailit, Masa Depan Suram!

Menurut laporan Die Welt, anggota BEM memiliki total omzet mencapai US$ 114 miliar (setara dengan Rp 1.853 triliun!) dan mempekerjakan sekitar satu juta orang. Asosiasi ini bahkan memiliki dewan penasihat parlementer sendiri, yang menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam ekosistem otomotif Jerman.

Industri Otomotif Jerman Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Kabar kebangkrutan BEM ini semakin memperburuk suasana suram yang tengah melanda industri otomotif Jerman. Sektor ini memang sedang mengalami stagnasi. Pada bulan Maret lalu, Bosch, pemasok otomotif terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berpotensi berdampak pada ribuan karyawan.

CEO Bosch, Stefan Hartung, menyebutkan bahwa keputusan sulit ini terpaksa diambil akibat ekonomi global yang lesu, sektor otomotif yang mandek, serta persaingan yang semakin ketat dari para pemain asal China. Ia juga menambahkan bahwa transisi ke kendaraan listrik berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.

Tak hanya PHK, penutupan pabrik dan kebangkrutan juga menghantui para produsen mobil besar Jerman. Pada bulan Januari lalu, Reuters melaporkan bahwa raksasa mobil asal Tiongkok mengincar pabrik Volkswagen di Jerman yang rencananya akan ditutup.

Target Mobil Listrik Jauh dari Realisasi?

Pemerintah Jerman, di bawah kepemimpinan mantan Kanselir Olaf Scholz, sebelumnya menargetkan 15 juta mobil listrik akan mengaspal di jalanan Jerman pada tahun 2030. Namun, data dari Otoritas Transportasi Motor Federal menunjukkan bahwa hingga 1 Januari, baru 1,6 juta kendaraan listrik yang terdaftar. Artinya, mobil listrik baru mencakup sekitar 3,3% dari total armada mobil penumpang di negara tersebut.

Awal tahun ini, Handelsblatt Research Institute (HRI) bahkan memperingatkan bahwa ekonomi Jerman sedang menuju resesi pascaperang terpanjang. Mereka memproyeksikan kontraksi ekonomi akan terjadi selama tiga tahun berturut-turut hingga tahun 2025.

Industri otomotif yang sedang bergejolak bisa berdampak pada banyak hal, termasuk keuangan pribadi kita. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengantisipasi dampak negatifnya:

1. Diversifikasi Sumber Penghasilan - Jangan hanya mengandalkan satu sumber penghasilan saja. Cobalah untuk mencari peluang lain, seperti freelance, bisnis sampingan, atau investasi. Misalnya, jika kamu bekerja di industri otomotif, kamu bisa mulai belajar digital marketing dan menawarkan jasa tersebut secara online.

Dengan memiliki beberapa sumber penghasilan, kamu akan lebih aman jika salah satu sumber terganggu.

2. Evaluasi dan Kurangi Pengeluaran - Cek kembali anggaran bulananmu dan identifikasi pengeluaran-pengeluaran yang bisa dikurangi. Misalnya, kurangi makan di luar, langganan streaming yang tidak terpakai, atau cicilan yang memberatkan.

Setiap rupiah yang berhasil dihemat bisa dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

3. Tingkatkan Keterampilan - Investasi pada diri sendiri adalah investasi terbaik. Tingkatkan keterampilan yang relevan dengan industri yang sedang berkembang, seperti teknologi, data science, atau artificial intelligence.

Kamu bisa mengikuti kursus online, seminar, atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensimu.

4. Bangun Jaringan - Perluas jaringan profesionalmu. Hadiri acara-acara industri, bergabung dengan komunitas online, dan jalin hubungan baik dengan rekan kerja dan profesional lainnya.

Jaringan yang kuat bisa membantumu menemukan peluang baru atau mendapatkan dukungan saat menghadapi kesulitan.

5. Siapkan Dana Darurat - Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan hidup selama beberapa bulan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan.

Idealnya, dana darurat mencakup 3-6 bulan pengeluaran rutin.

6. Pantau Perkembangan Industri - Selalu update dengan berita dan tren terbaru di industri otomotif dan ekonomi global. Ini akan membantumu mengantisipasi perubahan dan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Kamu bisa membaca berita dari sumber-sumber terpercaya, mengikuti akun media sosial para ahli, atau berlangganan newsletter industri.

Apa sebenarnya Asosiasi Mobilitas Elektronik Federal Jerman (BEM) itu, menurut pendapat Budi?

Menurut Bapak Budi Santoso, pengamat otomotif, "BEM adalah sebuah asosiasi penting yang mewakili ratusan perusahaan di industri mobil listrik. Mereka berperan sebagai jembatan antara produsen, pemasok, dan pemerintah, serta menyuarakan kepentingan para anggotanya untuk mendorong perkembangan industri mobil listrik di Jerman."

Mengapa BEM mengajukan kebangkrutan, menurut pandangan Sari?

Menurut Ibu Sariwati, seorang analis ekonomi, "Meskipun alasan pastinya belum diungkapkan, pengajuan kebangkrutan BEM kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi faktor, seperti kesulitan keuangan akibat penurunan penjualan mobil listrik, persaingan yang semakin ketat, dan tantangan transisi ke teknologi baru. Kondisi ekonomi global yang lesu juga turut memperburuk situasi."

Bagaimana dampak kebangkrutan BEM terhadap industri mobil listrik, menurut pendapat Joko?

Menurut Bapak Joko Susilo, praktisi industri otomotif, "Kebangkrutan BEM bisa memberikan dampak negatif terhadap kepercayaan investor dan konsumen terhadap industri mobil listrik. Selain itu, hal ini juga bisa mengganggu rantai pasokan dan menghambat inovasi di sektor ini. Namun, dampak jangka panjangnya masih perlu dilihat, tergantung pada bagaimana industri ini merespons dan beradaptasi dengan situasi baru."

Apakah target pemerintah Jerman untuk 15 juta mobil listrik di tahun 2030 masih realistis, menurut penilaian Ani?

Menurut Ibu Anisa Rahmawati, ahli transportasi, "Dengan kondisi saat ini, target 15 juta mobil listrik pada tahun 2030 tampaknya semakin sulit dicapai. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mendorong adopsi mobil listrik, seperti memberikan insentif yang lebih besar, membangun infrastruktur pengisian daya yang memadai, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat mobil listrik."

Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghadapi gejolak di industri otomotif, menurut saran Herman?

Menurut Bapak Herman Wijaya, perencana keuangan, "Masyarakat perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Diversifikasi sumber penghasilan, kurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan siapkan dana darurat. Selain itu, terus tingkatkan keterampilan agar tetap relevan di pasar kerja yang terus berubah."