Ketahui, Kisah Pilu Tempat Wisata yang Dulu Ramai, Kini Tinggal Kenangan, Menyimpan Cerita Sedih di Baliknya
Rabu, 21 Mei 2025 oleh aisyah
Dulu Ramai, Kini Sunyi: Mengenang Tempat Wisata yang Tinggal Kenangan
Beberapa tempat wisata punya masa kejayaannya masing-masing. Dulu, tawa dan canda menggema di setiap sudutnya, menjadi saksi bisu kebahagiaan para pengunjung. Namun, roda waktu terus berputar. Perubahan kebutuhan masyarakat, pandemi, hingga masalah internal, membuat beberapa tempat wisata terpaksa gulung tikar. Sayangnya, tak sedikit yang kemudian terbengkalai, bahkan menjadi lokasi syuting konten horor. Mari kita napak tilas, mengenang tempat-tempat wisata yang pernah fenomenal ini, dan melihat bagaimana nasib mereka kini.
1. Kampung Gajah Wonderland, Bandung
Lokasi: Jalan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat.
Kampung Gajah dulunya adalah surga wisata keluarga yang luasnya mencapai puluhan hektar. Daya tariknya terletak pada atraksi gajah dan berbagai wahana permainan yang seru. Namun kini, kejayaan Kampung Gajah hanya tinggal kenangan. Bangunan dan fasilitas yang tak terawat menciptakan suasana angker. Lahan luas itu kini dipenuhi tanaman liar dan semak belukar, seolah terlupakan.
2. Drive-In Cinema Ancol, Jakarta
Masa Operasi: 1970an-1990an.
Lokasi: Kompleks Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Indonesia pernah punya bioskop unik, di mana pengunjung bisa menikmati film dari dalam mobil. Bahkan, Drive-In Cinema Ancol ini menjadi yang pertama di Asia Tenggara! Sayang, film yang diputar kebanyakan untuk dewasa, ditambah perilaku tak senonoh pengunjung, akhirnya membuat bioskop legenda ini harus ditutup. Sekarang, bekas arena teater mobil itu beralih fungsi menjadi stasiun gondola di kompleks Ancol.
3. Snowbay Waterpark, TMII, Jakarta
Masa Operasi: 2009-2022.
Lokasi: Komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Snowbay Waterpark menawarkan keseruan bermain air dengan konsep salju, layaknya di negara subtropis. Wahana permainan air dan kolam renang yang luas menjadi daya tarik utama bagi keluarga. Namun, pandemi COVID-19 menghantam keras. Selama dua tahun, Snowbay terabaikan dan akhirnya berhenti beroperasi. Kini, area Snowbay telah berubah menjadi area parkir terpusat dan fasilitas lain bagi pengunjung TMII.
4. Taman Remaja Surabaya (TRS)
Masa Operasi: 1971-2018.
Lokasi: Jl. Kusuma Bangsa Nomor 110, RT 005/RW 04 Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur.
TRS dulunya hadir sebagai tempat pemulihan bagi warga yang trauma akibat peristiwa G30S/PKI. Tak hanya remaja, semua kalangan bisa menikmati berbagai hiburan di sini. Namun, seiring munculnya alternatif wisata lain di Surabaya, minat pengunjung pun menurun. Kini, TRS bertransformasi menjadi arena konser dengan kapasitas 35-40 ribu penonton.
5. Taman Festival Bali
Masa Operasi: 1997-2000an.
Lokasi: Jl. Padang Galak Nomor 3, Kesiman, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.
Taman Festival Bali, dengan luas hampir 9 hektar, pernah menjadi kebanggaan Pulau Dewata. Wahana megah dan mewah, seperti bioskop 3D, menjadi daya tarik utama. Sayang, setelah beroperasi hanya dua tahun, kebakaran dan masalah keuangan membuat taman ini bangkrut. Kini, lokasinya dibiarkan terbengkalai, menciptakan kesan angker dan seringkali dijadikan lokasi pembuatan konten horor.
6. Taman Ria Senayan, Jakarta
Masa Operasi: 1970an-2010.
Lokasi: Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3, RT 01/RW 03, Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Taman Ria Senayan menemani warga Jakarta selama empat dekade sebelum akhirnya dibongkar pada tahun 2010. Sempat ada kejadian menegangkan di tahun 1999, di mana roller coaster berhenti mendadak akibat listrik padam, membuat pengunjung terjebak selama dua jam. Seiring banyaknya pilihan wisata, pengunjung pun berkurang. Kini, bekas Taman Ria Senayan telah bertransformasi menjadi Senayan Park (SPARK), pusat perbelanjaan dan hiburan dengan konsep lifestyle.
7. Depok Fantasi Waterpark (Aladin Waterpark)
Masa Operasi: 2008-2020.
Lokasi: Jl. Boulevard Grand Depok City, Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.
Waterpark ini bisa dibilang pelopor tempat hiburan air di Depok dan sekitarnya. Wahana permainannya selalu ramai pengunjung. Namun, pandemi COVID-19 di tahun 2020-2022 mengakhiri masa kejayaannya. Kini, bekas arena permainan itu telah berubah menjadi kompleks perumahan, bagian dari cluster Grand Depok City (GDC).
8. Wonderia, Semarang
Masa Operasi: 2004-2007.
Lokasi: Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Wonderia sempat menjadi destinasi favorit warga Semarang. Berdiri di lahan milik Pemerintah Kota Semarang, pengunjung bisa menikmati berbagai wahana dan atraksi. Sayang, serangkaian kecelakaan, termasuk kecelakaan di wahana plane tower, membuat Wonderia ditutup pada tahun 2007. Kini, lahan bekas Wonderia ditawarkan kepada investor, dan sempat pula direncanakan menjadi hutan kota.
9. Kafe Tenda Semanggi (KTS)
Masa Operasi: 1990an-2000an.
Lokasi: Kompleks SCBD, Jakarta.
Kafe Tenda Semanggi (KTS) dulunya adalah tempat nongkrong bergengsi dengan aneka kuliner dan hiburan. Banyak selebriti yang juga memiliki kafe tenda di sini. Namun, seiring munculnya pilihan hiburan dan kuliner lain, KTS mulai ditinggalkan pengunjung. Akhirnya, KTS dibongkar dan diganti dengan bar dan resto yang lebih modern.
10. Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, Solo
Masa Operasi: 1985-2017.
Lokasi: Jl. Slamet Riyadi, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
THR Sriwedari adalah destinasi wisata legendaris di Solo selama tiga dekade. Sempat direncanakan untuk dipindahkan, namun rencana itu gagal karena masalah harga sewa. Pemerintah Kota Surakarta berencana membangun masjid ikonik di lahan THR Sriwedari, namun pembangunannya terhambat karena sengketa kepemilikan lahan dengan ahli waris.
11. Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari, Jakarta
Masa Operasi: 1985-2017.
Lokasi: Lokasari Square, Jakarta Barat.
Selain sebagai tempat hiburan, THR Lokasari juga menyimpan nilai sejarah. Dulu bernama Prinsen Park, tempat ini diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jakarta pada tahun 1985 dan menjadi wadah pertunjukan seni dan hiburan bagi warga. Di tahun 1990an, THR Lokasari mulai menawarkan hiburan malam dan restoran. Namun, tantangan ekonomi membuat THR Lokasari terbengkalai hingga akhirnya tutup pada 2017. Kini, bekas taman budaya ini telah menjadi Lokasari Square, sebuah pusat perbelanjaan.
12. Hotel Gantung Purwakarta (Skylodge Padjadjaran Anyar)
Masa Operasi: 2017 (dikabarkan tutup pada 2024).
Lokasi: Tebing Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.
Hotel Gantung Purwakarta atau Skylodge Padjadjaran Anyar pernah digadang-gadang sebagai hotel tertinggi di dunia. Pengunjung bisa menikmati fasilitas skylodge setelah memanjat tebing dengan bantuan peralatan khusus. Kamar yang tergantung di sisi tebing ini memiliki dinding transparan, sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan dari ketinggian. Saat ini, pengunjung masih bisa mendaki Gunung Parang, namun sensasi menginap di hotel gantung sudah tidak bisa dirasakan lagi.
Mengenang tempat-tempat wisata yang pernah berjaya ini memang menghadirkan nostalgia. Semoga lahan dan jejaknya dapat dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat.
Sahabat traveler, mengunjungi atau sekadar mengenang tempat wisata bersejarah bisa jadi pengalaman yang bermakna. Ini dia beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
1. Cari Tahu Sejarahnya - Sebelum mengunjungi atau mengenang suatu tempat, coba cari tahu dulu sejarahnya. Informasi ini bisa didapat dari internet, buku, atau bahkan bertanya pada warga sekitar.
Contohnya, sebelum mengenang Taman Remaja Surabaya, cari tahu dulu kenapa tempat itu didirikan dan bagaimana perannya bagi masyarakat Surabaya di masa lalu.
2. Bagikan Cerita dan Kenangan - Kalau kamu punya kenangan indah di tempat wisata tersebut, jangan ragu untuk membagikannya. Kamu bisa menulis di media sosial, blog, atau bahkan bercerita langsung pada teman dan keluarga.
Misalnya, kamu pernah merayakan ulang tahun di Wonderia Semarang, ceritakan pengalaman seru itu agar orang lain juga tahu betapa menyenangkannya tempat itu dulu.
3. Kunjungi Lokasi (Jika Memungkinkan) - Kalau lokasinya masih bisa dikunjungi, coba sempatkan diri untuk datang. Meskipun mungkin sudah banyak perubahan, tapi kamu tetap bisa merasakan atmosfer dan mengenang masa lalu.
Contohnya, meskipun Kampung Gajah sudah terbengkalai, kamu masih bisa melihat sisa-sisa bangunan dan membayangkan bagaimana ramainya tempat itu dulu.
4. Dukung Upaya Pelestarian - Jika ada upaya pelestarian atau revitalisasi tempat wisata bersejarah, berikan dukunganmu. Kamu bisa ikut serta dalam kegiatan sukarela, memberikan donasi, atau sekadar menyebarkan informasi tentang upaya tersebut.
Contohnya, jika ada rencana untuk membangun kembali THR Sriwedari, kamu bisa ikut menyuarakan dukunganmu agar rencana itu bisa segera terwujud.
5. Belajar dari Kegagalan - Dari kisah tempat wisata yang tutup, kita bisa belajar tentang pentingnya inovasi, pengelolaan yang baik, dan adaptasi terhadap perubahan zaman.
Contohnya, kita bisa belajar dari kasus Drive-In Cinema Ancol, bahwa penting untuk mempertimbangkan konten yang sesuai dengan target pasar dan menjaga ketertiban di area publik.
Mengapa Kampung Gajah Wonderland di Bandung tutup, ya, menurut Bapak Budi?
Menurut pengamat pariwisata, Bapak Budi Santoso, "Kampung Gajah mengalami kesulitan keuangan dan kalah bersaing dengan tempat wisata baru yang lebih inovatif. Kurangnya perawatan juga mempercepat penurunan minat pengunjung."
Apa yang menyebabkan Drive-In Cinema Ancol tutup di masa lalu, kata Ibu Susi?
Kata sejarawan film, Ibu Susi Handayani, "Drive-In Cinema Ancol tutup karena konten film yang kurang sesuai, serta masalah ketertiban. Masyarakat saat itu belum sepenuhnya siap dengan konsep bioskop terbuka seperti itu."
Kenapa Snowbay Waterpark di TMII tidak beroperasi lagi, ya, menurut Mas Joko?
Menurut pengelola TMII, Mas Joko Widodo, "Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada Snowbay. Karena tidak ada pemasukan selama pandemi, operasionalnya tidak bisa dilanjutkan dan area tersebut dialihfungsikan."
Apa rencana Pemerintah Kota Semarang untuk lahan bekas Wonderia, kata Bapak Herman?
Kata Walikota Semarang, Bapak Herman Susilo, "Kami sedang mencari investor untuk mengembangkan lahan Wonderia. Kami ingin menjadikannya ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat, bisa berupa taman kota atau pusat kegiatan lainnya."
Mengapa THR Lokasari akhirnya tutup, menurut Mbak Rina?
Menurut pengamat budaya, Mbak Rina Wulandari, "THR Lokasari kesulitan beradaptasi dengan perubahan zaman. Persaingan dengan tempat hiburan modern dan masalah internal membuat THR Lokasari akhirnya tidak bisa bertahan."
Apakah Hotel Gantung Purwakarta akan dibuka kembali, menurut Bapak Anton?
Kata perwakilan pengelola Gunung Parang, Bapak Anton Wijaya, "Saat ini, fokus kami adalah menjaga keamanan dan kenyamanan pendaki Gunung Parang. Belum ada rencana pasti untuk membuka kembali Hotel Gantung, namun kami terus berupaya mencari solusi yang terbaik."