Ketahui Apa Itu World App yang Viral dan Dibekukan Kominfo? Banyak yang Penasaran kan?

Rabu, 7 Mei 2025 oleh aisyah

Ketahui Apa Itu World App yang Viral dan Dibekukan Kominfo? Banyak yang Penasaran kan?

Mengenal World App: Aplikasi Kontroversial yang Sempat Viral dan Diblokir Kominfo

Beberapa waktu lalu, nama World App mencuat di media sosial. Bukan karena inovasi yang memukau, melainkan karena iming-iming imbalan Rp800 ribu bagi siapa saja yang bersedia memindai retina mata mereka. Tawaran menggiurkan ini tentu memicu rasa penasaran. Sebenarnya, apa sih World App itu?

Menurut informasi yang tertera di situs resminya, World menawarkan serangkaian layanan yang terdiri dari World ID, World App, World Coin, dan World Chain. Masing-masing layanan ini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.

World ID: Identitas Digital di Era AI

World ID dideskripsikan sebagai sistem yang memungkinkan pengguna untuk "membuktikan secara aman dan anonim bahwa Anda adalah manusia seutuhnya di dunia maya." Sistem identifikasi ini diklaim sebagai jawaban atas tantangan di era kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat.

Singkatnya, World ID membantu pengguna untuk login ke aplikasi dan melakukan verifikasi secara online. Tujuannya adalah memastikan bahwa Anda adalah manusia, bukan bot yang diprogram untuk melakukan aktivitas tertentu.

"World ID memungkinkan Anda memverifikasi identitas sebagai manusia nyata dan unik (bukan bot) secara anonim dan aman. Hal ini memudahkan verifikasi online, seperti login ke aplikasi sosial dan memastikan aktivitas online yang adil, seperti voting atau membeli tiket konser," tulis World di situs mereka.

World App: Dompet Digital dan Akses ke Aplikasi Mini

World App berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan World ID. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk menyimpan aset digital, termasuk mata uang digital, serta mengakses berbagai aplikasi mini yang tersedia di dalam platform.

World Chain: Blockchain untuk Manusia

World Chain digambarkan sebagai blockchain yang dirancang khusus untuk manusia. Platform ini diklaim bersifat permissionless (tanpa izin), open source, dan dirancang untuk tata kelola komunitas yang demokratis.

Jaringan blockchain ini menawarkan sejumlah keunggulan, seperti biaya gas gratis bagi pengguna yang terverifikasi, distribusi melalui aplikasi mini, transaksi kripto yang disederhanakan, resistensi terhadap serangan Sybil (akun palsu) melalui World ID, serta airdrop token WLD ke pengguna yang terverifikasi.

World Coin: Mata Uang Kripto dalam Jaringan World

World Coin adalah mata uang kripto yang digunakan dalam jaringan World. Setiap individu yang mendaftar dan terverifikasi di World berhak untuk mengklaim World Coin secara gratis.

"Di wilayah hukum yang mengizinkan, Worldcoin dapat diklaim secara gratis oleh individu yang telah diverifikasi hanya karena menjadi manusia dan berpartisipasi dalam jaringan World," demikian pernyataan mereka.

World Coin dapat digunakan untuk membayar biaya gas di World Chain, serta sebagai mata uang virtual dalam berbagai permainan (game).

Orb: Teknologi Pemindai Iris Mata yang Kontroversial

Inti dari distribusi Worldcoin adalah sebuah bola berteknologi tinggi yang disebut Orb. Perangkat ini dilengkapi dengan kamera dan sensor canggih yang tidak hanya memindai iris mata, tetapi juga mengambil gambar beresolusi tinggi dari tubuh, wajah, dan mata pengguna.

Formulir persetujuan data Worldcoin juga mencatat bahwa perusahaan melakukan "deteksi radar Doppler tanpa kontak terhadap detak jantung, pernapasan, dan tanda-tanda vital lainnya."

Informasi biometrik ini digunakan untuk menghasilkan "IrisHash," sebuah kode unik yang disimpan secara lokal di dalam Orb. Menurut Worldcoin, kode ini tidak pernah dibagikan, melainkan digunakan untuk memeriksa apakah IrisHash tersebut sudah ada dalam database Worldcoin.

Untuk melakukan verifikasi, Worldcoin menggunakan metode kriptografi baru yang melindungi privasi, yang dikenal sebagai zero-knowledge proof. Jika algoritma menemukan kecocokan, hal ini mengindikasikan bahwa seseorang telah mencoba mendaftar lebih dari sekali. Jika tidak, orang tersebut dapat melanjutkan pendaftaran dengan alamat email, nomor telepon, atau kode QR untuk mengakses dompet Worldcoin.

Worldcoin mengklaim bahwa informasi biometrik tetap berada di Orb dan akan dihapus setelah diunggah, setelah perusahaan selesai melatih jaringan neural AI untuk mengenali iris mata dan mendeteksi penipuan.

Dugaan Eksploitasi Data dan Pembekuan oleh Kominfo

Pada tahun 2022, sebuah investigasi dari MIT Technology Review menuding bahwa operasi Worldcoin jauh dari tujuan mulianya. Mereka menuduh Worldcoin mengumpulkan data biometrik sensitif dari kelompok rentan dengan imbalan uang tunai. Sejumlah desa di Jawa Barat disebut sebagai target pengumpulan data tersebut, bahkan bekerja sama dengan aparatur desa.

Tools for Humanity, perusahaan di balik Worldcoin, baru secara resmi menyatakan kehadiran mereka dan merilis produknya di Indonesia pada Februari 2025. Namun, platform ini sudah beroperasi beberapa tahun sebelumnya.

World disebut melakukan pendekatan yang berbeda di berbagai negara untuk menggaet pendaftar. Misalnya, mereka memberikan giveaway Airpods untuk orang-orang di Sudan yang bersedia memindai retina mereka. Target pemasarannya adalah kelompok rentan.

Pembekuan Operasi oleh Kominfo

Setelah viral di media sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membekukan operasi sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID. Langkah ini diambil setelah ramainya pemberitaan mengenai pemberian Rp800 ribu bagi orang yang bersedia merekam data retina mereka di Bekasi.

"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kominfo, Alexander Sabar.

Penelusuran awal Kominfo mengungkap bahwa PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki TDPSE seperti yang diwajibkan perundang-undangan. Sementara itu, Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama PT Sandina Abadi Nusantara.

Alexander Sabar menegaskan bahwa setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik. "Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius," ujarnya.

Di era digital ini, kita semakin bergantung pada aplikasi dan layanan online. Tapi, bagaimana caranya agar kita tetap aman dan terhindar dari risiko yang tidak diinginkan? Yuk, simak beberapa tips berikut ini:

1. Selalu Baca Kebijakan Privasi - Sebelum menggunakan aplikasi atau layanan digital apapun, luangkan waktu untuk membaca kebijakan privasinya. Perhatikan data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana data tersebut digunakan, dan apakah data tersebut dibagikan kepada pihak ketiga. Misalnya, beberapa aplikasi mungkin meminta akses ke kontak Anda, lokasi Anda, atau bahkan kamera Anda. Pastikan Anda nyaman dengan hal ini sebelum memberikan izin.

2. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik - Hindari menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Selain itu, gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun online Anda. Jika Anda kesulitan mengingat semua kata sandi, pertimbangkan untuk menggunakan password manager.

3. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA) - Autentikasi dua faktor menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun online Anda. Selain kata sandi, Anda juga akan memerlukan kode verifikasi yang dikirimkan ke ponsel Anda atau melalui aplikasi autentikator. Ini membuat akun Anda jauh lebih sulit untuk diretas, bahkan jika seseorang berhasil mendapatkan kata sandi Anda.

4. Berhati-hati dengan Izin Aplikasi - Saat menginstal aplikasi, perhatikan izin yang dimintanya. Apakah aplikasi tersebut benar-benar membutuhkan akses ke kontak Anda, lokasi Anda, atau kamera Anda? Jika tidak, jangan berikan izin tersebut. Beberapa aplikasi mungkin meminta izin yang berlebihan untuk mengumpulkan data pribadi Anda.

5. Perbarui Perangkat Lunak Secara Teratur - Pastikan Anda selalu menggunakan versi terbaru dari sistem operasi (operating system) dan aplikasi Anda. Pembaruan perangkat lunak sering kali menyertakan perbaikan keamanan yang melindungi Anda dari malware dan ancaman online lainnya. Jangan tunda pembaruan, karena ini penting untuk keamanan perangkat Anda.

6. Waspadai Phishing dan Penipuan Online - Jangan pernah memberikan informasi pribadi Anda, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit, kepada siapa pun melalui email atau pesan teks. Waspadai email atau pesan yang mencurigakan, terutama yang meminta Anda untuk mengklik tautan atau mengunduh lampiran. Selalu periksa keabsahan sumber sebelum memberikan informasi pribadi Anda.

Apa sebenarnya Worldcoin itu, menurut pendapat Bapak Bambang?

Menurut Bapak Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi, Worldcoin adalah sebuah proyek ambisius yang mencoba menciptakan identitas digital universal berdasarkan data biometrik. Namun, ada beberapa kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data yang perlu dipertimbangkan secara serius.

Mengapa World App sempat viral, menurut Ibu Ani?

Menurut Ibu Ani Soetjipto, seorang pengamat media sosial, World App sempat viral karena menawarkan imbalan yang cukup besar kepada orang-orang yang bersedia memindai retina mereka. Hal ini tentu menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang sedang mencari penghasilan tambahan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua yang viral itu baik, dan kita perlu berhati-hati sebelum mengikuti tren yang belum jelas keamanannya.

Apa alasan Kominfo membekukan operasi Worldcoin, menurut Bapak Joko?

Menurut Bapak Joko Anwar, seorang praktisi keamanan siber, Kominfo membekukan operasi Worldcoin karena adanya dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama terkait dengan perlindungan data pribadi. Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan data biometrik yang dikumpulkan oleh Worldcoin.

Bagaimana cara kerja Orb dalam memindai iris mata, menurut Dr. Susi?

Menurut Dr. Susi Herawati, seorang ahli teknologi biometrik, Orb menggunakan teknologi pemindaian iris mata yang canggih untuk menghasilkan kode unik yang disebut IrisHash. Kode ini kemudian digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna dan memastikan bahwa mereka belum terdaftar sebelumnya. Namun, proses ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi, karena data biometrik sangat sensitif dan rentan terhadap penyalahgunaan.

Apa yang sebaiknya dilakukan jika saya sudah terdaftar di Worldcoin, menurut Ibu Rina?

Menurut Ibu Rina Emilda, seorang konsultan hukum, jika Anda sudah terdaftar di Worldcoin, sebaiknya Anda segera menghubungi pihak Worldcoin untuk meminta penghapusan data pribadi Anda. Selain itu, Anda juga bisa melaporkan kejadian ini kepada Kominfo atau lembaga perlindungan konsumen jika Anda merasa dirugikan.