Kata Moeldoko soal Tren Bahan Bakar Hidrogen di Indonesia, Masa Depan Energi Kita
Sabtu, 3 Mei 2025 oleh aisyah
Hidrogen untuk Kendaraan di Indonesia: Masih Jauhkah?
Bahan bakar hidrogen sedang ramai diperbincangkan, akankah ia menjadi masa depan kendaraan bermotor di Indonesia? Ketua Umum Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia), Moeldoko, berpendapat bahwa teknologi ini masih terlalu dini untuk diterapkan di Tanah Air. Menurutnya, perjalanan adopsi bahan bakar kendaraan di Indonesia masih bertahap, mulai dari bensin, hybrid, hingga listrik murni. Hidrogen, yang berbahan baku air, dianggap sebagai lompatan teknologi yang terlalu jauh melampaui tahapan tersebut.
"Hidrogen itu lompatan teknologi. Dari mesin konvensional (ICE), ke hybrid, ke baterai, baru kemudian ke hidrogen. Saya pikir masih butuh waktu," ujar Moeldoko saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Lalu, manakah yang lebih unggul, hidrogen atau listrik murni? Moeldoko menekankan bahwa "bahan bakar" ideal harus memenuhi beberapa faktor penting, terutama harga yang terjangkau. Konsumen, menurutnya, akan mempertimbangkan harga, keamanan, jarak tempuh, dan kecepatan pengisian daya. Teknologi yang mampu menjawab kebutuhan tersebutlah yang akan menjadi pilihan utama, baik itu listrik maupun hidrogen.
Tantangan utama hidrogen saat ini adalah harga bahan baku yang masih mahal dan keterbatasan stasiun pengisian bahan bakar. Di Indonesia sendiri, baru terdapat dua SPBH (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen), yaitu di Karawang (milik Toyota) dan Senayan (milik PLN). Penjualan mobil hidrogen pun belum secara resmi dimulai.
Sebagai informasi, hidrogen dikategorikan berdasarkan warna yang merepresentasikan proses produksinya. Secara sederhana, terdapat dua kategori utama: low carbon dan high carbon. Hidrogen low carbon, yang ideal untuk kendaraan bermotor, saat ini masih dibanderol di atas Rp84.000 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp168.000 per kg. Sementara itu, hidrogen grey (high carbon) memang jauh lebih murah, namun kurang ramah lingkungan karena dihasilkan dari bahan bakar fosil tanpa teknologi penangkapan karbon.
Berikut beberapa tips untuk memahami lebih lanjut tentang bahan bakar hidrogen:
1. Ketahui Jenis Hidrogen - Pahami perbedaan antara low carbon dan high carbon hidrogen. Low carbon lebih ramah lingkungan, sementara high carbon dihasilkan dari bahan bakar fosil.
2. Perhatikan Infrastruktur - Cari tahu ketersediaan SPBH di daerah Anda. Keterbatasan infrastruktur menjadi salah satu kendala adopsi hidrogen.
3. Bandingkan Harga - Bandingkan harga hidrogen dengan bahan bakar lain seperti bensin atau listrik. Pertimbangkan juga biaya perawatan kendaraan hidrogen.
4. Pelajari Teknologi - Cari informasi lebih lanjut tentang cara kerja mobil hidrogen dan teknologi yang digunakan.
5. Pantau Perkembangan - Ikuti perkembangan terbaru terkait teknologi dan infrastruktur hidrogen di Indonesia. Teknologi ini terus berkembang dan mungkin akan lebih terjangkau di masa depan.
6. Pertimbangkan Kebutuhan - Evaluasi kebutuhan Anda. Apakah hidrogen merupakan pilihan yang tepat untuk gaya hidup dan mobilitas Anda saat ini?
Apakah mobil hidrogen aman digunakan, Pak Moeldoko? - Ratna
(Moeldoko): "Keamanan merupakan salah satu faktor penting yang sedang terus dikembangkan dalam teknologi hidrogen. Seperti halnya teknologi baru lainnya, ada protokol dan standar keamanan yang harus dipenuhi sebelum dapat dikomersialkan secara luas."
Kapan kira-kira mobil hidrogen akan terjangkau di Indonesia, Bu Sri Mulyani? - Budi
(Sri Mulyani - Menteri Keuangan): "Pemerintah terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan, termasuk hidrogen. Keterjangkauan harga bergantung pada berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi dan insentif yang diberikan. Kami optimis hidrogen akan menjadi lebih terjangkau seiring waktu."
Apa dampak lingkungan dari penggunaan hidrogen abu-abu, Pak Arifin Tasrif? - Ani
(Arifin Tasrif - Menteri ESDM): "Hidrogen abu-abu memang lebih murah, tetapi menghasilkan emisi karbon. Pemerintah lebih mendorong penggunaan hidrogen low carbon yang lebih ramah lingkungan untuk mencapai target net zero emission."
Bagaimana prospek pengembangan SPBH di Indonesia, Pak Erick Thohir? - Dimas
(Erick Thohir - Menteri BUMN): "Pengembangan SPBH merupakan bagian penting dari ekosistem hidrogen. BUMN berperan aktif dalam membangun infrastruktur ini, bekerja sama dengan swasta untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas SPBH di seluruh Indonesia."