Kata Bos BBCA Soal Potensi Harga Saham ke Rp 10.000 Lagi, Akankah Terulang Sejarahnya?

Kamis, 24 April 2025 oleh aisyah

Kata Bos BBCA Soal Potensi Harga Saham ke Rp 10.000 Lagi, Akankah Terulang Sejarahnya?

Akankah Harga Saham BBCA Kembali ke Rp 10.000? Begini Kata Bos BCA

Setelah libur Lebaran tahun 2025, harga saham perbankan, termasuk BBCA, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, angkat bicara mengenai hal ini dan bagaimana BCA menyikapinya.

Bukan hanya BBCA, saham bank besar lainnya seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan bank swasta lainnya juga ikut terdampak. Penurunan ini dipicu oleh pengumuman mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump mengenai tarif resiprokal terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian di pasar, membuat banyak investor memilih untuk menjual saham mereka.

“Wajar saja investor langsung menjual saham saat ada berita yang belum jelas dampaknya. Ini reaksi alami untuk menghindari risiko,” jelas Jahja dalam konferensi pers (23/4/2025).

Jahja optimis bahwa kinerja saham akan membaik seiring dengan fundamental perusahaan yang kuat. Ia meyakini, setelah penurunan ini, investor akan kembali melirik perusahaan dengan fundamental yang baik, termasuk BCA, dan mulai membeli kembali sahamnya. Hal ini diharapkan dapat memicu rebound harga saham.

Jahja menekankan bahwa fokus utama BCA adalah menjaga kinerja fundamental yang solid. Dengan kinerja bisnis yang baik, diharapkan harga saham akan mengikuti secara alami.

Jangan panik! Gejolak pasar adalah hal yang wajar. Berikut beberapa tips untuk berinvestasi saham dengan bijak:

1. Pahami Fundamental Perusahaan - Jangan hanya ikut-ikutan tren. Lakukan riset dan pahami bisnis perusahaan tempat Anda berinvestasi. Perusahaan dengan fundamental yang kuat cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar. Contohnya, periksa laporan keuangan, rasio keuangan, dan prospek bisnis perusahaan.

2. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke berbagai sektor dan instrumen. Jika satu saham turun, saham lain mungkin naik, sehingga mengurangi risiko kerugian besar. Misalnya, investasikan sebagian dana Anda di saham, obligasi, dan reksa dana.

3. Investasi Jangka Panjang - Hindari panik selling saat pasar bergejolak. Jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang, fluktuasi jangka pendek seharusnya tidak terlalu berpengaruh. Bersabarlah dan biarkan investasi Anda bertumbuh seiring waktu.

4. Pantau Berita dan Informasi - Tetap update dengan berita dan informasi terkini yang dapat memengaruhi pasar. Hal ini membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih tepat. Anda bisa membaca berita ekonomi, mengikuti analisis pasar, dan bergabung dengan komunitas investor.

Apakah penurunan harga saham BBCA ini pertanda buruk bagi perekonomian Indonesia, Pak Budi Santoso?

(Budi Santoso, Ekonom Senior): Penurunan harga saham BBCA lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen pasar global dan bukan indikator langsung buruknya perekonomian Indonesia. Fundamental ekonomi Indonesia masih relatif kuat.

Kapan waktu yang tepat untuk membeli saham BBCA lagi, Bu Sri Wahyuni?

(Sri Wahyuni, Analis Pasar Modal): Menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham sangat sulit. Yang terpenting adalah memahami fundamental perusahaan dan memiliki strategi investasi jangka panjang. Jika Anda percaya pada prospek jangka panjang BBCA, penurunan harga ini bisa jadi peluang.

Bagaimana strategi BCA untuk menghadapi gejolak pasar ini, Pak Desianto?

(Desianto, Perwakilan Manajemen BCA - fiktif): Strategi kami tetap fokus pada penguatan fundamental bisnis, meningkatkan efisiensi, dan memberikan layanan terbaik bagi nasabah. Kami yakin, dengan fundamental yang kuat, harga saham akan mencerminkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Apa saran Ibu Ani Susilawati untuk investor ritel yang khawatir dengan penurunan harga saham?

(Ani Susilawati, Perencana Keuangan): Jangan panik! Pasar saham memang fluktuatif. Jika Anda berinvestasi jangka panjang, fokuslah pada fundamental perusahaan dan jangan terbawa emosi pasar. Konsultasikan dengan perencana keuangan jika Anda membutuhkan bantuan dalam mengelola portofolio investasi Anda.