Irigasi Padi Hemat Air Bakal Diterapkan di Seluruh Indonesia untuk Ketahanan Pangan
Selasa, 22 April 2025 oleh aisyah
Indonesia Siap Terapkan Irigasi Padi Hemat Air Secara Nasional
Teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) yang diklaim sukses besar di Daerah Irigasi Rentang, Jawa Barat, akan diterapkan di seluruh Indonesia. Wilayah tersebut, yang mencakup Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka, menjadi contoh nyata keberhasilan IPHA. Kini, pemerintah tengah mengoptimalkan infrastruktur irigasi yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di berbagai daerah untuk mendukung penerapan nasional teknologi ini.
Dody, seorang pejabat terkait, dikutip pada Senin (21/04/2025), menyatakan, "Dengan IPHA, kita tidak hanya menghemat air, tetapi juga meningkatkan kualitas dan hasil panen. Kesuksesan di Jawa Barat ini menjadi dasar untuk memperluas implementasinya ke daerah irigasi lain di seluruh Indonesia."
IPHA menggunakan metode pengairan berselang (intermittent irrigation) yang memungkinkan sawah mengalami siklus basah-kering secara teratur. Metode ini diklaim mampu menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibandingkan metode konvensional.
Untuk mendukung IPHA, sistem informasi pengelolaan air berbasis digital juga sedang dikembangkan. Sistem ini akan membantu petani dan petugas lapangan mengelola jadwal pengairan, memantau debit air, dan memberikan peringatan dini terkait potensi kekeringan. "Teknologi ini memastikan pengelolaan air lebih akurat dan efisien, sehingga hasil yang dicapai melalui IPHA dapat dioptimalkan," tambah Dody.
Sebagai bagian dari sosialisasi, Kementerian PU akan menyelenggarakan panen demplot dan pameran hasil panen teknologi IPHA di Daerah Irigasi Rentang pada Selasa (22/04/2025). Acara ini bertujuan untuk menunjukkan langsung kepada para petani efektivitas IPHA dalam meningkatkan kualitas panen padi. Tiga dari 208 demplot yang telah dikembangkan akan dipanen pada acara tersebut. Hingga kini, 18 demplot telah dipanen dengan hasil yang dilaporkan melampaui rata-rata produktivitas metode konvensional.
Berikut beberapa tips praktis untuk menerapkan IPHA dan memaksimalkan hasilnya:
1. Pahami siklus basah-kering. - Kenali dengan baik siklus basah-kering yang optimal untuk varietas padi yang Anda tanam. Jangan biarkan sawah terlalu kering atau terlalu basah.
Misalnya, untuk varietas tertentu, siklus 2 hari basah dan 1 hari kering mungkin ideal.
2. Manfaatkan teknologi digital. - Gunakan aplikasi atau sistem informasi yang tersedia untuk memantau debit air dan mendapatkan peringatan dini kekeringan.
Beberapa aplikasi bahkan dapat membantu Anda menentukan jadwal pengairan yang tepat.
3. Konsultasikan dengan petugas lapangan. - Petugas lapangan dapat memberikan panduan dan saran yang sesuai dengan kondisi lahan Anda.
Jangan ragu untuk bertanya dan berdiskusi dengan mereka.
4. Amati kondisi tanaman. - Perhatikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi Anda. Jika terlihat tanda-tanda kekurangan air, segera lakukan pengairan.
Warna daun dan tinggi tanaman bisa menjadi indikator kondisi tanaman.
5. Perawatan saluran irigasi. - Pastikan saluran irigasi bersih dan bebas dari hambatan agar air dapat mengalir dengan lancar.
Bersihkan saluran secara berkala dari gulma dan sampah.
6. Evaluasi hasil panen. - Setelah panen, evaluasi hasil yang diperoleh dan catat hal-hal yang perlu diperbaiki untuk musim tanam berikutnya.
Bandingkan hasil panen dengan metode konvensional untuk melihat perbedaannya.
Apakah IPHA cocok untuk semua jenis padi? - Pertanyaan dari Ani
Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa (Pakar Pertanian IPB): Meskipun IPHA memiliki potensi besar, kecocokannya perlu diuji coba untuk setiap varietas padi. Faktor-faktor seperti umur tanaman dan kebutuhan air perlu dipertimbangkan.
Bagaimana cara mendapatkan pelatihan tentang IPHA? - Pertanyaan dari Budi
Ir. Rahman Arif (Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan): Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian setempat secara berkala mengadakan pelatihan dan penyuluhan terkait IPHA. Silakan hubungi dinas terdekat untuk informasi lebih lanjut.
Apa saja kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan IPHA? - Pertanyaan dari Citra
Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan): Kendala yang mungkin dihadapi antara lain ketersediaan air yang cukup, pemahaman petani tentang siklus basah-kering, dan akses terhadap teknologi pendukung.
Apakah ada bantuan pemerintah untuk menerapkan IPHA? - Pertanyaan dari Dedi
Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan): Pemerintah berkomitmen untuk mendukung penerapan IPHA melalui berbagai program bantuan, termasuk penyediaan sarana irigasi dan pelatihan bagi petani.
Bagaimana dampak IPHA terhadap lingkungan? - Pertanyaan dari Eka
Dr. Emil Salim (Tokoh Lingkungan Hidup): IPHA berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan menghemat air dan mengurangi penggunaan pupuk, yang pada akhirnya dapat mengurangi pencemaran air.
Kapan IPHA akan diterapkan di daerah saya? - Pertanyaan dari Fajar
Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR): Pemerintah sedang berupaya memperluas penerapan IPHA secara bertahap ke seluruh Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal penerapan di daerah Anda dapat diperoleh melalui Dinas Pertanian setempat.