Inilah Rupiah Menggila, Dolar AS Tertekan Hebat tanda tanya besar?

Selasa, 27 Mei 2025 oleh aisyah

Rupiah Terbang Tinggi: Dolar AS Semakin Tertekan?

Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (Sumber: Detik.com)

Jakarta - Kabar baik untuk kita semua! Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan performa yang sangat menggembirakan. Penguatan ini terjadi seiring dengan meredanya ketegangan antara AS dan China terkait perang tarif yang sempat menghantui pasar global.

Mari kita telusuri sedikit ke belakang. Pada awal April 2025, tepatnya tanggal 2, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengumumkan rencana penerapan tarif global sebesar 10% untuk semua impor, bahkan bea masuk yang lebih tinggi untuk beberapa mitra dagang utama AS. Tak berhenti di situ, pada 8 April 2025, Trump kembali mengeluarkan pernyataan bahwa ia akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% untuk impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan balasan tarif mereka.

Ancaman yang disampaikan melalui platform Truth Social ini menjadi babak baru dalam konflik dagang yang telah membuat pasar saham dunia bergejolak selama tiga hari berturut-turut sejak pengumuman awal perang tarif tersebut. Pada hari yang sama, rupiah langsung merespons dengan pelemahan signifikan, terperosok 1,84% dari Rp16.555/US$ menjadi Rp16.860/US$ setelah libur panjang sekitar satu setengah minggu.

Inilah Rupiah Menggila, Dolar AS Tertekan Hebat tanda tanya besar?

Tekanan terhadap rupiah berlanjut keesokan harinya, 9 April 2025, bahkan sempat menyentuh level intraday Rp16.970/US$. Untungnya, pada penutupan hari, rupiah berhasil bertahan dan stagnan di level sebelumnya. Sebagai informasi, di tanggal yang sama, Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari untuk sebagian besar tarif khusus negara yang baru saja berlaku kurang dari 24 jam sebelumnya. Langkah ini diambil untuk meredam gejolak di pasar keuangan yang telah menghapus triliunan dolar dari bursa saham di seluruh dunia. Meskipun demikian, bea masuk menyeluruh sebesar 10% untuk hampir semua impor AS tetap berlaku.

Trump juga sempat mengancam akan menaikkan tarif impor dari China menjadi 125% dari level 104% yang berlaku sehari sebelumnya. Hal ini akan mendorong bea masuk tambahan untuk barang-barang China menjadi 145%, termasuk tarif terkait fentanil yang telah diberlakukan sebelumnya.

Namun, angin segar mulai berhembus. Penguatan rupiah mulai terlihat jelas sejak 29 April 2025 hingga saat ini. Meskipun pelemahan rupiah sempat terjadi dalam jangka pendek, namun dalam rentang waktu antara 7 April 2025 hingga 13 Mei 2025 (saat tarif AS dan China diturunkan), rupiah justru mengalami apresiasi sebesar 0,27%.

Perlu diingat, tanggal 13 Mei 2025 menjadi momen penting karena AS dan China sepakat untuk melakukan "gencatan senjata" tarif selama 90 hari ke depan. Kedua negara mencapai kesepakatan untuk menangguhkan sementara tarif selama 90 hari, dengan penurunan bea timbal balik yang signifikan. Kesepakatan ini memberikan harapan baru bagi investor bahwa perang dagang skala penuh dapat dihindari.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengumumkan bahwa setelah pertemuan dengan pejabat China di Jenewa, kedua belah pihak telah menyetujui pernyataan bersama yang mencakup penurunan tarif sebesar 115 persen poin. Sejak 13 hingga 23 Mei 2025, rupiah telah menguat 1,78% dari Rp16.510/US$ menjadi Rp16.215/US$. Posisi pada 23 Mei 2025 tersebut merupakan level terkuat rupiah sejak 17 Februari 2025, atau sekitar tiga bulan terakhir.

Dengan semakin meredanya tensi perang dagang antara AS dengan China dan negara lainnya, diharapkan rupiah dapat terus melanjutkan tren positifnya dan kembali menguat di masa depan.

Teman-teman, fluktuasi nilai tukar rupiah memang bisa bikin pusing. Tapi jangan khawatir, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk tetap tenang dan bijak dalam mengelola keuangan. Yuk, simak tips berikut ini!

1. Diversifikasi Investasi - Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Dengan begitu, jika salah satu investasi kurang menguntungkan, yang lain masih bisa menutupi.

Contohnya, daripada hanya berinvestasi di saham, coba alokasikan sebagian dana Anda ke obligasi pemerintah yang relatif lebih stabil.

2. Pantau Berita Ekonomi - Selalu update dengan perkembangan ekonomi global dan domestik. Perhatikan kebijakan pemerintah, suku bunga, dan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi nilai tukar rupiah.

Anda bisa membaca berita dari sumber-sumber terpercaya seperti CNBC Indonesia, Kontan, atau Bisnis Indonesia.

3. Hindari Utang dalam Dolar AS - Jika memungkinkan, hindari mengambil pinjaman dalam mata uang dolar AS, terutama jika pendapatan Anda dalam rupiah. Fluktuasi nilai tukar bisa membuat cicilan utang Anda membengkak.

Lebih baik ambil pinjaman dalam rupiah, meskipun suku bunganya mungkin sedikit lebih tinggi.

4. Manfaatkan Produk Lindung Nilai - Jika Anda memiliki bisnis atau investasi yang terkait dengan mata uang asing, pertimbangkan untuk menggunakan produk lindung nilai (hedging) seperti forward contract atau opsi mata uang.

Ini bisa membantu melindungi nilai aset Anda dari fluktuasi nilai tukar.

5. Siapkan Dana Darurat - Selalu sediakan dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga. Idealnya, dana darurat mencukupi untuk 3-6 bulan pengeluaran bulanan.

Simpan dana darurat di rekening tabungan atau deposito yang mudah dicairkan.

6. Konsultasi dengan Perencana Keuangan - Jika Anda merasa kesulitan mengelola keuangan sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional. Mereka bisa memberikan saran yang sesuai dengan kondisi dan tujuan keuangan Anda.

Pilihlah perencana keuangan yang memiliki sertifikasi dan reputasi yang baik.

Apa sebenarnya yang menyebabkan rupiah bisa menguat terhadap dolar, menurut pendapatnya Bapak Bambang?

Menurut Bapak Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan, penguatan rupiah terhadap dolar AS biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk sentimen positif pasar terhadap ekonomi Indonesia, meningkatnya investasi asing, dan kebijakan pemerintah yang mendukung stabilitas ekonomi. Selain itu, meredanya ketegangan global, seperti perang dagang, juga bisa memberikan dampak positif bagi rupiah.

Bagaimana Ibu Susi Pudjiastuti melihat dampak penguatan rupiah terhadap sektor perikanan dan kelautan?

Ibu Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, sering menekankan bahwa penguatan rupiah bisa mengurangi biaya impor bahan baku untuk industri perikanan, seperti pakan ikan. Hal ini dapat meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global. Namun, beliau juga mengingatkan agar pemerintah tetap fokus pada peningkatan kualitas dan keberlanjutan sumber daya kelautan.

Sebagai seorang pengusaha, apa saran Bapak Sandiaga Uno untuk menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah?

Bapak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyarankan para pengusaha untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan dan menggunakan instrumen lindung nilai (hedging) untuk mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar. Beliau juga menekankan pentingnya inovasi dan peningkatan efisiensi agar bisnis tetap kompetitif.

Apa pandangan Ibu Sri Mulyani Indrawati tentang peran Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah?

Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, sering menyampaikan apresiasi atas peran Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai kebijakan moneter, seperti intervensi di pasar valuta asing dan pengaturan suku bunga. Beliau juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

Menurut Bapak Erick Thohir, bagaimana penguatan rupiah dapat memengaruhi kinerja BUMN?

Bapak Erick Thohir, Menteri BUMN, menjelaskan bahwa penguatan rupiah dapat mengurangi beban utang BUMN yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing. Selain itu, penguatan rupiah juga dapat menurunkan biaya impor bahan baku dan meningkatkan profitabilitas BUMN yang berorientasi ekspor.

Sebagai ekonom, apa saran Bapak Chatib Basri kepada masyarakat umum terkait investasi di tengah penguatan rupiah?

Bapak Chatib Basri, seorang ekonom terkemuka, menyarankan masyarakat untuk tetap berinvestasi secara bijak dan mempertimbangkan profil risiko masing-masing. Beliau menekankan pentingnya diversifikasi investasi dan tidak hanya terpaku pada satu jenis aset. Penguatan rupiah bisa menjadi momentum yang baik untuk berinvestasi di instrumen yang berbasis rupiah.