Inilah Roy Suryo dan Rekan Menolak Hasil Lab Forensik Ijazah Jokowi karena Hal Ini, mengungkap kejanggalan yang mencuat

Selasa, 13 Mei 2025 oleh aisyah

Inilah Roy Suryo dan Rekan Menolak Hasil Lab Forensik Ijazah Jokowi karena Hal Ini, mengungkap kejanggalan yang mencuat

Roy Suryo dan Tim Pengacara Menolak Hasil Uji Forensik Ijazah Jokowi oleh Bareskrim, Mengapa?

Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, yang mewakili Dr. Roy Suryo, Dr. Rismon Hasiholan Sianipar, Rizal Fadillah SH, Dr. Tifauzia Tyassuma, Kurnia Tri Royani, dan Prof. Egi Sudjana, secara tegas menolak hasil uji laboratorium forensik terhadap ijazah Presiden Joko Widodo yang dilakukan oleh Bareskrim Polri. Penolakan ini disampaikan meskipun hasil uji lab forensik tersebut belum sepenuhnya dirampungkan oleh pihak kepolisian.

Ahmad Khozinudin, Koordinator Nonlitigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, menjelaskan alasan penolakan ini dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 12 Mei 2025. Ia menekankan bahwa penolakan ini didasarkan pada sejumlah pertimbangan yang dianggap krusial.

Menurut Ahmad Khozinudin, langkah Bareskrim Polri yang terkesan cepat dalam menindaklanjuti aduan masyarakat terkait dugaan ijazah palsu Jokowi, setelah kliennya dilaporkan oleh Joko Widodo ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025, menimbulkan kecurigaan. Ia menyebut bahwa Bareskrim seolah bergerak cepat untuk memproses aduan tersebut dan mengklaim telah menyelesaikan 90 persen penyelidikan, termasuk melalui tes laboratorium forensik.

"Kami menolak hasil tes laboratorium forensik yang dilakukan secara sepihak oleh Bareskrim Polri," tegas Ahmad Khozinudin. Ia menambahkan bahwa proses yang dinilai sepihak ini dianggap syarat dengan muatan politik, tidak egaliter, tidak transparan, tidak kredibel, dan tidak akuntabel.

Ahmad Khozinudin juga menilai bahwa proses ini tidak dapat dipahami sebagai penegakan hukum yang murni, melainkan memiliki tendensi politik untuk "menyelamatkan" Jokowi melalui sebuah proses yang diduga kuat akan menghasilkan kesimpulan bahwa ijazah tersebut asli. Ia juga mempertanyakan status aduan masyarakat yang ditindaklanjuti dengan laporan informasi, yang menurutnya bukanlah tindakan pro justicia. Menurutnya, tahapan ini hanyalah pra pemeriksaan untuk menentukan apakah aduan tersebut layak dilanjutkan dengan laporan polisi.

Tim Advokasi menduga kuat adanya motif penyelamatan kepentingan Jokowi sekaligus legitimasi kriminalisasi terhadap klien mereka melalui proses uji laboratorium forensik yang dilakukan oleh Bareskrim Polri. Mereka khawatir bahwa hasil tes tersebut akan dinyatakan identik atau asli, yang akan merugikan klien mereka.

Di era informasi yang serba cepat ini, penting bagi kita untuk bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda:

1. Verifikasi Sumber Informasi - Sebelum mempercayai dan menyebarkan sebuah informasi, pastikan Anda mengecek sumbernya terlebih dahulu. Apakah sumber tersebut kredibel dan terpercaya? Contohnya, jika Anda membaca berita di media sosial, coba cari berita yang sama di media massa yang sudah terverifikasi.

Hal ini penting untuk menghindari penyebaran hoaks atau informasi yang tidak akurat.

2. Perhatikan Judul dan Isi Berita - Jangan hanya membaca judulnya saja. Bacalah keseluruhan isi berita untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan komprehensif. Judul yang provokatif seringkali digunakan untuk menarik perhatian, namun isinya bisa jadi tidak sesuai.

Dengan membaca keseluruhan berita, Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman.

3. Cek Tanggal dan Waktu Publikasi - Informasi yang sudah lama atau kedaluwarsa bisa jadi tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Pastikan informasi yang Anda konsumsi adalah informasi terbaru dan masih relevan.

Misalnya, kebijakan pemerintah yang diumumkan setahun lalu mungkin sudah berubah atau digantikan dengan kebijakan baru.

4. Gunakan Logika dan Akal Sehat - Jika sebuah informasi terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan (too good to be true) atau terlalu aneh, cobalah untuk berpikir kritis dan menggunakan akal sehat Anda. Apakah informasi tersebut masuk akal dan sesuai dengan logika?

Jangan mudah percaya dengan informasi yang berlebihan atau sensasional.

5. Bandingkan dengan Informasi Lain - Jangan hanya mengandalkan satu sumber informasi. Cobalah untuk mencari informasi yang sama dari sumber lain dan bandingkan. Apakah ada perbedaan atau kesamaan? Jika ada perbedaan, cari tahu mengapa.

Dengan membandingkan berbagai sumber, Anda bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas dan objektif.

6. Berpikir Sebelum Berbagi - Sebelum Anda membagikan sebuah informasi kepada orang lain, pikirkan dampaknya. Apakah informasi tersebut bermanfaat atau justru bisa menimbulkan keresahan? Apakah informasi tersebut sudah terverifikasi kebenarannya?

Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda sebarkan.

Mengapa Bapak Bambang merasa perlu ada uji laboratorium forensik terhadap ijazah Presiden?

Menurut Prof. Dr. Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, uji laboratorium forensik dilakukan sebagai bagian dari proses hukum untuk membuktikan keabsahan dokumen ijazah tersebut. Hal ini penting untuk menjawab keraguan yang muncul di masyarakat dan memberikan kepastian hukum.

Apa tanggapan Ibu Sinta terkait penolakan hasil uji lab forensik oleh tim pengacara Roy Suryo?

Komjen. Pol. (Purn.) Dr. Ito Sumardi Djaja, M.Si., mantan Kabareskrim Polri, menyatakan bahwa penolakan adalah hak setiap warga negara. Namun, ia menekankan pentingnya menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan menunggu hasil akhir dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Apakah tindakan Bareskrim Polri sudah tepat dalam menindaklanjuti aduan masyarakat, menurut Mas Joko?

Menurut Dr. Refly Harun, seorang pakar hukum tata negara, tindakan Bareskrim Polri perlu dicermati secara seksama. Ia menekankan pentingnya transparansi dan objektivitas dalam proses penyelidikan, serta menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi hasil penyelidikan.

Bagaimana pandangan Mbak Ani mengenai dampak isu ijazah ini terhadap citra pendidikan di Indonesia?

Menurut Dr. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, isu ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas dan transparansi sistem pendidikan di Indonesia. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga integritas pendidikan dan mencegah praktik-praktik yang merugikan.