Inilah Project Nexus Diluncurkan, Apakah QRIS Akan Tergantikan? Simak ulasan lengkapnya!

Sabtu, 31 Mei 2025 oleh aisyah

Project Nexus Diluncurkan: Apakah QRIS Akan Tergantikan?

Catatan: Artikel ini adalah opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi.

Di era serba digital ini, kemudahan dan kecepatan transaksi finansial lintas negara menjadi semakin penting. Bayangkan saja, kita bisa dengan mudah membayar kopi di Jakarta hanya dengan memindai kode QR. Namun, transfer uang ke negara tetangga masih memakan waktu berhari-hari dan biaya yang tidak sedikit. Ironis, bukan?

Kabar baiknya, sebuah inisiatif bernama Project Nexus hadir untuk menjembatani kesenjangan ini. Digagas oleh Bank for International Settlements (BIS), Project Nexus bertujuan untuk menciptakan konektivitas antar negara melalui integrasi sistem pembayaran real-time. Lebih dari sekadar proyek teknologi, Project Nexus berpotensi menjadi tonggak penting menuju sistem keuangan regional (bahkan global) yang lebih inklusif dan berdaulat.

Inilah Project Nexus Diluncurkan, Apakah QRIS Akan Tergantikan? Simak ulasan lengkapnya!

Project Nexus mendapatkan perhatian khusus dari berbagai institusi riset dan pembuat kebijakan. Pengembangan proyek ini bahkan menjadi topik pembahasan dalam ASEAN+3 Finance Think-tank Network (AFTN) Seminar pada 14-15 Mei 2025, yang dihadiri oleh perwakilan dari Asian Development Bank Institute (ADBI), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), dan berbagai think-tank dari negara anggota.

Konektivitas Lintas Negara: Lebih Sederhana dari yang Dibayangkan

Inti dari Project Nexus adalah menciptakan penghubung multilateral antar sistem pembayaran domestik. Alih-alih membangun koneksi bilateral yang kompleks antar negara, Project Nexus menawarkan platform pusat yang dapat diakses oleh semua peserta. Setiap negara cukup terhubung sekali, dan secara otomatis terintegrasi dengan seluruh anggota lainnya.

Sejak diumumkan oleh BIS Innovation Hub (BISIH) pada 2021 dan diuji coba pada 2022-2023, Nexus kini memasuki tahap implementasi awal. Lima negara telah berkomitmen untuk bergabung dalam peluncuran perdananya pada 2026: Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India. Sementara itu, Bank Indonesia akan berperan sebagai pengamat (observer) dan berencana bergabung di masa mendatang.

Negara-negara yang terlibat dalam tahap awal Project Nexus telah memiliki sistem pembayaran instan yang matang. Di Indonesia, QRIS dan BI-FAST menjadi andalan pembayaran ritel domestik. Thailand memiliki PromptPay, Malaysia dengan DuitNow, dan Singapura dengan PayNow. Bahkan, beberapa sistem ini sudah mulai membangun koneksi bilateral sebelum Project Nexus hadir. Contohnya, QRIS sudah dapat digunakan untuk transaksi di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Namun, kerja sama bilateral memiliki keterbatasan. Setiap koneksi antar negara memerlukan pengaturan teknis, kebijakan nilai tukar, dan kesepakatan perlindungan data yang berbeda-beda. Project Nexus menyederhanakan proses ini secara drastis. Dengan pendekatan multilateral, Nexus berfungsi sebagai "bahasa bersama" antar sistem pembayaran nasional.

Bayangkan, pengguna di Indonesia dapat membayar langsung ke pedagang di Manila hanya dengan memindai QR yang sama seperti di dalam negeri. Nomor ponsel atau email yang terdaftar di sistem pembayaran lokal bisa langsung dikenali lintas negara, tanpa perlu membuka rekening di luar negeri atau mengunduh aplikasi baru.

QRIS dan Project Nexus: Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Lantas, apakah Project Nexus akan menggantikan sistem domestik seperti QRIS? Jawabannya adalah tidak. Justru, QRIS akan menjadi bagian penting dari Nexus. Sistem pembayaran nasional tetap menjadi antarmuka yang digunakan konsumen dan pedagang, sementara Project Nexus bekerja di balik layar sebagai penghubung antar sistem.

Dengan kata lain, Nexus tidak bersaing dengan QRIS, melainkan memperluas jangkauannya. QRIS tetap akan digunakan untuk bertransaksi oleh konsumen Indonesia, tetapi ketika terhubung ke Nexus, QRIS bisa digunakan di luar negeri dengan pengalaman yang sama seperti di dalam negeri. Hal ini juga berlaku bagi sistem lain seperti DuitNow atau PayNow.

Selain lebih efisien secara biaya dan waktu, pendekatan ini juga lebih inklusif. Tidak semua pengguna memiliki akses ke layanan perbankan internasional atau dompet digital global seperti PayPal. Namun dengan Nexus, pengguna cukup memiliki akun di sistem domestik dan bisa langsung bertransaksi lintas negara.

Model infrastruktur ini membedakan Project Nexus dari sistem internasional yang sudah ada seperti Visa, Mastercard, atau Western Union. Layanan tersebut biasanya berbasis pada jaringan kartu atau rekening global, dengan biaya layanan yang cukup tinggi dan proses verifikasi yang rumit. Sementara itu, Nexus bekerja dengan identitas pembayaran lokal, dan dipayungi oleh lembaga keuangan resmi di setiap negara.

Dari sisi regulasi dan tata kelola, hal ini menjadi keunggulan tambahan. Nexus memungkinkan negara mempertahankan kedaulatan sistem pembayaran sambil tetap terbuka secara regional. Nilai tukar ditentukan secara transparan, data dilindungi oleh hukum nasional masing-masing, dan risiko sistemik dapat dikelola bersama antar bank sentral.

Manfaat dan Tantangan di Masa Depan

Dampak Project Nexus akan sangat terasa bagi masyarakat. Wisatawan Indonesia yang bepergian ke Bangkok atau Kuala Lumpur tidak perlu lagi menukar mata uang atau membawa banyak uang tunai. Cukup gunakan aplikasi lokal yang sudah mereka pakai, karena sudah terhubung lewat Project Nexus.

Pekerja migran dapat mengirim uang ke keluarganya tanpa perlu membayar biaya pengiriman tinggi atau menunggu berhari-hari. UMKM yang menjual produk ke luar negeri bisa menerima pembayaran langsung ke rekening domestik.

Di sisi makro, integrasi ini juga mendukung arus modal yang lebih efisien, memperkuat kerja sama ekonomi antar negara, dan mempercepat inklusi keuangan lintas batas. Dalam konteks ASEAN yang menargetkan integrasi ekonomi kawasan, Nexus dapat menjadi infrastruktur penting dalam mewujudkan visi tersebut.

Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Harmonisasi aturan perlindungan data, pengawasan anti pencucian uang lintas yurisdiksi, serta pengelolaan risiko siber menjadi isu utama yang harus diatasi bersama. Selain itu, kesiapan teknologi dan sumber daya manusia di masing-masing negara juga menentukan sejauh mana manfaat Project Nexus dapat dirasakan secara merata.

Partisipasi Indonesia dalam Nexus mencerminkan langkah strategis dalam kebijakan ekonomi digital. Dengan populasi terbesar di ASEAN dan ekosistem pembayaran yang terus berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam integrasi keuangan kawasan. Namun hal ini juga menuntut konsistensi kebijakan, peningkatan infrastruktur digital, serta komitmen kuat terhadap tata kelola data dan keamanan siber.

Dengan hadirnya Project Nexus, transaksi lintas negara akan semakin mudah dan terjangkau. Biar kamu makin siap, yuk simak beberapa tips berikut:

1. Pastikan Aplikasi Pembayaranmu Sudah Terhubung dengan QRIS - QRIS adalah gerbang utama kamu untuk bertransaksi di dalam dan luar negeri.

Periksa apakah aplikasi pembayaran yang kamu gunakan (seperti GoPay, OVO, Dana, atau LinkAja) sudah mendukung pembayaran QRIS. Jika belum, segera perbarui aplikasimu.

2. Pelajari Nilai Tukar Mata Uang Terkini - Meskipun transaksi akan otomatis dikonversi, mengetahui nilai tukar akan membantumu memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan.

Kamu bisa menggunakan aplikasi konversi mata uang atau mencari informasi di Google sebelum bertransaksi. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

3. Aktifkan Notifikasi Transaksi - Dengan mengaktifkan notifikasi, kamu akan langsung mendapatkan pemberitahuan setiap kali ada transaksi yang berhasil.

Ini penting untuk memantau pengeluaran dan mencegah transaksi yang tidak sah. Segera hubungi layanan pelanggan jika ada transaksi yang mencurigakan.

4. Gunakan Jaringan Internet yang Aman - Hindari bertransaksi menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak terenkripsi.

Jaringan Wi-Fi publik rentan terhadap peretasan. Gunakan jaringan seluler atau Wi-Fi pribadi yang terpercaya untuk melindungi data pribadimu.

5. Perhatikan Limit Transaksi Harian - Setiap aplikasi pembayaran biasanya memiliki limit transaksi harian.

Pastikan kamu mengetahui limit transaksi yang berlaku agar transaksi kamu tidak terhambat. Jika perlu, kamu bisa meningkatkan limit transaksi sesuai kebutuhan.

6. Laporkan Jika Ada Kejanggalan - Jika kamu menemukan kejanggalan dalam transaksi atau akunmu, jangan ragu untuk segera melaporkannya ke penyedia layanan pembayaran.

Semakin cepat kamu melaporkan, semakin besar peluang masalahmu untuk diselesaikan. Simpan bukti transaksi dan informasi penting lainnya untuk mempermudah proses pelaporan.

"Apakah Project Nexus akan membuat QRIS tidak berguna lagi, menurut pendapat Budi?"

Menurut Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, "Project Nexus justru akan memperkuat posisi QRIS sebagai sistem pembayaran yang andal. QRIS akan tetap menjadi andalan di dalam negeri, sementara Nexus akan memperluas jangkauannya ke luar negeri. Ini adalah kolaborasi yang saling menguntungkan."

"Bisakah saya menggunakan aplikasi GoPay saya untuk membayar di Thailand jika Project Nexus sudah berjalan, kata Siti?"

Kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, "Tentu saja! Jika GoPay Anda sudah terhubung dengan QRIS dan Thailand sudah terintegrasi dengan Project Nexus, Anda bisa menggunakan GoPay Anda untuk membayar di sana. Semudah membayar di Indonesia."

"Apakah biaya transaksi lintas negara akan lebih murah dengan Project Nexus, tanya Joko?"

Menjawab pertanyaan ini, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan, "Salah satu tujuan utama Project Nexus adalah menurunkan biaya transaksi lintas negara. Dengan menghilangkan perantara dan menyederhanakan proses, biaya transaksi diharapkan akan jauh lebih terjangkau."

"Bagaimana dengan keamanan data pribadi saya saat bertransaksi lintas negara dengan Project Nexus, khawatir Ani?"

Menurut Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika, "Keamanan data pribadi adalah prioritas utama. Setiap negara yang berpartisipasi dalam Project Nexus wajib mematuhi standar keamanan data yang ketat. Data Anda akan dilindungi oleh hukum dan regulasi yang berlaku di Indonesia."

"Kapan Project Nexus akan benar-benar bisa digunakan di Indonesia, penasaran Rina?"

Dijelaskan oleh Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, "Saat ini, Bank Indonesia masih berstatus sebagai pengamat dalam Project Nexus. Kami menargetkan untuk bergabung secara penuh dalam beberapa tahun mendatang, setelah semua persiapan teknis dan regulasi selesai."

"Apakah UMKM saya bisa menerima pembayaran dari luar negeri dengan lebih mudah berkat Project Nexus, harap Anton?"

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjawab, "Tentu saja! Project Nexus akan membuka peluang baru bagi UMKM untuk mengembangkan bisnisnya ke pasar internasional. Dengan kemudahan pembayaran lintas negara, UMKM akan lebih mudah menerima pembayaran dari pelanggan di seluruh dunia."