Inilah Kontroversi, Fadli Zon Ungkap Rencana Perubahan Sejarah Indonesia Soal Penjajahan Belanda 350 Tahun, Apa Alasannya yang sebenarnya?
Jumat, 9 Mei 2025 oleh aisyah
Fadli Zon Inisiasi Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Soroti Narasi 350 Tahun Penjajahan Belanda
Narasi tentang Indonesia yang dijajah Belanda selama 350 tahun akan dikaji ulang dalam proyek penulisan ulang sejarah yang tengah digodok. Hal ini diungkapkan oleh Fadli Zon, yang menekankan bahwa pandangan tersebut perlu diubah.
Fadli Zon berpendapat bahwa selama periode yang sering disebut sebagai masa penjajahan itu, berbagai daerah di Indonesia justru aktif melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dengan demikian, narasi yang lebih tepat adalah menekankan semangat perlawanan bangsa Indonesia, bukan sekadar masa penjajahan.
"Menurut saya, *mindset* tentang 350 tahun dijajah itu perlu diubah. Faktanya, kita terus melakukan perlawanan," tegas Fadli Zon di Jakarta Selatan, Selasa (6/5). Ia mencontohkan berbagai perlawanan heroik di berbagai daerah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Perang Diponegoro di Jawa. "Ada perlawanan yang berlangsung hingga 200 tahun, ada juga yang puluhan tahun. Jadi, fokusnya harus digeser dari sejarah penjajahan ke sejarah perlawanan," lanjutnya.
Lebih jauh, Fadli Zon menjelaskan bahwa inisiatif penulisan ulang sejarah ini muncul karena masih banyak masyarakat yang kurang memahami sejarah Indonesia secara utuh. Ia juga mengingatkan pesan penting dari Presiden Soekarno, "Jas Merah" (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah), yang menekankan pentingnya mempelajari dan memahami sejarah bangsa.
"Kita harus mengintensifkan pembelajaran sejarah, mulai dari era prasejarah, proto sejarah, hingga sejarah modern," ujar politisi Partai Gerindra ini. "Kenapa justru ada yang takut dengan sejarah? Sejarah adalah bagian dari masa lalu kita. Untuk memahami hari ini, kita harus melihat ke belakang."
Fadli Zon menambahkan bahwa pemahaman sejarah yang kurang akan menyebabkan hilangnya jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Proyek penulisan ulang sejarah ini ditargetkan selesai sebelum 17 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
Ingin lebih memahami sejarah Indonesia dan menumbuhkan rasa cinta tanah air? Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
1. Kunjungi Museum dan Situs Bersejarah - Museum dan situs bersejarah adalah jendela ke masa lalu. Luangkan waktu untuk mengunjungi museum di daerahmu atau situs-situs bersejarah seperti Candi Borobudur, Kota Tua Jakarta, atau Benteng Rotterdam di Makassar.
Dengan melihat langsung artefak dan bangunan bersejarah, kita bisa lebih menghayati peristiwa yang terjadi di masa lalu.
2. Baca Buku dan Artikel Sejarah - Perkaya pengetahuanmu tentang sejarah Indonesia dengan membaca buku-buku sejarah, biografi tokoh-tokoh penting, dan artikel-artikel sejarah yang kredibel.
Pilihlah sumber bacaan yang terpercaya dan ditulis oleh sejarawan atau ahli sejarah yang kompeten.
3. Tonton Film dan Dokumenter Sejarah - Film dan dokumenter sejarah bisa menjadi cara yang menarik untuk mempelajari sejarah. Cari film-film atau dokumenter yang mengangkat tema-tema sejarah Indonesia, seperti perjuangan kemerdekaan, perlawanan terhadap penjajah, atau kehidupan tokoh-tokoh pahlawan.
Pastikan film atau dokumenter tersebut dibuat berdasarkan riset yang akurat dan disajikan secara objektif.
4. Ikuti Seminar dan Diskusi Sejarah - Hadiri seminar atau diskusi sejarah yang diadakan oleh universitas, lembaga penelitian, atau komunitas sejarah. Ini adalah kesempatan bagus untuk belajar dari para ahli sejarah dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Kamu bisa mendapatkan wawasan baru dan perspektif yang berbeda tentang peristiwa-peristiwa sejarah.
5. Jelajahi Sejarah Lokal - Jangan hanya fokus pada sejarah nasional, tapi juga telusuri sejarah daerahmu sendiri. Cari tahu tentang tokoh-tokoh lokal yang berjasa, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di daerahmu, dan tradisi-tradisi unik yang menjadi bagian dari identitas daerahmu.
Dengan memahami sejarah lokal, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya dan keragaman Indonesia.
6. Berdiskusi dengan Keluarga dan Orang Tua - Seringkali, keluarga dan orang tua kita memiliki cerita-cerita sejarah yang menarik untuk dibagikan. Ajak mereka berdiskusi tentang pengalaman mereka di masa lalu, cerita-cerita tentang kakek-nenek kita, atau peristiwa-peristiwa penting yang mereka saksikan.
Ini adalah cara yang menyenangkan untuk belajar sejarah sambil mempererat hubungan keluarga.
Mengapa Fadli Zon menginisiasi penulisan ulang sejarah Indonesia, menurut pendapat Ibu Ani?
Menurut Ibu Ani, seorang sejarawan, "Inisiatif ini penting karena narasi sejarah yang ada perlu dikaji ulang secara kritis. Kita perlu memastikan bahwa sejarah disajikan secara komprehensif, termasuk peran serta berbagai kelompok masyarakat dalam perjuangan kemerdekaan."
Apa yang dimaksud dengan "Jas Merah" yang sering diungkapkan oleh Presiden Soekarno, menurut penjelasan Bapak Budi?
Bapak Budi, seorang pengamat politik, menjelaskan, "Jas Merah adalah singkatan dari 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah'. Pesan ini menekankan pentingnya bagi bangsa Indonesia untuk selalu mengingat dan belajar dari sejarahnya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan."
Bagaimana pendapat Mas Joko tentang target penyelesaian penulisan ulang sejarah ini sebelum 17 Agustus 2025?
Mas Joko, seorang analis kebijakan publik, mengatakan, "Target ini ambisius, tetapi realistis jika ada dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif dari para sejarawan, akademisi, dan masyarakat. Penting untuk memastikan bahwa proses penulisan ulang sejarah ini dilakukan secara transparan dan akuntabel."
Apa dampak dari pemahaman sejarah yang kurang bagi generasi muda, menurut pandangan Mbak Rina?
Menurut Mbak Rina, seorang psikolog remaja, "Kurangnya pemahaman sejarah dapat menyebabkan generasi muda kehilangan identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Mereka mungkin kurang menghargai perjuangan para pahlawan dan kurang termotivasi untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa."
Bagaimana cara terbaik untuk menanamkan kecintaan terhadap sejarah pada anak-anak, menurut saran Pak Slamet?
Pak Slamet, seorang guru sejarah, menyarankan, "Kecintaan terhadap sejarah dapat ditanamkan melalui cara-cara yang menyenangkan dan interaktif, seperti mengajak anak-anak mengunjungi museum, menonton film sejarah, atau membaca buku cerita sejarah. Penting juga untuk menghubungkan peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari-hari agar anak-anak merasa relevan dan tertarik."