Inilah Kabar Terkini, Robert Francis Prevost Jadi Paus Baru, Terpilih Setelah Konklaf, Penantian Berakhir Sudah
Sabtu, 10 Mei 2025 oleh aisyah
BREAKING: Robert Francis Prevost Terpilih Jadi Paus Baru Setelah Konklaf!
VATICAN CITY, KOMPAS.com - Kabar gembira datang dari Vatikan! Pada Kamis sore, 8 Mei 2025, Robert Francis Prevost, seorang kardinal asal Amerika Serikat, terpilih menjadi Paus baru. Pemilihan ini dilakukan melalui proses konklaf yang berlangsung di Vatikan.
Konklaf dimulai pada hari Rabu, 7 Mei 2025, di Kapel Sistina, Vatikan. Prosesi sakral ini dilakukan setelah wafatnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April lalu.
Kabar terpilihnya Prevost, yang berusia 69 tahun, sebagai Paus ke-267 disambut dengan sukacita. Tanda terpilihnya Paus baru terlihat jelas dari asap putih yang mengepul keluar dari cerobong Kapel Sistina setelah tiga putaran pemungutan suara. Sebelumnya, dalam dua putaran pertama, yang keluar adalah asap hitam, menandakan belum adanya kesepakatan.
Saat diperkenalkan kepada publik dari balkon Basilika Santo Petrus, Paus Prevost disambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari umat Katolik yang hadir.
Konklaf sendiri merupakan proses tertutup yang diikuti oleh para kardinal dari seluruh dunia. Saat ini, terdapat 133 kardinal elektor yang berhak memilih Paus baru.
Selama konklaf berlangsung, sinyal visual berupa asap dari cerobong Kapel Sistina menjadi penanda utama bagi publik. Seperti yang dilansir Vatican News, asap hitam berarti belum ada Paus yang terpilih, sementara asap putih menandakan bahwa para kardinal telah mencapai kesepakatan dan berhasil memilih Paus baru.
Umat Katolik yang telah lama menantikan pemilihan Paus baru di Vatikan langsung bersorak gembira begitu asap putih terlihat keluar dari cerobong Kapel Sistina.
Lonceng-lonceng juga berdentang, mengiringi hasil yang dinantikan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Tayangan langsung dari Vatican Media memperlihatkan ribuan umat Katolik dari berbagai negara yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus meluapkan kebahagiaan mereka. Tepuk tangan riuh terdengar, dan banyak yang mengibarkan bendera negara masing-masing, seperti Italia, Argentina, Monako, Kanada, Irlandia, dan lain-lain.
Pemilihan Paus adalah momen penting bagi umat Katolik di seluruh dunia. Prosesnya yang unik dan tradisinya yang kaya menyimpan makna mendalam. Berikut adalah beberapa tips untuk memahami lebih dalam tentang pemilihan Paus:
1. Pelajari tentang Konklaf - Konklaf adalah pertemuan para kardinal untuk memilih Paus baru. Cari tahu tentang sejarah, aturan, dan proses yang terjadi di dalam konklaf. Dengan begitu, kamu bisa lebih memahami mengapa proses ini begitu sakral dan penting.
Misalnya, pelajari tentang bagaimana para kardinal diisolasi dari dunia luar selama konklaf, dan bagaimana mereka melakukan pemungutan suara secara rahasia.
2. Pahami Arti Asap Hitam dan Putih - Asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina adalah sinyal visual yang sangat penting. Asap hitam menandakan belum ada Paus yang terpilih, sementara asap putih menandakan sebaliknya.
Coba bayangkan betapa tegangnya para umat Katolik yang menunggu di Lapangan Santo Petrus, menantikan warna asap yang akan keluar. Itu adalah momen yang penuh harapan dan doa.
3. Ketahui Peran Kardinal Elektor - Kardinal elektor adalah para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun dan memiliki hak untuk memilih Paus baru. Cari tahu tentang siapa saja kardinal elektor dari berbagai negara.
Mengetahui latar belakang mereka bisa membantu kita memahami dinamika dalam pemilihan Paus.
4. Ikuti Berita dari Sumber Terpercaya - Selama proses pemilihan Paus, banyak berita yang beredar. Pastikan kamu mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya, seperti Vatican News atau media-media Katolik lainnya.
Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan informasi yang akurat dan terhindar dari berita yang tidak benar.
Apa sebenarnya konklaf itu, dan mengapa penting, menurut pendapat Bambang?
Menurut Romo Bambang Susanto, seorang teolog Katolik terkemuka, konklaf adalah proses sakral di mana para kardinal berkumpul untuk memilih Paus baru. Ini penting karena Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik, dan pemilihannya akan menentukan arah dan kebijakan Gereja untuk tahun-tahun mendatang.
Mengapa asap hitam dan putih digunakan sebagai tanda, dan bagaimana cara kerjanya, kata Ratna?
Ratna Sari, seorang jurnalis yang meliput Vatikan selama bertahun-tahun, menjelaskan bahwa asap hitam dan putih adalah cara tradisional untuk mengumumkan hasil pemungutan suara. Asap hitam dihasilkan dengan membakar surat suara bersama dengan bahan kimia tertentu, menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih. Asap putih dihasilkan dengan membakar surat suara dengan bahan kimia lain, menandakan bahwa seorang Paus telah terpilih.
Siapa saja yang berhak memilih Paus, dan apa kriteria mereka, menurut penjelasan Joko?
Menurut Bapak Joko Widodo, seorang pengamat politik dan keagamaan, yang berhak memilih Paus adalah para kardinal elektor. Mereka adalah para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun pada saat lowongan Tahta Suci terjadi. Kriteria utama mereka adalah telah diangkat menjadi kardinal oleh Paus sebelumnya dan dianggap mampu menjalankan tugas berat ini.
Apa dampak terpilihnya Paus baru bagi umat Katolik di Indonesia, menurut Ibu Ani?
Ibu Ani Yudhoyono, seorang tokoh masyarakat dan aktivis kemanusiaan, menyatakan bahwa terpilihnya Paus baru akan memberikan harapan dan semangat baru bagi umat Katolik di Indonesia. Paus baru diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada isu-isu penting yang dihadapi oleh umat Katolik di Indonesia, serta mempererat hubungan antarumat beragama di tanah air.