Inilah Gejolak di Kampus UKSW Salatiga, Mahasiswa dan Dosen Gelar Demonstrasi Besar,besaran Picu Ketegangan Tinggi

Rabu, 7 Mei 2025 oleh aisyah

Inilah Gejolak di Kampus UKSW Salatiga, Mahasiswa dan Dosen Gelar Demonstrasi Besar,besaran Picu Ketegangan Tinggi

UKSW Salatiga Bergejolak: Mahasiswa dan Dosen Tiga Fakultas Turun ke Jalan

Suasana memanas di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Ribuan mahasiswa dan dosen dari tiga fakultas berbeda menggelar aksi demonstrasi, masing-masing dengan tuntutannya. Aksi tersebut menjadi sorotan publik dan menunjukkan adanya gejolak internal yang cukup serius.

FTI: Tuntut Fasilitas Memadai dan Transparansi Keuangan

Lautan biru mewarnai jalanan Salatiga. Ribuan mahasiswa dan dosen Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW, kompak berkaus biru, berjalan kaki dari kampus Diponegoro menuju kampus Kartini. Spanduk-spanduk protes dan mobil bersuara lantang mengiringi langkah mereka. Tuntutan mereka? Peningkatan fasilitas dan transparansi keuangan.

Dekan FTI, Danny, menyampaikan kekecewaannya. "Sebagai fakultas besar yang menyumbang banyak pendapatan, fasilitas kami sangat memprihatinkan. Internet saja amburadul," ujarnya. Danny juga menyoroti banyaknya usulan FTI, termasuk rencana promosi, yang dicoret Rektor. Ia bahkan menduga FTI dijadikan "sapi perah" oleh pimpinan universitas.

"Kami minta audit keuangan! Arogansi pimpinan menciptakan keresahan di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik," tegas Danny.

Ketua Senat Mahasiswa FTI, Klemens Imanuel, menambahkan, "Sebagai fakultas dengan mahasiswa terbanyak, fasilitas di FTI sangat tidak memadai. Kampus kami terpisah dan berada di perbukitan, koneksi Wi-Fi-nya sangat buruk. Padahal ini fakultas teknologi! Bagaimana mahasiswanya bisa kritis, kreatif, dan inovatif?"

Fakultas Hukum dan Teologi Ikut Bersuara

Tak hanya FTI, mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum dan Fakultas Teologi juga menggelar aksi demonstrasi di kampus Jalan Diponegoro. Mereka menyoroti perilaku arogan pimpinan UKSW yang dinilai menciptakan suasana tidak nyaman di kampus.

Sebelumnya, pada Jumat (2/5/2025), mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum telah melakukan long march ke Rektorat. Koordinator aksi, Rezky Passiuola, menjelaskan demonstrasi tersebut merupakan respons atas kesewenang-wenangan rektorat, khususnya terkait pergantian dekan dan jajarannya yang dianggap janggal.

Penggantian Dekan Fakultas Hukum, Prof. Dr. Umbu Rauta, dan beberapa kepala program studi yang dilakukan mendadak pada 30 April 2025 pukul 23.00 WIB dan langsung berlaku 1 Mei 2025, dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai Satya Wacana. "Kami menolak keras pergantian ini!" tegas Rezky.

Gelombang demonstrasi ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan sivitas akademika UKSW dan menuntut perhatian serius dari pimpinan universitas.

Berikut beberapa tips untuk menyampaikan aspirasi di kampus dengan efektif dan damai:

1. Sampaikan Aspirasi dengan Santun - Gunakan bahasa yang sopan dan hindari kekerasan. Fokus pada penyampaian masalah dan solusi, bukan menyerang pribadi.

Contoh: Alih-alih mengatakan "Rektor tidak becus!", katakanlah "Kami merasa kebijakan Rektor tentang X kurang tepat karena Y, dan kami mengusulkan Z sebagai solusinya."

2. Libatkan Perwakilan Mahasiswa - Pastikan aspirasimu terwakili oleh badan perwakilan mahasiswa yang resmi. Koordinasi yang baik akan memperkuat suara mahasiswa.

Contoh: Bekerja sama dengan BEM atau Senat Mahasiswa untuk merumuskan tuntutan dan strategi penyampaian aspirasi.

3. Gunakan Berbagai Media - Jangan hanya mengandalkan demonstrasi. Manfaatkan media sosial, surat pembaca, dan audiensi untuk memperluas jangkauan aspirasi.

Contoh: Buat petisi online, tulis artikel di media kampus, atau ajukan audiensi dengan pihak rektorat.

4. Jaga Kondusivitas Kampus - Pastikan aksi penyampaian aspirasi tidak mengganggu kegiatan akademik dan merusak fasilitas kampus.

Contoh: Bersihkan sampah setelah demonstrasi, hindari vandalisme, dan hormati hak mahasiswa lain yang tidak ikut berdemonstrasi.

Bagaimana sebaiknya mahasiswa menyikapi konflik internal di kampus seperti di UKSW? (Pertanyaan dari Ani Handayani)

Prof. Dr. Fasli Jalal (Pakar Pendidikan): Mahasiswa perlu bersikap kritis dan aktif mencari informasi yang valid dari berbagai sumber. Hindari penyebaran berita bohong dan provokasi. Dukung penyelesaian konflik melalui jalur dialog dan musyawarah.

Apa peran penting transparansi keuangan dalam pengelolaan perguruan tinggi? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan): Transparansi keuangan krusial untuk akuntabilitas dan kepercayaan publik. Dengan transparansi, penggunaan dana dapat diawasi dan dievaluasi, sehingga mencegah penyelewengan dan memastikan dana digunakan untuk kepentingan sivitas akademika.

Bagaimana cara meningkatkan kualitas fasilitas di perguruan tinggi dengan keterbatasan anggaran? (Pertanyaan dari Cindy Permatasari)

Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi): Prioritaskan kebutuhan yang paling mendesak dan berdampak besar bagi mahasiswa. Eksplorasi kerjasama dengan pihak swasta atau alumni untuk mendapatkan pendanaan tambahan. Gunakan teknologi untuk menciptakan solusi yang efisien dan terjangkau.

Apa dampak negatif dari arogansi pimpinan di lingkungan perguruan tinggi? (Pertanyaan dari Dedi Supriyadi)

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): Arogansi pimpinan menciptakan distrust, menghambat komunikasi, dan mematikan kreativitas. Suasana akademik yang sehat membutuhkan kepemimpinan yang demokratis, transparan, dan menghargai aspirasi sivitas akademika.

Bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam mewujudkan good governance di kampus? (Pertanyaan dari Eka Wulandari)

Anies Baswedan (Mantan Gubernur DKI Jakarta): Mahasiswa harus aktif berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, menyampaikan aspirasi secara konstruktif, dan mengawasi kinerja pimpinan universitas. Kritis tapi santun, idealism beriringan dengan solusi.