IHSG Terkoreksi, 6 Saham Malah Mentok ARA, Investor Terkejut?
Rabu, 16 April 2025 oleh aisyah
IHSG Melemah, Namun Enam Saham Justru Melesat Hingga Batas ARA
Rabu (15/4/2025) menjadi hari yang penuh dinamika di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela terkoreksi sebesar 0,65% atau 41,62 poin, mendarat di level 6.400. Penurunan ini sekaligus mengakhiri tren positif IHSG yang telah menguat selama empat hari berturut-turut.
Menariknya, di tengah koreksi IHSG, enam saham justru menunjukkan performa luar biasa dengan menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA). Di antaranya, saham CENT dan FORE tercatat melesat tajam.
Data RTI menunjukkan, dari total transaksi senilai Rp 21,1 triliun, sebanyak 250 saham mengalami kenaikan, 331 saham turun, dan 220 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 29,1 miliar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.161.791 kali.
Sebagian besar sektor saham tertekan pada penutupan perdagangan. Sektor keuangan mengalami penurunan terdalam sebesar 1,2%, disusul sektor transportasi (0,7%), barang konsumsi primer (0,6%), perindustrian (0,6%), dan teknologi (0,4%). Sementara itu, sektor kesehatan dan energi masih menghijau, masing-masing menguat 0,3% dan 0,2%.
Pergerakan IHSG berbanding terbalik dengan beberapa bursa Asia lainnya. Shanghai (China) dan Straits Times (Singapura) masing-masing naik 0,2% dan 0,7%. Di sisi lain, Nikkei (Jepang) dan Hang Seng (Hong Kong) justru anjlok, masing-masing sebesar 1% dan 1,9%.
Kembali ke performa impresif enam saham yang menyentuh ARA, lonjakan harga mereka mencapai lebih dari 34% dalam sehari, menjadikan mereka top gainers.
Pasar saham selalu fluktuatif. Berikut beberapa tips untuk berinvestasi dengan bijak:
1. Jangan Terbawa Emosi - Hindari keputusan investasi berdasarkan rasa takut atau euforia pasar. Misalnya, jangan panik menjual semua saham saat IHSG turun.
2. Diversifikasi Portofolio - Sebarkan investasi Anda ke berbagai instrumen dan sektor untuk mengurangi risiko. Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Contohnya, kombinasikan saham, obligasi, dan reksadana.
3. Lakukan Riset dan Analisis - Pahami fundamental perusahaan sebelum berinvestasi. Jangan hanya ikut-ikutan tren. Analisis laporan keuangan dan prospek bisnis perusahaan.
4. Investasi Jangka Panjang - Pasar saham cenderung memberikan hasil yang optimal dalam jangka panjang. Sabar dan konsisten adalah kunci.
Apa yang menyebabkan IHSG bisa terkoreksi sementara bursa Asia lainnya menguat, seperti yang dialami oleh Shanghai dan Singapura? (Pertanyaan dari Ani)
"Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh banyak faktor, baik global maupun domestik. Sentimen pasar, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, dan arus modal asing semuanya berperan. Meskipun bursa regional bisa menunjukkan tren serupa, perbedaan kondisi di masing-masing negara dapat menyebabkan pergerakan yang berbeda pula." - Destry Damayanti, Ekonom
Bagaimana cara memilih saham yang tepat untuk diinvestasikan? (Pertanyaan dari Budi)
"Penting untuk melakukan analisis fundamental dan teknikal. Perhatikan kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis, dan valuasi saham. Sesuaikan juga pilihan investasi dengan profil risiko Anda." - Lo Kheng Hong, Investor Saham
Apa arti dari Auto Rejection Atas (ARA)? (Pertanyaan dari Citra)
"ARA adalah batas maksimal kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya fluktuasi harga yang terlalu drastis." - Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI
Apakah aman berinvestasi di saham saat IHSG sedang terkoreksi? (Pertanyaan dari Deni)
"Koreksi di pasar saham bisa menjadi peluang untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah. Namun, tetap perlu melakukan analisis dan riset yang cermat sebelum berinvestasi." - Arif Budimanta, Ekonom
Bagaimana dampak pergerakan bursa Asia terhadap IHSG? (Pertanyaan dari Eka)
"Bursa saham global saling terhubung. Sentimen dan pergerakan di bursa Asia, khususnya di negara-negara tetangga, dapat mempengaruhi IHSG. Namun, pengaruhnya tidak selalu dominan dan bergantung pada kondisi pasar domestik." - Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia