Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan Aksi yang Kontroversial Ini

Selasa, 29 April 2025 oleh aisyah

Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan Aksi yang Kontroversial Ini

Google Dituduh Jual Teknologi AI ke Israel, Picu Gelombang Protes Karyawan

Ketegangan kembali memuncak di internal Google. Kali ini, rencana penjualan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari divisi DeepMind ke Israel memicu perlawanan keras dari para karyawan. Bukan hanya soal penjualan teknologi ke sektor pertahanan Israel, tetapi juga buntut dari protes sebelumnya terkait kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel yang berujung pemecatan puluhan karyawan.

Seperti dilaporkan Financial Times, sekitar 300 karyawan DeepMind telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (CWU) sebagai bentuk protes terhadap rencana Google. Mereka khawatir teknologi AI canggih ini akan disalahgunakan oleh militer Israel.

Ini bukan kali pertama karyawan Google menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap hubungan bisnis perusahaan dengan Israel. Kontroversi kontrak layanan cloud dengan Kementerian Pertahanan Israel sebelumnya telah memicu protes terbuka dan berujung pemecatan 28 karyawan. CEO Google, Sundar Pichai, berdalih pemecatan tersebut dilakukan karena para karyawan dianggap mengganggu lingkungan kerja dan merugikan bisnis.

Namun, gelombang pemecatan ternyata belum berakhir. Juru bicara grup aktivis 'No Tech for Apartheid', Jane Chung, mengungkapkan kepada Washington Post (dikutip Forbes) bahwa lebih dari 50 karyawan Google telah dipecat terkait protes tersebut, termasuk mereka yang tidak terlibat langsung dalam demonstrasi. Chung menilai langkah Google ini sebagai upaya membungkam kritik dan menekan perbedaan pendapat.

Google sendiri mengonfirmasi adanya pemecatan lanjutan setelah melakukan investigasi internal. Pihak Google berdalih bahwa karyawan yang dipecat terlibat dalam aktivitas yang mengganggu di lingkungan kantor. Sebelumnya, demonstrasi selama 8 jam dilakukan di kantor Google di Sunnyvale dan New York City untuk menentang kemitraan Google dengan pemerintah Israel, di tengah kekhawatiran teknologi Google akan digunakan militer Israel dalam konflik di Gaza.

Kontroversi seputar teknologi dan etika semakin sering terjadi. Berikut beberapa tips untuk memahaminya:

1. Cari Informasi dari Berbagai Sumber - Jangan hanya mengandalkan satu sumber berita. Bandingkan informasi dari berbagai media dan perspektif untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Misalnya, baca berita dari media internasional dan lokal, serta cari pendapat dari pakar independen.

2. Pahami Konteks Masalah - Setiap isu memiliki latar belakang dan sejarahnya sendiri. Pelajari konteks politik, sosial, dan ekonomi yang melatarbelakangi kontroversi tersebut. Misalnya, dalam kasus Google dan Israel, penting untuk memahami sejarah konflik di wilayah tersebut.

3. Identifikasi Nilai-nilai yang Berbenturan - Kontroversi etika seringkali muncul karena adanya benturan nilai-nilai. Cobalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai apa saja yang dipertaruhkan dalam isu tersebut. Misalnya, dalam kasus ini, nilai-nilai yang berbenturan antara lain kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, dan kepentingan bisnis.

4. Bentuk Pendapatmu Sendiri - Setelah mengumpulkan informasi dan memahami konteks masalah, cobalah untuk membentuk pendapatmu sendiri. Apakah kamu setuju atau tidak setuju dengan tindakan yang diambil oleh pihak-pihak yang terlibat? Berikan alasan yang jelas dan logis untuk mendukung pendapatmu.

Bagaimana dampak pemecatan karyawan Google terhadap citra perusahaan? (Pertanyaan dari Ani Wijaya)

Menurut pengamat bisnis, Rhenald Kasali, pemecatan massal karyawan yang menyuarakan kritik dapat merusak citra perusahaan dan menurunkan kepercayaan publik. Hal ini bisa berdampak negatif pada rekrutmen talenta dan hubungan dengan investor.

Apa implikasi etis dari penjualan teknologi AI ke militer? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

Pakar teknologi informasi, Onno W. Purbo, menekankan pentingnya pertimbangan etis dalam pengembangan dan penjualan teknologi AI, khususnya ke militer. Ada risiko penyalahgunaan yang dapat mengancam keselamatan dan hak asasi manusia.

Bagaimana peran serikat pekerja dalam melindungi hak karyawan Google? (Pertanyaan dari Citra Dewi)

Said Iqbal, Presiden KSPI, menjelaskan bahwa serikat pekerja berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak karyawan, termasuk hak untuk bersuara dan berpendapat. Serikat pekerja dapat menjadi wadah bagi karyawan untuk menyampaikan aspirasi dan melakukan negosiasi dengan perusahaan.

Apa yang dimaksud dengan 'No Tech for Apartheid'? (Pertanyaan dari Dedi Prasetyo)

Aktivis HAM, Usman Hamid, menjelaskan bahwa 'No Tech for Apartheid' adalah gerakan yang menentang penggunaan teknologi untuk mendukung kebijakan diskriminatif dan penindasan, khususnya terhadap Palestina.

Apa potensi dampak teknologi AI dalam konflik bersenjata? (Pertanyaan dari Eka Pertiwi)

Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, menjelaskan bahwa teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi serangan militer, namun juga meningkatkan risiko eskalasi konflik dan korban sipil.

Bagaimana cara menyeimbangkan inovasi teknologi dengan pertimbangan etika? (Pertanyaan dari Fahri Ramdani)

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, perlu ada regulasi dan pengawasan yang ketat terhadap pengembangan dan penggunaan teknologi, serta dialog yang berkelanjutan antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk memastikan inovasi teknologi berjalan seiring dengan nilai-nilai etika.