Dari Tukang Ojek Jadi Pebisnis Sukses, Kisah Inspiratif Crazy Rich Kalimantan yang Mengagumkan, Mengejutkan, dan Memotivasi Anda

Senin, 14 April 2025 oleh aisyah

Dari Tukang Ojek Jadi Pebisnis Sukses, Kisah Inspiratif Crazy Rich Kalimantan yang Mengagumkan, Mengejutkan, dan Memotivasi Anda

Dari Tukang Ojek Jadi Pebisnis Sukses, Kisah Inspiratif Crazy Rich Kalimantan

Kisah sukses Andi Syamsuddin Arsyad, atau yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, sungguh menginspirasi. Siapa sangka, pria asal Batulicin, Kalimantan Selatan, yang lahir pada tahun 1977 ini dulunya hanyalah seorang tukang ojek. Perjalanan hidupnya yang penuh liku, dari perantau anak pedagang tembakau asal Bone, Sulawesi Selatan, hingga menjadi salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, membuktikan bahwa kerja keras dan kegigihan mampu mengubah nasib.

Tak hanya menjadi tukang ojek, Haji Isam juga pernah merasakan kerasnya hidup sebagai operator alat berat dan sopir truk pengangkut kayu. Namun, titik balik kehidupannya terjadi pada tahun 2001. Pertemuannya dengan Johan Maulana, seorang penambang batu bara lokal, membuka pintu gerbang menuju dunia bisnis. Di bawah bimbingan Johan, Haji Isam mempelajari seluk-beluk dunia pertambangan. Dua tahun berselang, ia memberanikan diri untuk memulai usahanya sendiri.

"Pada 2003, Pak Johan meminjami saya modal untuk menyewa alat berat tambang," kenang Haji Isam dalam sebuah wawancara dengan Tempo.

Berawal dari CV Jhonlin Baratama, Haji Isam menjadi kontraktor tambang di PT Arutmin Indonesia, yang merupakan bagian dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie. Bisnisnya terus berkembang pesat hingga CV Jhonlin Baratama bertransformasi menjadi PT Jhonlin Baratama. Kini, perusahaan tersebut mampu memproduksi hingga 400 ribu ton batu bara per bulan dengan omzet fantastis, sekitar Rp 40 miliar.

Tak berhenti di situ, gurita bisnis Haji Isam terus melebar. Ia mendirikan Jhonlin Air Transport untuk bisnis penerbangan, yang mengoperasikan dua pesawat Fokker dan dua helikopter. Di sektor kelautan, ia memiliki Jhonlin Marine yang mengelola 16 kapal tongkang batu bara. Tak ketinggalan, di sektor agribisnis, Haji Isam mengembangkan Jhonlin Agromandiri untuk perkebunan kelapa sawit dan Jhonlin Agro Raya Tbk yang mengelola pabrik biodiesel senilai Rp 2 triliun. Luar biasa, bukan?

Haji Isam juga menjalin kerjasama bisnis dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) melalui PT Kodeco Timber, yang memegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH). "Saya berteman dengan Haji Isam dan merintis bersama sejak 2003," ujar Bamsoet.

Ekspansi bisnis Haji Isam bahkan merambah ke industri gula. Pada akhir 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik gula milik Haji Isam di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, yang dikelola oleh PT Prima Alam Gemilang, anak usaha Jhonlin Group. Presiden Jokowi mengapresiasi keberanian Haji Isam dalam berinvestasi di sektor tersebut.

"Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi," ungkap Jokowi.

Kini, tak hanya nama Haji Isam yang menjadi sorotan, tetapi juga anaknya yang masih berusia muda. Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, ia telah dipercaya menjadi komisaris di perusahaan sang ayah. Sebuah prestasi yang mengundang decak kagum.

Bagaimana Haji Isam bisa sukses di usia muda, Bu Sri Mulyani?

(Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI): Kesuksesan Haji Isam di usia muda menunjukkan pentingnya kegigihan, visi bisnis yang tajam, dan kemampuan memanfaatkan peluang. Di tengah tantangan ekonomi, inovasi dan keberanian mengambil risiko menjadi kunci. Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar lebih banyak entrepreneur muda seperti beliau bermunculan.