Daftar Negara Mulai Hadapi Masalah Beras, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Dampaknya bagi Dunia?

Jumat, 25 April 2025 oleh aisyah

Daftar Negara Mulai Hadapi Masalah Beras, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Dampaknya bagi Dunia?

Krisis Beras Melanda Dunia: Apa yang Terjadi?

Beberapa negara di Asia dan Afrika sedang menghadapi krisis beras. Kekhawatiran akan ketahanan pangan regional meningkat, mendorong negara-negara tersebut mencari solusi, bahkan sampai melirik Indonesia untuk bantuan dan kerjasama.

Malaysia, misalnya, baru-baru ini meminta bantuan Indonesia untuk meningkatkan produksi berasnya. Mereka saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 40-50% kebutuhan nasional dan sisanya bergantung pada impor. Lalu, apa sebenarnya yang memicu krisis ini dan negara mana saja yang terdampak?

Negara-Negara yang Terdampak Krisis Beras

1. Malaysia: Belajar dari Indonesia

Negeri Jiran tengah dilanda krisis pasokan beras. Kenaikan biaya produksi petani, kurangnya benih padi bersertifikat, dan cuaca yang tak menentu menjadi penyebab utama. Akibatnya, beras putih lokal langka dan masyarakat terpaksa membeli beras impor yang lebih mahal. Parlemen Malaysia bahkan meminta pemerintahnya untuk mempelajari strategi pertanian Indonesia yang sukses mencapai swasembada beras.

“Kita sangat membutuhkan beras, untuk itu kita datang ke Indonesia untuk meminta bantuan dan kita juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana mereka bisa berjaya dalam memproduksi beras,” ujar Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, YB Datuk Seri Haji Mohamad bin Sabu, saat berkunjung ke Kementerian Pertanian RI.

2. Jepang: Impor Beras untuk Pertama Kalinya Sejak 1999

Harga beras domestik di Jepang melonjak lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir. Gagal panen akibat cuaca panas ekstrem, peningkatan konsumsi dari sektor pariwisata, dan aksi borong pasca peringatan bencana alam menjadi pemicunya. Pemerintah Jepang melelang beras cadangan nasional, namun terhambat distribusi. Uniknya, untuk pertama kalinya sejak 1999, Jepang mengimpor beras dari Korea Selatan.

3. Filipina: Darurat Keamanan Pangan

Filipina, salah satu importir beras terbesar dunia, juga mengalami lonjakan harga beras. Pemerintah Filipina bahkan mendeklarasikan darurat keamanan pangan dan melepas cadangan beras nasional ke pasar. Meski tarif impor dikurangi, harga tetap tinggi, sekitar Rp14.900-Rp17.900 per kilogram. Rencana pembelian beras dari Vietnam pun tertunda karena penurunan harga global.

4. Kenya: Berjuang Meningkatkan Produksi Domestik

Kenya menghadapi kekurangan beras akibat produksi lokal yang minim dan ketergantungan pada impor. Perubahan iklim, infrastruktur pertanian yang kurang memadai, dan fluktuasi harga global memperburuk situasi. Pemerintah Kenya tengah berupaya meningkatkan produksi domestik dan mencari alternatif pasokan.

5. Thailand: Ekspor Menurun Drastis

Ironisnya, Thailand, salah satu eksportir beras terbesar dunia, justru mengalami penurunan ekspor yang signifikan. Persaingan dari India dan Vietnam, serta melemahnya permintaan menjadi penyebabnya. Tantangan struktural seperti stagnasi produktivitas dan dampak perubahan iklim juga turut memperburuk kondisi sektor pertanian Thailand.

Berikut beberapa tips untuk menghadapi potensi krisis beras:

1. Jangan Panik dan Borong Beras - Membeli beras secukupnya sesuai kebutuhan akan membantu menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bagi semua orang. Misalnya, jika biasanya membeli 5 kg beras per bulan, tetaplah pada jumlah tersebut dan hindari membeli secara berlebihan.

2. Coba Sumber Karbohidrat Alternatif - Indonesia kaya akan sumber karbohidrat lain seperti jagung, singkong, ubi, dan kentang. Mengonsumsi makanan diversifikasi tidak hanya menyehatkan, tapi juga mengurangi ketergantungan pada beras.

3. Kurangi Food Waste - Memastikan setiap butir beras terkonsumsi dan tidak terbuang sia-sia adalah langkah penting. Sisa nasi bisa diolah menjadi nasi goreng atau kerupuk.

4. Tanam Sayuran Sendiri - Jika memungkinkan, menanam sayuran sendiri di pekarangan rumah dapat membantu diversifikasi pangan dan mengurangi pengeluaran belanja.

5. Ikuti Informasi Terkini - Pantau terus informasi terkini mengenai stok dan harga beras dari sumber terpercaya agar tidak terpengaruh oleh berita hoaks.

Apakah Indonesia aman dari krisis beras ini, Pak Jokowi? (Ani Handayani)

Alhamdulillah, stok beras nasional kita saat ini aman dan cukup. Pemerintah terus memantau dan memastikan ketersediaan beras untuk seluruh rakyat Indonesia. - Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia)

Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk membantu petani padi di tengah krisis ini, Bu Susi? (Bambang Hermanto)

Masyarakat bisa mendukung petani dengan membeli beras lokal langsung dari petani atau kelompok tani. Ini akan membantu meningkatkan pendapatan mereka dan menjaga keberlanjutan produksi beras dalam negeri. - Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan)

Bagaimana cara membedakan beras lokal dan impor, Pak Arief? (Cindy Permata)

Beras lokal umumnya memiliki aroma yang khas dan tekstur yang lebih pulen setelah dimasak. Perhatikan juga label kemasan dan pastikan beras tersebut berasal dari Indonesia. - Arief Prasetyo Adi (Kepala Badan Pangan Nasional)

Apa dampak perubahan iklim terhadap produksi beras, Prof. Emil? (Dedi Supriyadi)

Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir yang dapat mengganggu siklus tanam dan menurunkan produktivitas padi. Kita perlu mengembangkan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim. - Emil Salim (Ekonom dan Pakar Lingkungan)