Berburu Harta Karun di Pasar Loak Kota Lama Semarang, Temukan Barang Bekas Unik, Kenangan Musik Retro, Kisah Sejarah Terpendam dan Harga Miring
Senin, 14 April 2025 oleh aisyah
Pasar Loak Kota Lama Semarang, Surga Pemburu Barang Bekas dan Kenangan Musik Retro
Semarang, khususnya kawasan Kota Lama, kini punya daya tarik baru bagi para pemburu barang bekas dan kenangan masa lalu. Bayangkan, di tengah hiruk pikuk kota, terdapat sekitar 35 pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapaknya, menawarkan beragam barang bekas mulai dari mainan jadul, kaset pita rilisan fisik, buku-buku lawas, pakaian branded bekas, hingga alat elektronik dan barang antik yang menggugah nostalgia.
Bermodalkan tikar dan payung besar sebagai pelindung dari sengatan matahari Semarang, para pedagang dengan santai menjajakan dagangannya. Seperti Heru Albar (58), yang setia berjualan setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
"Saya baru setahun berjualan di sini. Fokus jualan baju-baju bekas branded. Harganya terjangkau, mulai dari Rp35.000 sampai Rp50.000, tergantung mereknya," ucap Heru.
Dari Baju Branded Hingga Reklame Kuno
Selain baju bekas bermerek, Heru juga dikenal sebagai penjual barang antik di Pasar Barang Antik Galeri Industri Kreatif (GIK) yang lokasinya tak jauh dari situ. "Kalau barang antik, saya sudah berjualan sekitar 8 tahun. Harganya bervariasi, yang paling mahal biasanya reklame-reklame kuno dan enamel kuno, bisa mencapai Rp5-7 juta," ungkapnya.
Sayangnya, Heru merasakan penurunan minat pembeli dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia menduga lesunya kondisi ekonomi nasional menjadi salah satu faktor penyebabnya. "Dulu ramai sekali, sekarang agak sepi. Mungkin karena ekonomi sedang lesu. Makanya saya ikut buka lapak di sini," ujar Heru.
Mainan Bekas, Kaset Retro, dan Cerita Kehidupan
Kisah serupa juga diungkapkan Ruly Krisbiantoro (58), pedagang mainan bekas yang telah menekuni profesinya sejak tahun 2002. Mainan yang ia jual dibanderol mulai dari Rp5.000 hingga puluhan ribu rupiah. "Saya jual barang-barang lama. Seperti mainan, pernak-pernik kuningan, koin, dan macam-macam. Sekarang anak muda lagi suka kaset rilisan fisik," tutur Ruly.
Uniknya, Ruly dulunya adalah seorang pekerja kantoran yang memutuskan beralih profesi menjadi penjual barang bekas karena merasa lebih menikmati pekerjaannya saat ini. "Pekerjaan ini asyik dan lebih fleksibel. Saya ingin anak-anak muda tahu bahwa barang-barang ini punya sejarah... dan sebenarnya tidak ada orang yang kesulitan cari uang. Apapun bisa, asal kita mau bekerja," kata Ruly bijak.
Anak Muda dan Daya Tarik Barang Vintage
Pasar loak ini juga menjadi tempat favorit para remaja. Rangga (17), misalnya, rajin berkunjung untuk mencari mainan bekas, terutama karakter dari film favoritnya, Toy Story. "Saya suka cari mainan seperti yang ada di Toy Story. Tadi dapat mainan T-Rex Dino warna hijau, murah meriah, cuma Rp5.000-an," ujarnya senang.
Sementara itu, Fahri (17) lebih tertarik dengan kaset musik rilisan fisik, seperti koleksi lagu dari The Beatles, Bon Jovi, hingga Elvis Presley. "Saya suka rilisan fisik karena ada cover-nya, ada nilai seninya. Bagus, dan lebih awet juga kalau kaset. Saya juga punya alat pemutarnya," jelas Fahri.
Apakah pasar loak di Kota Lama Semarang buka setiap hari, Pak Ganjar? (Ditanyakan oleh Ani Widayati)
Pasar loak di Kota Lama Semarang biasanya ramai di akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Namun, beberapa pedagang mungkin berjualan di hari lain juga. Sebaiknya cek langsung ke lokasi atau hubungi pengelola untuk informasi lebih lanjut.
- Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah)